Selasa, 26 Juni 2012

Mengelola Persembahan dari Jemaat


Senin, 25 Juni 2012
Bacaan Alkitab: Nehemia 12:44-47
Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas.” (Neh 12:44)


Mengelola Persembahan dari Jemaat


Ada sebuah lelucon menarik tentang tiga orang yang sedang memberi persembahan kepada Tuhan. Orang pertama membuat garis di tanah, kemudian melemparkan uangnya ke atas. Ketika uang itu jatuh ke tanah, orang tersebut berkata, “Uang yang di sebelah kanan garis tersebut akan saya persembahkan kepada Tuhan, sedangkan uang yang di sebelah kiri garis tersebut adalah milik saya”. Orang kedua membuat lingkaran di atas tanah, kemudian melemparkan uangnya ke atas. Orang tersebut mengatakan bahwa uang yang ada di dalam lingkaran aakan dipersembahkan untuk Tuhan dan yang di luar lingkaran akan menjadi miliknya. Orang ketiga tidak menggambar apa-apa di tanah tetapi langsung melemparkan uangnya ke atas, dan akhirnya uang tersebut berhamburan ke tanah dan langsung dipungut kembali oleh orang ketiga. Orang pertama dan kedua bingung, lalu bertanya kepada orang ketiga, “Kok begitu? Bagaimana caranya kamu menentukan berapa yang dipersembahkan?”. Dengan entengnya orang ketiga menjawab, “Saya melemparkan uang ke atas, biar Tuhan mengambil yang diperlukan, yang tidak diperlukan dan jatuh ke bumi menjadi milik saya”.

Memang hanya lelucon, tetapi kadang-kadang kita juga bersikap sama seperti orang-orang di atas. Apa dasar kita untuk menentukan berapa besar persembahan yang kita berikan? Minimal, apakah ketika kita memberikan persembahan, kita sudah memberikannya dengan penuh sukacita? Bagaimana jika suatu saat pendeta kita berkata, “Kita akan membangun gereja kita menjadi empat lantai, ada ruang-ruang khusus untuk pemuda dan sekolah minggu, bahkan ada ruangan khusus untuk jemaat yang ingin mengadakan pernikahan di gereja? Maukah kita mengambil bagian dalam hal tersebut?

Bangsa Yehuda pada zaman Nehemia (setelah kembali dari pembuangan), menemukan bahwa kondisi negara mereka, khususnya kota Yerusalem, sangat membutuhkan dana untuk membangunnya kembali, khususnya membangun Bait Allah. Saat itu kondisi bangsa Yehuda sendiri pun saya yakin tidak lebih makmur dari sebelum pembuangan. Mereka yang kembali dari pembuangan mungkin hanya memiliki harta seadanya. Akan tetapi bangsa Yehuda tetap memberikan persembahan kepada Tuhan. Untuk mengelola persembahan tersebut, Nehemia mengatur agar ada orang-orang tertentu yang diangkat untuk mengawasi persembahan yang diterima dari segenap bangsa Yehuda tersebut (ay. 44a). Apa tujuannya? Agar persembahan yang diberikan rakyat dapat disampaikan kepada para imam dan orang-orang Lewi sesuai dengan hukum Taurat  (ay. 44b).

Saat itu, Nehemia mengatur agar hamba-hamba Tuhan dan pelayan-pelayan Tuhan yang melayani Tuhan, entah sebagai penyanyi, penunggu gerbang, dan lain sebagainya (ay. 45-46), mendapatkan penghasilan yang layak baginya. Sedangkan persembahan kudus dari rakyat diberikan kepada orang Lewi dan orang Lewi pun memberikan persembahan juga kepada anak-anak Harun (ay. 47). Apa inti dari ini semua?

Saya melihat bahwa di gereja, perlu ada suatu mekanisme yang jelas mengenai persembahan yang dikumpulkan dari jemaat Tuhan. Saya sendiri masih belum pernah masuk dan mengelola keuangan gereja, tetapi saya melihat perlu adanya aturan yang jelas dan fair mengenai keuangan gereja. Sebagai contoh, persembahan mana saja yang masuk ke kas gereja dan mana yang masuk ke kas gembala sidang? Selanjutnya, bagaimana mekanisme dari para pendeta dan hamba-hamba Tuhan yang melayani di gereja tersebut? Apakah semua persembahan diberikan kepada gembala sidang lalu gembala sidang memberikan “honorarium” kepada pendeta dan pelayan yang lain, ataukah dilakukan sistem proporsional, misal gembala sidang memiliki hak 50% dari persembahan yang masuk, wakil gembala 20%, dan seterusnya? Masing-masing gereja tentu memiliki karakteristik tersendiri, tetapi saya melihat, perlu adanya aturan yang jelas mengenai keuangan gereja. Jangan sampai terjadi hal-hal yang justru membuat jemaat tidak kondusif.

Nehemia sendiri mengatur bagaimana persembahan itu harus dikelola, walaupun tidak ditulis secara detail di Alkitab. Tetapi kita tahu bahwa ada pembagian antara pelayan Tuhan, orang Lewi, serta imam (anak-anak Harun). Saya yakin Tuhan sendiri juga suka dengan keteraturan bukan? Jika gereja mampu mengelola berkat-berkat Tuhan dengan profesional namun tetap sesuai koridor Firman Tuhan, saya yakin Tuhan pasti akan senang dan tidak segan-segan lagi memberikan berkatNya kepada gereja tersebut.  Tetapi gereja (dan hamba Tuhan) yang tidak rapi, yang sering teledor mengelola keuangan gereja, bahkan jika sampai ada korupsi atau mark up di dalam gereja, apakah gereja (dan hamba Tuhan) tersebut akan disukai Tuhan?


Bacaan Alkitab: Nehemia 12:44-47
12:44 Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas.
12:45 Karena merekalah yang melakukan tugas pelayanan bagi Allah mereka dan tugas pentahiran, demikian juga para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, sesuai dengan perintah Daud dan Salomo, anaknya.
12:46 Karena sudah sejak dahulu, pada zaman Daud dan Asaf, ada pemimpin-pemimpin penyanyi, ada nyanyian pujian dan nyanyian syukur bagi Allah.
12:47 Pada zaman Zerubabel dan Nehemia semua orang Israel memberikan sumbangan bagi para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang sekadar yang perlu tiap-tiap hari dan mempersembahkan persembahan kudus kepada orang-orang Lewi. Dan orang-orang Lewi mempersembahkan persembahan kudus kepada anak-anak Harun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.