Jumat, 16 November 2012
Bacaan Alkitab: Lukas 6:30-36
“Berilah kepada setiap orang yang meminta
kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil
kepunyaanmu.” (Luk 6:30)
Memberi kepada yang Meminta
Jujur saja,
ketika saya menulis renungan ini saya merasa seperti “ditampar” oleh Tuhan
karena selama ini saya baru mengerti kebenaran Firman Tuhan ini. Selama ini,
sudah cukup banyak orang yang meminta tolong kepada saya, dalam artian
membutuhkan uang karena satu dan lain hal. Saya sendiri memang pada waktu itu
mempunyai uang, tapi karena kebutuhan saya pun akhirnya saya menolak dengan
halus. Atau jangankan hal sebesar itu, saya masih sering kesal jika ada
pengamen atau pengemis yang datang dan meminta-minta kepada saya. Kadang-kadang
saya memang memberikan, tetapi lebih banyak saya menolak memberi.
Akan tetapi hari
ini saya diingatkan tentang kebenaran Firman Tuhan yang diajarkan langsung oleh
Tuhan Yesus sendiri. Ajarannya sangat jelas, to the point, dan tidak mungkin multi tafsir: “Berilah kepada
setiap orang yang meminta kepadamu” (ay. 30a). Ini sudah sangat jelas, setiap
ada orang yang meminta kepada kita (entah motivasi apa yang ada dalam dirinya,
kita wajib memberi kepada orang itu, tentunya jika kita memiliki apa yang
dimintanya). Saya terkejut, karena selama ini berarti saya tidak melakukan
Firman Tuhan.
Ayat-ayat
selanjutnya menjelaskan prinsip ini dengan lebih rinci lagi, dan berisi hal-hal
praktis yang harus kita lakukan sebagai anak Tuhan: jangan meminta kembali
kepada orang yang telah mengambil milik kita (ay. 30b), melakukan apa yang kita
ingin orang lain perbuat kepada kita (ay. 31), mengasihi orang-orang yang membenci
kita (ay. 32-33, 35), serta meminjamkan kepada orang tanpa mengharap balasannya
(ay. 34). Ini adalah prinsip-prinsip dasar kekristenan yang tidak ada dalam
ajaran agama lain di dunia ini.
Mengapa kita
harus memberi? Karena Tuhan itu pada dasarnya adalah pemberi, atau dalam
istilah lainnya adalah murah hati (ay. 36). Ketika kita mengaku bahwa kita
adalah anak-anak Tuhan serta pengikut Tuhan, maka kita harus mencerminkan sifat
dari Tuhan itu sendiri, yaitu murah hati. Bagaimana mungkin kita berbicara
tentang kasih Tuhan yang sangat besar kepada orang lain, sementara ketika orang
tersebut membutuhkan sesuatu dari kita, tetapi kita masih hitung-hitungan dan
tidak tulus membantu orang tersebut? Mau tidak mau kita pun harus menjadi
pelaku Firman dan tidak hanya menjadi pendengar atau pembaca Firman (Yak 1:22).
Alasan kedua
adalah karena Bapa kita di surga adalah Bapa yang murah hati, maka ketika kita
memberi kepada orang lain, maka Bapa kita juga akan memberikan kembali kepada
kita dengan berlipat ganda. Ketika kita menabur (baca: memberi) dengan
sukacita, maka kita akan pasti akan menuai. Inilah hukum tabur tuai. Ini tidak
hanya berlaku bagi orang percaya. Bagi orang percaya yang mau memberi pun, saya
rasa Tuhan juga akan membalaskan berlipat ganda. Saya pernah membaca tulisan seseorang
dari agama lain yang berkata bahwa ketika ia mau memberi (dalam bahasanya
digunakan istilah “bersedekah”), maka ia tidak pernah kekurangan, bahkan
semakin berkelimpahan. Jika orang di luar Tuhan saja memiliki iman yang begitu
besar, masa iya kita yang anak-anak Tuhan justru imannya tidak sebesar itu?
Tentu saja hal
ini berbicara tentang memberi yang sesuai dengan Firman Tuhan. Kita tidak
mungkin memberi isteri kita kepada orang yang meminta isteri kita, karena
Firman Tuhan dalam ayat yang lain pun mengatakan bahwa “Apa yang telah dipersatukan
Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Mrk 10:9). Akan tetapi dalam hal harta
duniawi (seperti uang, barang, bahkan ilmu), saya rasa tidak ada alasan bagi
kita untuk menolak memberi kepada orang yang meminta. Jangan pelit, karena
ukuran yang kita pakai untuk memberi akan diukurkan kembali kepada kita (Luk
6:38). Orang yang datang kepada kita dan meminta kepada kita, sebenarnya pasti
orang tersebut sudah meninggalkan rasa malunya dan harga dirinya untuk mau
datang dan meminta kepada kita. Bukankah sudah sepatutnya kita memberikannya?
Ingat, harta dunia tidak akan kita bawa ketika kita mati nanti. Berikanlah
dengan sukacita, maka Tuhan menyukai ketika kita mau memberi dengan sukacita (2
Kor 9:7).
Bacaan Alkitab: Lukas 6:30-36
6:30 Berilah
kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada
orang yang mengambil kepunyaanmu.
6:31 Dan
sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga
demikian kepada mereka.
6:32 Dan jikalau
kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang
berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
6:33 Sebab
jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah
jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.
6:34 Dan jikalau
kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima
sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada
orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
6:35 Tetapi kamu,
kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak
mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak
Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu
berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
6:36 Hendaklah
kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.