Jumat, 02 November 2012

Bagaimana Kita Hidup Sebelum Mati?



Minggu, 4 November 2012
Bacaan Alkitab: Ayub 14:14-15
Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi? Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku” (Ay 14:14)


Bagaimana Kita Hidup Sebelum Mati?


Suka atau tidak suka, hidup kita di dunia itu adalah hidup yang sementara. Setiap manusia pasti akan mati. Permasalahannya, kita tidak akan pernah tahu kapan kita akan mati. Jika kita tahu bahwa kita akan mati 10 tahun lagi, maka bisa jadi selama 9 tahun kita akan berbuat dosa dan baru bertobat di satu tahun terakhir, atau mungkin bahkan baru bertobat di hari terakhir. Bahkan jika kita tahu hari kematian kita dan bagaimana kita akan mati, mungkin kita akan berusaha mati-matian untuk menghindari kematian kita.

Tetapi permasalahannya adalah bahwa setiap orang memang harus mati, dan orang yang sudah mati tidak akan kembali hidup lagi (ay. 14a). Memang dalam beberapa kasus ada orang-orang yang sudah mati dibangkitkan kembali, bahkan Alkitab pun menyebutkan sejumlah orang mati yang dibangkitkan oleh Tuhan Yesus. Akan tetapi itu pun menjadi suatu pengecualian, karena berarti ada maksud Tuhan ketika ia boleh kembali ke dunia lagi. Tetapi inti dari perkataan Firman Tuhan di ayat 14a tersebut adalah bahwa semua orang, walaupun mungkin pernah dihidupkan dari kematian, pada akhirnya tetap akan mati, minimal mati dalam usia tua. Semua orang memang harus mati dan harus menghadap tahta Allah nantinya untuk dihakimi.

Oleh karena itu, mengingat sebenarnya kita hidup di dunia ini hanya sebentar saja (dibandingkan dengan kekekalan yang kekal selama-lamanya), bukankah kita harus menyerahkan kehidupan kita ke dalam tangan Tuhan yang telah menciptakan kita? Sangat benar Firman Tuhan yang kita baca hari ini yaitu bahwa kita harus menaruh harapan kita selama hari-hari pergumulan kita, hingga tiba giliran kita nantinya (ay. 14b). Memang hidup ini merupakan pergumulan setiap hari bahkan setiap saat. Itulah mengapa bayi yang baru lahir menangis (karena harus siap menghadapi pergumulan di dunia), dan orang yang mati di dalam Tuhan ketika meninggal akan tersenyum (karena kembali ke rumah Bapa, di mana tidak akan ada air mata di sana).

Sejak zaman Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Tuhan sudah mengatakan bahwa hidup akan sulit dan penuh dengan pergumulan. Manusia harus mencari nafkah dengan susah payah, dan pada akhirnya ketika mati nanti akan kembali ke tanah (Kej 3:19). Oleh karena itulah, kita benar-benar harus mengandalkan Tuhan dalam kehidupan kita, karena kita tidak akan mampu berjalan sendiri di dunia ini tanpa Tuhan. Bahkan jika kita mampu berjalan di dunia ini dengan segala kerja keras kita sehingga kita bisa sukses di dunia ini dan memiliki banyak harta, semua itu tidak akan berarti ketika kita nanti menghadap pengadilan Tuhan, karena hanya di dalam Tuhanlah ada keselamatan dan hidup kekal di surga nanti.

Jadi, bagaimana kita harus hidup di dunia? Kita harus hidup dalam cara yang sama dengan cara ketika kita nanti hidup di surga nanti. Pertama, kita harus hidup dalam hubungan yang dekat dan intim dengan Tuhan. Alkitab mengatakan bahwa ketika Tuhan memanggil kita, kita pun akan menyahut (ay. 15a). Ini menggambarkan suatu hubungan yang intim bahwa Tuhan pun dapat langsung memanggil kita dan kita pun dapat langsung menjawab. Bandingkan kondisi saat manusia jatuh ke dalam dosa, dimana Tuhan memanggil Adam dan Hawa tetapi mereka malah bersembunyi (Kej 3:9-10). Kita harus seperti Samuel yang menjawab panggilan Tuhan (1 Sam 3:10), Yesaya (Yes 6:8), dan banyak contoh lainnya di dalam Alkitab.

Menjawab Tuhan juga berarti kita mau melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Ketika Tuhan meminta kita untuk melakukan sesuatu, maka apakah kita mau melakukan atau tidak tergantung dari iman kita dan juga tergantung dari tingkat dan kualitas hubungan kita dengan Tuhan selama ini. Jika ada orang yang baru kita kenal meminta kita melakukan sesuatu, tentu kita akan berpikir ulang sepuluh kali untuk melakukan permintaannya itu bukan? Akan tetapi jika orang tua kita atau pasangan kita yang telah kita kenal bertahun-tahun dan kita sangat kasihi meminta kita melakukan sesuatu, pasti kita akan segera melakukannya bukan? Itu adalah gambaran bagaimana seharusnya hubungan kita dengan Tuhan ketika kita hidup di dalam dunia ini. Dan ketika kita sudah mencapai tingkatan tersebut, pasti Tuhan akan sangat rindu mengasihi dan memberkati kita dengan luar biasa (ay. 15b).


Bacaan Alkitab: Ayub 14:14-15
14:14 Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi? Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku;
14:15 maka Engkau akan memanggil, dan aku pun akan menyahut; Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.