Senin, 19 November 2012

Memberi kepada yang Meminta



Jumat, 16 November 2012
Bacaan Alkitab: Lukas 6:30-36
Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.” (Luk 6:30)


Memberi kepada yang Meminta


Jujur saja, ketika saya menulis renungan ini saya merasa seperti “ditampar” oleh Tuhan karena selama ini saya baru mengerti kebenaran Firman Tuhan ini. Selama ini, sudah cukup banyak orang yang meminta tolong kepada saya, dalam artian membutuhkan uang karena satu dan lain hal. Saya sendiri memang pada waktu itu mempunyai uang, tapi karena kebutuhan saya pun akhirnya saya menolak dengan halus. Atau jangankan hal sebesar itu, saya masih sering kesal jika ada pengamen atau pengemis yang datang dan meminta-minta kepada saya. Kadang-kadang saya memang memberikan, tetapi lebih banyak saya menolak memberi.

Akan tetapi hari ini saya diingatkan tentang kebenaran Firman Tuhan yang diajarkan langsung oleh Tuhan Yesus sendiri. Ajarannya sangat jelas, to the point, dan tidak mungkin multi tafsir: “Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu” (ay. 30a). Ini sudah sangat jelas, setiap ada orang yang meminta kepada kita (entah motivasi apa yang ada dalam dirinya, kita wajib memberi kepada orang itu, tentunya jika kita memiliki apa yang dimintanya). Saya terkejut, karena selama ini berarti saya tidak melakukan Firman Tuhan.

Ayat-ayat selanjutnya menjelaskan prinsip ini dengan lebih rinci lagi, dan berisi hal-hal praktis yang harus kita lakukan sebagai anak Tuhan: jangan meminta kembali kepada orang yang telah mengambil milik kita (ay. 30b), melakukan apa yang kita ingin orang lain perbuat kepada kita (ay. 31), mengasihi orang-orang yang membenci kita (ay. 32-33, 35), serta meminjamkan kepada orang tanpa mengharap balasannya (ay. 34). Ini adalah prinsip-prinsip dasar kekristenan yang tidak ada dalam ajaran agama lain di dunia ini.

Mengapa kita harus memberi? Karena Tuhan itu pada dasarnya adalah pemberi, atau dalam istilah lainnya adalah murah hati (ay. 36). Ketika kita mengaku bahwa kita adalah anak-anak Tuhan serta pengikut Tuhan, maka kita harus mencerminkan sifat dari Tuhan itu sendiri, yaitu murah hati. Bagaimana mungkin kita berbicara tentang kasih Tuhan yang sangat besar kepada orang lain, sementara ketika orang tersebut membutuhkan sesuatu dari kita, tetapi kita masih hitung-hitungan dan tidak tulus membantu orang tersebut? Mau tidak mau kita pun harus menjadi pelaku Firman dan tidak hanya menjadi pendengar atau pembaca Firman (Yak 1:22).

Alasan kedua adalah karena Bapa kita di surga adalah Bapa yang murah hati, maka ketika kita memberi kepada orang lain, maka Bapa kita juga akan memberikan kembali kepada kita dengan berlipat ganda. Ketika kita menabur (baca: memberi) dengan sukacita, maka kita akan pasti akan menuai. Inilah hukum tabur tuai. Ini tidak hanya berlaku bagi orang percaya. Bagi orang percaya yang mau memberi pun, saya rasa Tuhan juga akan membalaskan berlipat ganda. Saya pernah membaca tulisan seseorang dari agama lain yang berkata bahwa ketika ia mau memberi (dalam bahasanya digunakan istilah “bersedekah”), maka ia tidak pernah kekurangan, bahkan semakin berkelimpahan. Jika orang di luar Tuhan saja memiliki iman yang begitu besar, masa iya kita yang anak-anak Tuhan justru imannya tidak sebesar itu?

Tentu saja hal ini berbicara tentang memberi yang sesuai dengan Firman Tuhan. Kita tidak mungkin memberi isteri kita kepada orang yang meminta isteri kita, karena Firman Tuhan dalam ayat yang lain pun mengatakan bahwa “Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Mrk 10:9). Akan tetapi dalam hal harta duniawi (seperti uang, barang, bahkan ilmu), saya rasa tidak ada alasan bagi kita untuk menolak memberi kepada orang yang meminta. Jangan pelit, karena ukuran yang kita pakai untuk memberi akan diukurkan kembali kepada kita (Luk 6:38). Orang yang datang kepada kita dan meminta kepada kita, sebenarnya pasti orang tersebut sudah meninggalkan rasa malunya dan harga dirinya untuk mau datang dan meminta kepada kita. Bukankah sudah sepatutnya kita memberikannya? Ingat, harta dunia tidak akan kita bawa ketika kita mati nanti. Berikanlah dengan sukacita, maka Tuhan menyukai ketika kita mau memberi dengan sukacita (2 Kor 9:7).


Bacaan Alkitab: Lukas 6:30-36
6:30 Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
6:32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
6:33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.
6:34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.