Senin, 18 Juni 2012

Godaan Ketika Berpuasa


Senin, 18 Juni 2012
Bacaan Alkitab: Matius 4:1-11
Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.” (Mat 4:2)


Godaan Ketika Berpuasa


Beberapa waktu yang lalu, saya pernah melakukan doa dan puasa terkait sesuatu hal. Saya sendiri mengimani bahwa ketika ada suatu masalah atau pergumulan yang menurut saya levelnya sudah lebih tinggi dari yang biasa saya hadapi, maka itulah saatnya saya harus berdoa dan berpuasa di hadapan Allah, memohon belas kasihanNya bagi kehidupan saya. Pada saat hari pertama saya memutuskan untuk berdoa dan berpuasa, ternyata di kantor diadakan acara seminar hampir sehari penuh. Dan muncullah godaan yang sangat sulit bagi saya, karena dalam acara tersebut terdapat makan siang dan menu-menunya adalah makanan yang menjadi favorit saya seperti bakwan malang, pempek palembang, dan juga siomay bandung. Jujur saja, makanan-makanan tersebut merupakan target utama saya ketika ada acara, entah itu acara resepsi pernikahan atau acara-acara seperti di kantor ini. Saya sendiri waktu itu sempat sedikit protes kepada Tuhan, “Kok hari pertama udah digoda dengan makanan favorit saya sih Tuhan?”. Tetapi ketika saya membaca perikop Alkitab kita hari ini, saya sadar bahwa Tuhan sendiri juga pernah mengalami hal yang sama seperti yang saya rasakan.

Tuhan Yesus berpuasa 40 hari dan 40 malam di padang gurun, dan akhirnya Yesus pun menjadi lapar (ay. 1-2). Kemungkinan besar puasa Yesus adalah puasa tidak makan, karena secara medis tidak mungkin orang mampu tidak minum selama 40 hari. Di samping itu Alkitab juga mengatakan bahwa Yesus lapar, tetapi tidak haus. Bayangkan jika kita puasa seharian saja, pagi sampai sore, pastilah pada saat sore (saat akan mengakhiri puasa), kita pasti akan berada dalam kondisi kelaparan, dan tidak dapat berpikir jernih bukan? Demikian juga dengan Yesus, pada saat itulah Iblis datang dan berkata, mungkin jika dibahasakan dengan bahasa sekarang akan seperti ini: “Yesus, Engkau kan pasti lapar? Mengapa Engkau tidak mengubah batu-batu ini menjadi roti? Engkau kan Anak Allah yang punya kuasa?” (ay. 3).

Sepintas apa yang disampaikan Iblis adalah rohani. Pada pencobaan pertama, iblis tidak meminta Yesus menyembah kepada iblis, tetapi Iblis mencoba untuk mengarahkan Yesus agar ia lupa dengan tujuan puasa yang semula. Iblis ingin agar Yesus mengakhiri puasa dengan cara membuat batu menjadi roti, suatu hal yang mudah bagi dilakukan oleh Yesus. Tetapi Yesus menolak usulan iblis tersebut dengan mengutip Firman Tuhan (ay. 4). Memang godaan iblis paling ampuh dilawan dengan Firman Tuhan.

Iblis juga tahu bahwa saat berpuasa, pada umumnya manusia tidak akan dapat berpikir panjang. Oleh karena itu setelah gagal dengan usaha pencobaan pertamanya, iblis kemudian mencobai Yesus dengan meminta Ia menjatuhkan diri ke bawah, karena Allah Bapa pasti akan mengutus malaikat-malaikatNya untuk menjaga agar Yesus tidak jatuh (ay. 5-6). Ini merupakan pencobaan kedua, yaitu pencobaan popularitas. Saat ini pun banyak orang Kristen yang ingin populer melaui jejaring sosial. Ketika seseorang mau berpuasa saja, masih sempat update status di Facebook atau Twitter. Apa sih tujuan orang berpuasa? Tuhan Yesus sendiri jika mau menjatuhkan diri dari atas Bait Suci dan malaikat Tuhan menangkap dan menjagaNya agar tidak jatuh, tentu Yesus akan langsung terkenal di antara orang Israel. Tetapi Yesus tidak mau melakukannya (ay. 7), karena esensi berpuasa sendiri adalah menahan dan mengendalikan diri sendiri.

Terakhir, iblis pun menggunakan cara ketiga, yaitu menjanjikan seisi dunia kepada Yesus asal Ia mau menyembahnya (ay. 8-9). Iblis sebenarnya tahu, bahwa Yesus itu adalah Tuhan sendiri, dan berkuasa atas seluruh dunia beserta isinya. Lalu mengapa pula iblis mencobai Yesus dalam hal kekayaan dunia? Ada yang mengatakan bahwa iblis sudah putus asa. Tetapi mungkin saja ini adalah usaha iblis yang terakhir, berharap Yesus lengah dan dalam kondisi lapar akhirnya menyembah iblis. Akan tetapi Yesus masih mampu menguasai diriNya dan mengusir Iblis (ay. 10). Setelah lulus dari pencobaan tersebut, Allah Bapa pun mengutus malaikat-malaikatNya untuk melayani Yesus (ay. 11).

Apa implikasinya bagi kita saat ini? Sederhana saja menuruut saya, apakah selama ini kita sudah sering berpuasa? Berpuasa dalam ajaran Kristen bukan berpuasa untuk menyiksa diri, atau berpuasa untuk mendapatkan amal ibadah. Berpuasa yang benar adalah merendahkan diri kita di hadapan Tuhan dan mempersilahkan Tuhan berkuasa dalam kehidupan kita (Im 23:29). Berpuasa juga berarti merendahkan diri karena menyadari segala dosa-dosa dan kesalahan kita (1 Sam 7:6). Berpuasa juga dapat dilakukan ketika kita memohon kemurahan hati serta belas kasihan Tuhan dalam permasalahan yang kita hadapi (2 Sam 12:22), atau menanyakan kehendak Tuhan bagi kita (2 Taw 20:3). Dalam ayat lain berpuasa tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga agar kita bisa membawa pembebasan bagi orang-orang yang tertindas (Yes 58:3-6). Ketika kita berpuasa, kita pun tidak boleh mencari pujian dari orang lain, misalnya dengan cara berkoar-koar bahwa kita sedang berpuasa, atau menampakkan wajah yang kelaparan sehingga orang lain memuji kita karena kita berpuasa (Mat 6:16-17). Pertanyaannya, sudahkah kita menjadikan puasa sebagai lifestyle kita? Berpuasa bukan menjadi beban, melainkan sebagai anugerah, karena doa dan puasa akan jauh lebih dashyat dampaknya dibandingkan doa biasa (Mat 17:21), tentunya kita pun harus melakukan doa dan puasa dengan motivasi yang benar di hadapan Tuhan.


Bacaan Alkitab: Matius 4:1-11
4:1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
4:3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
4:5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
4:7 Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
4:9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
4:11 Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.