Senin, 11 Juni 2012
Bacaan Alkitab: Yohanes 12:42-43
“Sebab mereka lebih suka akan kehormatan
manusia dari pada kehormatan Allah.” (Yoh 12:43)
Kehormatan dari Manusia atau Kehormatan dari Allah?
Suatu saat saya
pernah membaca suatu berita, entah benar atau tidak, bahwa salah seorang pemuka
agama lain yang cukup terkenal telah percaya kepada Yesus. Saya tidak berani
menulis bahwa berita tersebut 100% benar karena saya juga mendengarnya dari
orang lain. Akan tetapi saya sangat menyayangkan bahwa berita itu begitu cepat
menyebar hingga menimbulkan keresahan terutama di penganut agama lain tersebut.
Tidak berapa lama setelah itu orang tersebut akhirnya meninggal dan dimakamkan
dengan mengikuti tata cara agama lain tersebut.
Saya tidak
mengetahui apakah orang tersebut memang telah sungguh-sungguh percaya secara
pribadi kepada Tuhan Yesus ataukah itu hanya isu semata. Kadang-kadang orang
Kristiani begitu semangat mem-forward berita-berita
seperti ini sehingga kalaupun orang tersebut memang sudah percaya kepada Yesus,
akhirnya karena pemberitaan yang begitu ramai ditambah tekanan dari golongan
tertentu mengakibatkan orang tersebut harus menyangkal berita tersebut. Mungkin
saja orang tersebut memang benar-benar telah percaya namun karena tekanan orang
mereka tidak mengakuinya dengan terus terang supaya mereka tidak dikucilkan.
Hal tersebut juga
telah terjadi pada zaman Yesus. Alkitab mengatakan bahwa banyak
pemimpin-pemimpin Yahudi yang percaya kepadaNya, terutama mereka-mereka yang
memang menyelidiki Kitab Suci dan berpikiran terbuka (ay. 42a). Jika kita
perhatikan, mereka itu antara lain Nikodemus, salah seorang pemimpin agama
Yahudi (Yoh 3:21), dan Yusuf dari Arimatea, salah seorang anggota Majelis Besar
yang terkemuka (Mrk 15:42-47), serta Gamaliel, ahli Taurat yang sangat
dihormati (Kis 5:34-39). Mereka ini kemungkinan besar adalah orang-orang yang
percaya kepada Yesus, dan mungkin masih banyak lagi pemimpin-pemimpin lain yang
telah percaya kepada Yesus, namun beberapa di antara mereka tidak berani
mengakuinya secara terus terang supaya mereka tidak dikucilkan (ay. 42b).
Banyak alasan
mengapa mereka melakukan hal tersebut. Mungkin saja mereka telah memiliki karir
yang baik, telah menduduki posisi yang baik, telah mendapatkan penghasilan yang
baik, telah memiliki pengikut yang banyak, dan lain sebagainya. Tetapi Alkitab
menyimpulkan alasan tersebut dalam satu kalimat sederhana, yaitu lebih suka
akan kehormatan dari manusia daripada kehormatan dari Allah (ay. 43). Mereka
lebih mementingkan hal-hal duniawi ketimbang hal-hal rohani. Mereka takut
kehilangan apa yang mereka telah lakukan di dunia ini ketimbang mendapatkan
hidup kekal di surga kelak.
Lalu mungkin ada
yang bertanya, “Jika demikian, apakah orang-orang seperti itu nanti akan masuk
surga?”. Jujur saya tidak tahu 100% jawabannya karena keputusan tersebut adalah
tergantung Bapa di surga. Mungkin saja orang tersebut sebelum mati ternyata
sudah benar-benar percaya kepada Tuhan, dan menerima Yesus sebagai Juruselamat
pribadinya (walaupun hampir seumur hidupnya ia belum percaya), dan Tuhan Yesus
mencontohkan bahwa orang-orang seperti ini akan diselamatkan, sama seperti
penjahat yang disalib di samping Tuhan Yesus yang bertobat pada detik-detik terakhir hidupnya (Luk 23:42-43). Namun di
sisi lain, Alkitab juga mengatakan bahwa keselamatan juga tidak hanya cukup
dikatakan di dalam hati tetapi juga dengan mengakuinya lewat mulut kita (Rm
10:9-10).
Oleh karena
setiap orang memiliki jalan hidup yang masing-masing berbeda, saya tidak dapat
meng-judge apakah si A ini akan masuk surga, atau si B tidak
masuk surga, dan seterusnya. Akan tetapi, bagi kita yang masih hidup, adalah
lebih baik untuk percaya kepada Tuhan dan mengaku dengan mulut kita, bahkan
hidup mencerminkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Tidak perlu
sembunyi-sembunyi hidup sebagai orang Kristen. Saya pernah mendengar bahwa ada
orang-orang yang masih sembunyi-sembunyi pergi ke gereja, mereka menyembunyikan
Alkitab dalam tas, atau masih malu berdoa sebelum makan di depan orang lain,
karena mereka malu akan identitas kekristenan mereka. Alkitab sendiri
mengatakan bahwa setiap orang yang mengakui Tuhan di depan manusia, maka Tuhan juga
akan mengakuinya di depan Bapa kita yang di sorga (Mat 10:32). Jadi mengapa
harus malu menjadi anak-anak Tuhan? Justru kita harus bangga menjadi anak-anak
Tuhan dan menunjukkan bahwa hidup kita sudah diubahkan oleh Tuhan, sehingga
orang lain yang melihat kita juga dapat memuliakan Tuhan.
Bacaan Alkitab: Yohanes 12:42-43
12:42 Namun
banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena
orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka
jangan dikucilkan.
12:43 Sebab
mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.