Selasa, 13 November 2012

Biji Mata Allah



Senin, 12 November 2012
Bacaan Alkitab: Ulangan 32:9-10
... Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.” (Ul 32:10)


Biji Mata Allah


Masih terkait dengan kondisi anak saya yang sempat dibawa ke dokter karena matanya berdarah, saya diingatkan Tuhan dengan satu kebenaran Firman Tuhan mengenai pentingnya mata dalam kehidupan manusia. Jika saat itu yang sakit dan berdarah adalah tangan atan kaki anak saya, tentu saya tidak akan sepanik itu. Saya mungkin hanya mengobati dengan obat merah dan menutup dengan plester. Tetapi karena yang terluka adalah mata anak saya, tentu saja penanganannya berbeda karena mata adalah indera penglihatan yang sangat penting bagi manusia.

Mata, walaupun kecil dan lembek (jika dibandingkan dengan tulang atau bagian tubuh manusia lainnya), memiliki peran yang sangat penting. Bahkan Tuhan menempatkan biji mata di bagian yang sangat terlindung. Dilindungi oleh kelopak mata, bulu mata, dan juga alis, bahkan terletak di bagian kepala yang agak menjorok ke dalam. Semua itu didesain sedemikian rupa agar mata terlindungi dengan sempurna.

Jika dalam kaitannya dengan tubuh jasmani, kita begitu memperhatikan biji mata kita dan menjaganya sedemikian rupa, tentu saja Tuhan juga akan memperhatikan dan mengasih biji mataNya. Siapakah yang menjadi biji mata Allah? Biji mata Allah adalah orang-orang yang dipilih Allah dan dikasihi Allah. Dalam Perjanjian Lama, biji mata Allah adalah bangsa pilihan Allah, yaitu bangsa Israel, keturunan Yakub yang telah Tuhan tetapkan (ay. 9).

Bangsa Israel bukanlah bangsa yang besar, jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain seperti bangsa Mesir, bangsa Kanaan, bahkan bangsa Asyur, Babilonia dan bangsa Romawi. Akan tetapi Tuhan memilih bangsa Israel yang kecil dan lemah tersebut sebagai biji mataNya. Saya pun tidak tahu alasan Tuhan tetap memilih bangsa Israel padahal mereka benar-benar bangsa yang “bandel”nya luar biasa. Ya, itulah hak prerogatif Tuhan atas bangsa Israel yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun juga.

Bangsa Israel mendapatkan hak istimewa sebagai biji mata Allah, yaitu ditempatkan di tanah di tengah-tengah padang gurun dan padang belantara dengan segala ketandusannya (ay. 10a). Akan tetapi, walau bangsa Israel berada di sekeliling padang gurun yang tandus, Tuhan telah menempatkan bangsa Israel di tanah yang subur, yang berlimpah dengan susu dan madu (Ul 26:9). Semua itu karena Tuhan telah mengangkat bangsa Israel menjadi biji mataNya.

Dalam Perjanjian Baru, jemaat Tuhan adalah biji mata Allah, yaitu orang percaya yang dikasihi dan dilindungi oleh Tuhan sebagai milik kesayanganNya. Dalam Alkitab, terdapat tiga kali Tuhan menggunakan istilah biji mata, dan semuanya merujuk pada penyertaan Tuhan bagi umatNya sebagai biji mata Allah. Tuhan akan mengelilingi, mengawasi, dan menjaga kehidupan kita (ay. 10b), Tuhan akan memelihara (Mzm 17:8), dan Tuhan pun tidak akan membiarkan siapapun menjamah kita tanpa seijin Tuhan (Za 2:8).

Ini adalah janji Tuhan bagi kita semua yang sudah menjadi biji mata Allah. Ini adalah hak yang kita terima ketika kita memutuskan percaya kepada Tuhan. Pertanyaannya, sudahkah kita bersikap sebagai biji mata Allah dalam kehidupan kita? Sudahkah kita memiliki pandangan yang benar dalam kehidupan kita? Mata memang adalah salah satu organ tubuh yang sangat berharga, tetapi ketika mata itu sudah membuat kita jatuh dalam dosa dan menyesatkan kita, Firman Tuhan berkata bahwa lebih baik kita mencungkil mata kita agar kita bisa masuk ke dalam surga dengan satu mata daripada masuk ke dalam neraka dengan bermata dua (Mat 18:9). Hal ini berart bahwa kita pun harus memiliki sikap yang benar sebagai biji mata Allah, yaitu untuk memuliakan Tuhan dalam kehidupan kita. Jika sudah demikian, maka segala janji Tuhan pasti akan digenapi dalam kehidupan kita. Sudahkah kita menjadi biji mata Allah?


Bacaan Alkitab: Ulangan 32:9-10
32:9 Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.
32:10 Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.