Selasa, 5
Juni 2012
Bacaan
Alkitab: Wahyu 6:1-8
“Dan ketika Anak Domba itu
membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata:
"Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan
orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan aku
mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata:
"Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah
rusakkan minyak dan anggur itu."” (Why 6:5-6)
Empat
Kuda yang Keluar Saat Meterai Tuhan Dibuka
Bicara tentang kitab Wahyu, kitab ini penuh dengan
simbol yang menggambarkan akhir dari langit dan bumi yang kita kenal, dan menggambarkan
langit dan bumi yang baru. Saya sendiri juga tidak terlalu mengerti tentang
hal-hal yang digambarkan di dalam kitab Wahyu, namun saya rindu kita sama-sama
berjaga-jaga, karena justru ketika kita tidak tahu banyak hal, kita akan lebih
waspada. Bayangkan jika kita tahu bahwa kita akan mati pada usia 70 tahun, maka
kita akan hidup berfoya-foya dan bersenang-senang, melakukan dosa-dosa selama
69 tahun, dan barulah menjelang usia kita 70 tahun kita bertobat. Tetapi ketika
kita tidak tahu kapan kita akan mati, maka kita harus selalu berjaga-jaga agar
hidup kita berkenan kepada Tuhan.
Dalam kitab Wahyu, ada 3 macam gambaran hukuman
Tuhan, yaitu tujuh meterai (Why 6:1-17), dimana ketika meterai yang ketujuh
dibuka maka muncul hukuman Tuhan berupa tujuh sangkakala (Why 8:1-10:7), serta
tujuh cawan murka Allah (Why 16:1-21). Ke-21 hukuman tersebut merupakan hukuman
terhadap manusia dan Iblis atas dosa-dosa yang diperbuat, sampai pada akhirnya
Tuhan menurunkan langit dan bumi yang baru, serta Yerusalem baru, yaitu surga
dimana orang-orang yang percaya kepada Tuhan akan hidup kekal di surga yang
mulia.
Hari ini saya akan menulis tentang empat meterai
pertama, dimana ketika keempat meterai pertama tersebut dibuka, ada seekor kuda
yang maju setiap kali meterai tersebut dibuka. Ketika meterai pertama dibuka,
muncullah seekor kuda putih dan penunggangnya memegang sebuah panah dan
dikaruniakan sebuah mahkota. Penunggang kuda putih ini maju sebagai pemenang
untuk merebut kemenangan (ay. 1-2). Siapa yang digambarkan dengan penunggang
kuda putih ini? Ada yang mengatakan bahwa penunggang kuda putih ini adalah
Yesus, sehingga ketika meterai pertama dibuka maka hal tersebut berarti Injil
diberitakan ke seluruh dunia. Yang lain berpendapat bahwa penunggang kuda putih
ini justru adalah Antikristus, yang pergi untuk menaklukkan seluruh dunia
di bawah kuasanya. Saya sendiri tidak
tahu mana yang benar, tetapi hal tersebut juga jangan membuat kita semakin
apatis, tetapi kita justru harus tetap waspada, karena untuk meterai kedua
sampai keempat justru menggambarkan sesuatu yang lebih jelas lagi.
Ketika meterai kedua dibuka, muncullah kuda merah
padam dan kepada penunggangnya diberikan kuasa untuk mengambil damai sejahtera
sehingga manusia saling membunuh (ay. 3-4). Suka atau tidak suka, jika kita
memperhatikan perkembangan berita akhir-akhir ini, kita tahu bahwa meterai
kedua sudah dibuka, walaupun kuda tersebut masih belum tiba di garis akhir. Peperangan
sekarang ini seakan-akan sudah menjadi hal yang biasa. Tidak hanya di daerah
yang biasa berkonflik seperti Israel dan Palestina, Iran, Irak, dan
Afghanistan. Justru muncul banyak konflik
berdarah di negara-negara Arab seperti Mesir, Siria, dan Lebanon. Bahkan di
Indonesia yang katanya masyarakatnya adalah masyarakat yang ramah, justru
banyak sekali pertikaian yang berujung pada kekerasan.
Meterai ketiga menggambarkan tentang kelaparan.
Ketika meterai ketiga dibuka, muncullah kuda hitam dan orang yang
menungganginya memegang timbangan (ay. 5). Ada suara yang berkata, “Secupak
gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar (ay. 6a). Tetapi janganlah
rusakkan minyak dan anggur itu”. Sedinar adalah upah harian seseorang pada
zaman Romawi. Jika saat ini UMR adalah Rp1,2 juta untuk 30 hari kerja, maka
upah hariannya kira-kira adalah Rp40 ribu sehari. Jadi bayangkan jika uang Rp40
ribu tersebut hanya dapat untuk membeli secupak gandum (dalam konteks saat ini
seperti nasi yang merupakan makanan utama) atau tiga cupak jelai (dalam konteks
saat ini seperti jagung atau singkong yang merupakan makanan pengganti). Hal
tersebut menunjukkan kelaparan yang luar biasa, atau penurunan nilai mata uang
sehingga upah satu hari hanya cukup untuk membeli makanan saja. Tetapi ada
jaminan Tuhan bahwa minyak dan anggur tidak akan dirusakkan (ay. 6b). Minyak dan
anggur merupakan gambaran dari Roh Kudus, yang antara lain berarti bahwa
orang-orang yang hidup dekat dengan Tuhan, yang hidup dipimpin Roh Kudus tidak
akan mengalami dampak dari meterai ketiga tersebut.
Ketika meterai keempat dibuka, mucullah kuda hijau
kuning dan orang yang menungganginya diberi kuasa untuk membunuh (ay. 7-8). Hal
ini menggambarkan tentang kematian yang akan dialami penduduk bumi, baik dengan
peperangan, penyakit, bahkan binatang buas. Alkitab mengatakan bahwa seperempat
penduduk bumi akan mati pada saat meterai keempat dibuka. Kita tidak tahu
apakah gereja akan diangkat sebelum meterai tersebut dibuka, atau gereja juga
akan mengalami masa-masa sengsara tersebut. Tetapi marilah ketika kita membaca
tentang meterai ini, kita hidup lebih sungguh-sungguh lagi di hadapan Tuhan
agar hidup kita berkenan dan juga kita boleh mendapatkan perlindungan dari
Tuhan di tengah-tengah kesusahan yang terjadi di dunia ini. Walaupun di dunia
ini terjadi resesi, tetapi kita pun yakin bahwa orang pilihan Tuhan justru akan
tetap resepsi.
Bacaan
Alkitab: Wahyu 6:1-8
6:1 Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang
pertama dari ketujuh meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat
makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!"
6:2 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda
putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya
dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut
kemenangan.
6:3 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang
kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!"
6:4 Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda
merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil
damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya
dikaruniakan sebilah pedang yang besar.
6:5 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang
ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku
melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya
memegang sebuah timbangan di tangannya.
6:6 Dan aku mendengar seperti ada suara di
tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan
tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur
itu."
6:7 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang
keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!"
6:8 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda
hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut
mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk
membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan
binatang-binatang buas yang di bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.