Selasa, 05 Juni 2012

Manusia di Hadapan Tuhan


Rabu, 30 Mei 2012
Bacaan Alkitab: Mazmur 144:3-4
Ya TUHAN, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya?” (Mzm 144:3)


Manusia di Hadapan Tuhan


Saya pernah melihat suatu video yang menggambarkan bagaimana manusia itu di bandingkan dengan alam semesta. Seakan-akan kamera yang merekam tersebut kemudian naik hingga ke atas awan, sehingga terlihat manusia semakin lama semakin kecil hingga tidak terlihat, kemudian naik terus hingga terlihat seluruh bulatan bumi. Lalu bumi pun semakin lama semakin kecil ketika video itu membandingkan matahari dengan bumi, dan begitu seterusnya hingga matahari pun semakin kecil jika dibandingkan dengan galaksi-galaksi dan alam semesta ini.

Memang di bumi ini kita merasa bahwa kita (manusia) adalah makhluk yang paling modern dan paling berakal budi. Manusia mampu melakukan apa saja, dari menciptakan hal-hal yang berguna bagi orang lain, hingga merusak alam. Bahkan saat ini manusia pun bertindak seakan-akan mereka adalah Tuhan. Manusia sanggup membuat kloning hewan, bahkan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan mereka juga akan membuat kloning manusia. Manusia pun menciptakan senjata-senjata yang canggih, sehingga dapat membunuh banyak orang sekaligus. Manusia semakin pintar tetapi juga semakin rentan hidup jauh dari Tuhan.

Tuhan kita tentu saja adalah Tuhan yang luar biasa besar. Ia adalah Tuhan yang menciptakan dunia ini beserta isinya, termasuk segala benda langit dan alam semesta ini. Mengapa pemazmur berkata bahwa Tuhan begitu memperhatikan dan memperhitungkan manusia (ay. 3)? Tidak lain dan tidak bukan adalah karena manusia adalah satu-satunya ciptaan Tuhan yang diciptakan menurut rupa dan gambar Allah (Kej 1:26). Dengan demikian, manusia juga memiliki rupa dan gambar Allah dalam dirinya, walaupun rupa dan gambar Allah ini akhirnya rusak karena dosa, tetapi hal ini tidak mengurangi kasih Tuhan kepada manusia. Tuhan tetap mengasihi manusia, bahkan karena kasihNya kepada manusia, termasuk saya dan anda, Tuhan pun turun ke dunia ini dalam rupa Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia dari dosa (Yoh 3:16).

Tuhan kita adalah Tuhan yang kekal, demikian juga manusia, walaupun usia kita di dunia ini hanya 70 sampai 80 tahun saja (Mzm 90:10), tetapi kita pun nantinya akan hidup dalam kekekalan, tinggal memilih saja mau hidup kekal di surga, atau mau hidup kekal di neraka. Hidup kita di dunia ini sama seperti angin, hari-hari kita sama seperti bayang-bayang yang lewat (ay. 4). Di ayat lain, Firman Tuhan pun mengatakan bahwa manusia itu bagaikan uap (Yak 4:14). Jika demikian, bukankah kita seharusnya lebih memfokuskan diri dan mempersiapkan diri kita untuk kehidupan kekal, dibandingkan dengan kehidupan kita di dunia ini?

Kita berharga di hadapan Allah (Yes 43:4), oleh karena itu sudah seharusnya kita yang adalah ciptaan Allah, hidup benar di hadapan Allah. Hidup kita harus memuliakan Allah, bukan memuliakan kita. Hidup kita harus memiliki tujuan yang benar, yaitu tujuan yang Allah berikan bagi kita masing-masing, dan hidup kita harus sesuai dengan tujuan yang Allah berikan tersebut. Sudahkah kita hidup seperti itu? Sudahkah kita hidup benar di hadapan Tuhan? Sudahkah hidup kita memuliakan Tuhan? Atau justru sebaliknya, ketika orang lain melihat kehidupan kita, justru mereka tidak bisa memuliakan Tuhan karena kehidupan kita begitu buruknya?


Bacaan Alkitab: Mazmur 144:3-4
144:3 Ya TUHAN, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya?
144:4 Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.