Selasa, 19 Juni 2012
Bacaan Alkitab: 1 Raja-raja
17:5-9
“Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:
"Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di
sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau
makan."” (1 Raj 17:8-9)
Ketika Tuhan Mengeringkan Sungai Sumber Berkat Kita
Elia adalah salah
satu nabi Tuhan yang luar biasa. Ia mampu berdoa dan hujan pun tidak turun
selama 3,5 tahun (Yak 5:17). Bayangkan saja jika di kota kita tidak turun hujan
selama satu bulan penuh, pasti rasanya sangat panas, bahkan di beberapa tempat
terutama di daerah pedesaan tanaman akan kering, termasuk sungai-sungai. Tapi
di awal masa kekeringan itu, Tuhan memerintahkan Elia untuk pergi dan
bersembunyi di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Elia pun
melakukan dengan tepat seperti Firman Tuhan (ay.5). Jika kita perhatikan,
kehidupan Elia di tepi sungai Kerit sudah sangat aman dan nyaman. Ada air yang
mengalir di sungai tersebut sehingga ia pun tidak kekurangan air. Selain itu,
Tuhan pun mengirim burung gagak membawa roti dan daging kepada Elia, sehingga
ia pun tidak kekurangan makanan (ay. 6).
Sepintas kita melihat
bahwa pada posisi tersebut, Elia sudah merasa aman dan tenang. Ada perlindungan
Tuhan dan ia pun tidak kekurangan makanan dan minuman di sana. Akan tetapi,
beberapa waktu kemudian, terjadi suatu kondisi yang membuat Elia harus mengubah
haluan. Sungai Kerit yang selama ini diandalkan Elia sebagai sumber air
ternyata juga menjadi kering, karena hujan tidak turun di negeri tersebut (ay.
7). Alkitab tidak mengatakan apakah burung gagak itu juga masih tetap memberi
makan Elia atau tidak, tetapi pada saat itu Tuhan pun berfirman kepada Elia
untuk pergi dari sungai Kerit tersebut ke daerah Sarfat di Sidon dan diam di
kota tersebut, karena Tuhan akan memerintahkan seorang janda untuk memberi Elia
makan (ay. 8-9).
Jika kita berada
dalam posisi Elia, apakah kita akan menuruti Firman Tuhan tersebut? Ingat bahwa
Elia adalah seorang nabi yang doanya didengar Tuhan. Kalau Elia berdoa agar
hujan tidak turun dan hujan benar-benar tidak turun selama bertahun-tahun, bukankah
sangat mungkin bagi Elia untuk meminta kepada Tuhan agar sungai Kerit tidak
kering dan burung gagak tetap memberinya makan? Saya rasa jika Elia berdoa
seperti itu pasti Tuhan juga akan mendengarnya bukan? Lalu mengapa Elia justru
mau bersusah-susah pergi dari sungai Kerit ke Sarfat, terlebih Tuhan mengatakan
bahwa nanti akan ada janda yang akan memberinya makan? Bukankah ia harus
berjalan berhari-hari di tengah kondisi alam yang kering karena hujan sudah
tidak turun lagi? Bukankah sepertinya diberi makan oleh burung gagak terlihat
lebih rohani ketimbang diberi makan oleh seorang janda?
Walaupun
demikian, Alkitab mengatakan bahwa Elia taat akan kehendak Tuhan. Ia mau taat
kepada kehendak Tuhan, walau ia harus meninggalkan zona nyamannya di tepi
sungai Kerit. Ia berani mempertaruhkan risiko dengan pergi mengikuti kehendak
Tuhan, walau mungkin bagi orang lain, lebih mustahil seorang janda bisa memberi
makan. Demikian juga kadang-kadang dalam kehidupan kita, Tuhan seperti meminta
kita untuk meninggalkan kehidupan kita yang sudah nyaman dengan berkat-berkat
Tuhan, dan meminta kita untuk pergi memulai suatu siklus yang baru bersama
Tuhan. Kadang-kadang akan ada masa dimana kita harus belajar percaya kepada
Tuhan, melihat jauh ke depan dan tidak melihat ke belakang lagi. Pada saat itu,
iman kita akan diuji, apakah kita mau meninggalkan keinginan diri sendiri dan
mengikuti keinginan Tuhan, yang mungkin tidak masuk logika kita?
Mungkin saja
suatu saat nanti, atau bahkan saat ini Tuhan berbicara kepada kita untuk
meninggalkan segala pekerjaan dan karir kita dan mengikut Tuhan secara total.
Saya tahu bahwa hal tersebut tidaklah mudah, saya sendiri pun mungkin masih
akan pikir-pikir jika Tuhan meminta hal tersebut kepada saya. Akan tetapi
pertanyaannya tetap sama, apakah kita mau meninggalkan zona nyaman kita dan
pergi ke tempat yang baru yang Tuhan inginkan bagi kita? Memang sulit, tetapi kita
akan sanggup melakukannya jika saja kita ingat bahwa Tuhanlah yang memberikan
berkat bagi kita selama ini, dan jika Tuhan yang meminta kita untuk pergi ke
tempat yang baru dan meninggalkan segala berkat dan fasilitas yang telah kita
terima di tempat yang lama, pasti Tuhan juga akan memberikan berkat bagi kita
di tempat yang baru. Kuncinya adalah yakin bahwa itu adalah suara Tuhan, taat
kepada suara Tuhan, dan mengikuti kehendak Tuhan, maka segala hal yang lain
akan ditambahkan kepada kita. Jika kita membaca kelanjutan kisah Elia dalam
Alkitab, kita akan tahu bahwa Elia pun akhirnya tetap mendapatkan makanan
dengan cara yang ajaib. Tuhan kita akan memenuhi segala yang kita perlukan,
ketika kita terlebih dahulu mencari Tuhan, bukan mencari berkatNya. Justru
ketika “sungai” yang biasa kita andalkan menjadi kering, itu adalah salah satu
pertanda bagi Tuhan bahwa Ia akan membuka “jalan” yang baru untuk memberkati
kita.
Bacaan Alkitab: 1 Raja-raja
17:5-9
17:5 Lalu ia
pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai
Kerit di sebelah timur sungai Yordan.
17:6 Pada waktu
pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia
minum dari sungai itu.
17:7 Tetapi
sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di
negeri itu.
17:8 Maka
datanglah firman TUHAN kepada Elia:
17:9
"Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di
sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau
makan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.