Rabu, 30
Mei 2012
Bacaan
Alkitab: Mazmur 144:3-4
“Ya TUHAN, apakah manusia
itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau
memperhitungkannya?” (Mzm 144:3)
Manusia
di Hadapan Tuhan
Saya pernah melihat suatu video yang menggambarkan
bagaimana manusia itu di bandingkan dengan alam semesta. Seakan-akan kamera
yang merekam tersebut kemudian naik hingga ke atas awan, sehingga terlihat
manusia semakin lama semakin kecil hingga tidak terlihat, kemudian naik terus
hingga terlihat seluruh bulatan bumi. Lalu bumi pun semakin lama semakin kecil
ketika video itu membandingkan matahari dengan bumi, dan begitu seterusnya
hingga matahari pun semakin kecil jika dibandingkan dengan galaksi-galaksi dan
alam semesta ini.
Memang di bumi ini kita merasa bahwa kita
(manusia) adalah makhluk yang paling modern dan paling berakal budi. Manusia
mampu melakukan apa saja, dari menciptakan hal-hal yang berguna bagi orang
lain, hingga merusak alam. Bahkan saat ini manusia pun bertindak seakan-akan
mereka adalah Tuhan. Manusia sanggup membuat kloning hewan, bahkan tidak mungkin
dalam beberapa tahun ke depan mereka juga akan membuat kloning manusia. Manusia
pun menciptakan senjata-senjata yang canggih, sehingga dapat membunuh banyak
orang sekaligus. Manusia semakin pintar tetapi juga semakin rentan hidup jauh
dari Tuhan.
Tuhan kita tentu saja adalah Tuhan yang luar biasa
besar. Ia adalah Tuhan yang menciptakan dunia ini beserta isinya, termasuk
segala benda langit dan alam semesta ini. Mengapa pemazmur berkata bahwa Tuhan
begitu memperhatikan dan memperhitungkan manusia (ay. 3)? Tidak lain dan tidak
bukan adalah karena manusia adalah satu-satunya ciptaan Tuhan yang diciptakan
menurut rupa dan gambar Allah (Kej 1:26). Dengan demikian, manusia juga
memiliki rupa dan gambar Allah dalam dirinya, walaupun rupa dan gambar Allah
ini akhirnya rusak karena dosa, tetapi hal ini tidak mengurangi kasih Tuhan
kepada manusia. Tuhan tetap mengasihi manusia, bahkan karena kasihNya kepada
manusia, termasuk saya dan anda, Tuhan pun turun ke dunia ini dalam rupa Yesus
Kristus untuk menyelamatkan manusia dari dosa (Yoh 3:16).
Tuhan kita adalah Tuhan yang kekal, demikian juga
manusia, walaupun usia kita di dunia ini hanya 70 sampai 80 tahun saja (Mzm
90:10), tetapi kita pun nantinya akan hidup dalam kekekalan, tinggal memilih
saja mau hidup kekal di surga, atau mau hidup kekal di neraka. Hidup kita di
dunia ini sama seperti angin, hari-hari kita sama seperti bayang-bayang yang
lewat (ay. 4). Di ayat lain, Firman Tuhan pun mengatakan bahwa manusia itu
bagaikan uap (Yak 4:14). Jika demikian, bukankah kita seharusnya lebih
memfokuskan diri dan mempersiapkan diri kita untuk kehidupan kekal,
dibandingkan dengan kehidupan kita di dunia ini?
Kita berharga di hadapan Allah (Yes 43:4), oleh
karena itu sudah seharusnya kita yang adalah ciptaan Allah, hidup benar di
hadapan Allah. Hidup kita harus memuliakan Allah, bukan memuliakan kita. Hidup
kita harus memiliki tujuan yang benar, yaitu tujuan yang Allah berikan bagi
kita masing-masing, dan hidup kita harus sesuai dengan tujuan yang Allah
berikan tersebut. Sudahkah kita hidup seperti itu? Sudahkah kita hidup benar di
hadapan Tuhan? Sudahkah hidup kita memuliakan Tuhan? Atau justru sebaliknya, ketika
orang lain melihat kehidupan kita, justru mereka tidak bisa memuliakan Tuhan
karena kehidupan kita begitu buruknya?
Bacaan
Alkitab: Mazmur 144:3-4
144:3 Ya TUHAN, apakah manusia itu, sehingga
Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya?
144:4 Manusia sama seperti angin, hari-harinya
seperti bayang-bayang yang lewat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.