Rabu, 20 Juni 2012

Mengasihi Tuhan Lebih daripada Apapun


Rabu, 20 Juni 2012
Bacaan Alkitab: Matius 10:37-39
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat 10:37)


Mengasihi Tuhan Lebih daripada Apapun


Ketika kita menanyakan kepada seseorang, “Siapakah di dunia ini yang paling anda kasihi?”, apakah jawabannya? Saya rasa jawabannya tergantung kepada siapa orang yang kita tanya. Jika orang yang kita tanya adalah orang yang belum pacaran, jawabannya biasanya adalah orang tuanya. Jika orang yang kita tanya adalah orang yang sudah pacaran, maka biasanya jawabannya adalah pacarnya. Jika orang yang kita tanya adalah orang yang sudah menikah, maka jawabannya biasanya adalah suami atau isterinya. Jika orang yang kita tanya adalah orang yang sudah memiliki anak, maka umumnya jawabannya adalah anaknya. Walaupun memang ada juga orang yang menjawab bahwa di dunia ini mereka sangat mengasihi diri mereka sendiri.

Jawaban-jawaban di atas memang tidak salah. Wajar jika kita mengasihi orang tua kita, pacar kita, suami atau isteri kita, anak-anak kita, atau orang lain yang spesial dalam kehidupan kita. Tetapi pernahkah kita berpikir ketika kita dihadapkan pada pilihan, antara mengasihi Tuhan dengan mengasihi orang-orang tersebut, manakah yang akan kita pilih? Bukan saya yang mengatakan bahwa kita harus memilih salah satu, tetapi Tuhan Yesus sendiri yang mengatakan bahwa Ia akan membawa pemisahan, bahkan di antara anggota keluarga sekalipun (Mat 10:34-36). Terlebih lagi Ia pun mengatakan bahwa siapa yang mengasihi orang lain lebih daripada mengasihi Tuhan, maka orang tersebut tidak layak bagi Tuhan (ay. 37).

Suatu ayat yang sangat keras bukan? Memang ayat tersebut bukan berarti setiap hari kita harus “berantem” dengan keluarga kita. Akan tetapi mungkin saja kita akan mengalami suatu kondisi dimana kita harus memilih, lebih mengasihi keluarga kita atau lebih mengasihi Tuhan. Mungkin saja keluarga kita adalah keluarga yang belum percaya kepada Tuhan, lalu kemudian keluarga kita meminta kita untuk meninggalkan Tuhan, jika tidak maka nama kita akan dihapus dari daftar keluarga dan tidak akan mendapatkan warisan. Apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan lebih memilih keluarga kita daripada memilih Tuhan?

Hal tersebut dapat dikatakan sebagai “salib” yang harus kita pikul. “Salib” ini berbeda-beda antar orang. Tetapi saya yakin bahwa dalam kehidupan kita, ada “salib” yang harus kita tanggung, dan itulah tanggung jawab kita sebagai pengikut Tuhan. Barangsiapa yang tidak mau memikul salibnya dan mengikut Tuhan, maka orang tersebut juga tidak layak bagi Tuhan (ay. 38). Tuhan menuntut suatu pengabdian yang total dari orang-orang yang mau mengikutNya. Bahkan dalam tingkatan yang lebih tinggi atau lebih ekstrim lagi, Tuhan Yesus berkata bahwa siapa yang lebih memilih nyawanya daripada memilih Tuhan, maka ia akan kehilangan nyawanya, dan sebaliknya siapa yang kehilangan nyawanya karena Tuhan, maka ia akan mendapatkan nyawanya (ay. 39).

Mana yang akan kita pilih? Memilih orang-orang yang kita kasihi atau memilih Tuhan? Memang kita pun memiliki tanggung jawab untuk mengasihi orang-orang terdekat kita, entah orang tua kita, saudara kita, pasangan hidup kita, anak-anak kita, dan juga orang-orang lainnya, karena itu memang juga merupakan tanggung jawab kita, dan jika kita lalai maka Tuhan pun akan menuntutnya dari kita. Akan tetapi kita juga memiliki tanggung jawab yang lebih besar lagi, yaitu untuk mengasihi Tuhan lebih daripada apapun. Maukah kita mengasihi Tuhan secara total, lebih daripada kita mengasihi yang lainnya?


Bacaan Alkitab: Matius 10:37-39
10:37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
10:38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.