Minggu, 4 November 2012
Bacaan Alkitab: Ayub 14:14-15
“Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi?
Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba
giliranku” (Ay 14:14)
Bagaimana Kita Hidup Sebelum Mati?
Suka atau tidak
suka, hidup kita di dunia itu adalah hidup yang sementara. Setiap manusia pasti
akan mati. Permasalahannya, kita tidak akan pernah tahu kapan kita akan mati.
Jika kita tahu bahwa kita akan mati 10 tahun lagi, maka bisa jadi selama 9 tahun
kita akan berbuat dosa dan baru bertobat di satu tahun terakhir, atau mungkin
bahkan baru bertobat di hari terakhir. Bahkan jika kita tahu hari kematian kita
dan bagaimana kita akan mati, mungkin kita akan berusaha mati-matian untuk
menghindari kematian kita.
Tetapi
permasalahannya adalah bahwa setiap orang memang harus mati, dan orang yang
sudah mati tidak akan kembali hidup lagi (ay. 14a). Memang dalam beberapa kasus
ada orang-orang yang sudah mati dibangkitkan kembali, bahkan Alkitab pun
menyebutkan sejumlah orang mati yang dibangkitkan oleh Tuhan Yesus. Akan tetapi
itu pun menjadi suatu pengecualian, karena berarti ada maksud Tuhan ketika ia
boleh kembali ke dunia lagi. Tetapi inti dari perkataan Firman Tuhan di ayat
14a tersebut adalah bahwa semua orang, walaupun mungkin pernah dihidupkan dari
kematian, pada akhirnya tetap akan mati, minimal mati dalam usia tua. Semua
orang memang harus mati dan harus menghadap tahta Allah nantinya untuk
dihakimi.
Oleh karena itu,
mengingat sebenarnya kita hidup di dunia ini hanya sebentar saja (dibandingkan
dengan kekekalan yang kekal selama-lamanya), bukankah kita harus menyerahkan
kehidupan kita ke dalam tangan Tuhan yang telah menciptakan kita? Sangat benar
Firman Tuhan yang kita baca hari ini yaitu bahwa kita harus menaruh harapan
kita selama hari-hari pergumulan kita, hingga tiba giliran kita nantinya (ay.
14b). Memang hidup ini merupakan pergumulan setiap hari bahkan setiap saat.
Itulah mengapa bayi yang baru lahir menangis (karena harus siap menghadapi
pergumulan di dunia), dan orang yang mati di dalam Tuhan ketika meninggal akan
tersenyum (karena kembali ke rumah Bapa, di mana tidak akan ada air mata di
sana).
Sejak zaman Adam
dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Tuhan sudah mengatakan bahwa hidup akan sulit dan
penuh dengan pergumulan. Manusia harus mencari nafkah dengan susah payah, dan
pada akhirnya ketika mati nanti akan kembali ke tanah (Kej 3:19). Oleh karena
itulah, kita benar-benar harus mengandalkan Tuhan dalam kehidupan kita, karena
kita tidak akan mampu berjalan sendiri di dunia ini tanpa Tuhan. Bahkan jika
kita mampu berjalan di dunia ini dengan segala kerja keras kita sehingga kita
bisa sukses di dunia ini dan memiliki banyak harta, semua itu tidak akan
berarti ketika kita nanti menghadap pengadilan Tuhan, karena hanya di dalam
Tuhanlah ada keselamatan dan hidup kekal di surga nanti.
Jadi, bagaimana
kita harus hidup di dunia? Kita harus hidup dalam cara yang sama dengan cara
ketika kita nanti hidup di surga nanti. Pertama, kita harus hidup dalam
hubungan yang dekat dan intim dengan Tuhan. Alkitab mengatakan bahwa ketika Tuhan
memanggil kita, kita pun akan menyahut (ay. 15a). Ini menggambarkan suatu
hubungan yang intim bahwa Tuhan pun dapat langsung memanggil kita dan kita pun
dapat langsung menjawab. Bandingkan kondisi saat manusia jatuh ke dalam dosa,
dimana Tuhan memanggil Adam dan Hawa tetapi mereka malah bersembunyi (Kej
3:9-10). Kita harus seperti Samuel yang menjawab panggilan Tuhan (1 Sam 3:10), Yesaya
(Yes 6:8), dan banyak contoh lainnya di dalam Alkitab.
Menjawab Tuhan
juga berarti kita mau melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Ketika Tuhan
meminta kita untuk melakukan sesuatu, maka apakah kita mau melakukan atau tidak
tergantung dari iman kita dan juga tergantung dari tingkat dan kualitas hubungan
kita dengan Tuhan selama ini. Jika ada orang yang baru kita kenal meminta kita
melakukan sesuatu, tentu kita akan berpikir ulang sepuluh kali untuk melakukan
permintaannya itu bukan? Akan tetapi jika orang tua kita atau pasangan kita
yang telah kita kenal bertahun-tahun dan kita sangat kasihi meminta kita
melakukan sesuatu, pasti kita akan segera melakukannya bukan? Itu adalah
gambaran bagaimana seharusnya hubungan kita dengan Tuhan ketika kita hidup di
dalam dunia ini. Dan ketika kita sudah mencapai tingkatan tersebut, pasti Tuhan
akan sangat rindu mengasihi dan memberkati kita dengan luar biasa (ay. 15b).
Bacaan Alkitab: Ayub 14:14-15
14:14 Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup
lagi? Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba
giliranku;
14:15 maka Engkau akan memanggil, dan aku pun
akan menyahut; Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.