Senin, 26 November 2012

Hidup Berbeda dari Cara Dunia



Sabtu, 24 November 2012
Bacaan Alkitab: Lukas 17:26-30
Mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.” (Luk 17:27)


Hidup Berbeda dari Cara Dunia


Sejak Tuhan menyatakan diri kepada bangsa Israel, Tuhan mau menjadikan bangsa Israel menjadi bangsa pilihanNya dan tampil berbeda dari bangsa-bangsa lainnya di dunia. Itulah mengapa bangsa Israel mendapatkan hukum Taurat yang isinya jauh berbeda dengan hukum bangsa-bangsa lainnya di dunia. Sama juga halnya ketika Tuhan Yesus datang dan mengabarkan Injil,  Tuhan Yesus membawa sesuatu yang baru dari sudut pandang dunia. Hukum kasih yang diajarkan Tuhan Yesus membuat para pengikutNya (yaitu kita semua) tampil berbeda dengan orang lain di dunia ini.

Memang standar Tuhan itu berbeda dengan standar dunia. Apa yang merupakan suatu keberhasilan menurut standar dunia, belum tentu juga adalah keberhasilan di mata Tuhan. Dan justru sebaliknya, apa yang menjadi suatu prestasi di hadapan Tuhan, mungkin dianggap bodoh dalam pandangan manusia.

Hari ini kita belajar bagaimana Tuhan mengingatkan murid-muridNya untuk belajar dari dua kisah di Perjanjian Lama, yaitu pada zaman Nuh dan zaman Lot. Walaupun berbeda beberapa ratus tahun, akan tetapi apa yang terjadi pada zaman Nuh dan zaman Lot ada sejumlah kesamaan. Intinya adalah Nuh dan Lot sama-sama diselamatkan dari bencana yang menimpa orang-orang di sekitarnya. Mengapa mereka diselamatkan? Karena Tuhan mengasihi mereka dan tidak ingin mereka binasa.

Tuhan Yesus mengatakan bahwa apa yang terjadi pada zaman Nuh dan Lot, akan terjadi pula pada hari-hari Anak Manusia menyatakan diriNya (ay. 26 & 30). Yang dimaksud dengan hari-hari Anak Manusia menyatakan diriNya adalah ketika nanti Tuhan Yesus datang kembali untuk kedua kalinya sebagai Tuhan dan Hakim yang akan mengadili semua orang.

Perhatikan pola manusia di zaman Nuh dan Lot. Alkitab mengatakan bahwa pada zaman itu, manusia makan dan minum, kawin dan dikawinkan, membeli dan menjual, menanam dan membangun (ay. 27a & 28). Hal-hal seperti itu adalah hal yang wajar menurut kacamata dunia. Semua orang perlu makan dan minum bukan? Semua orang yang normal juga pasti ingin kawin bukan? Semua orang juga butuh bekerja dan berusaha bukan? Ya, semua itu adalah hal-hal yang wajar, bahkan sangat wajar bagi kita sebagai manusia yang hidup di dunia ini. Lalu di mana letak kesalahan manusia pada zaman Nuh dan Lot tersebut?

Satu kesalahan besar dari manusia pada zaman Nuh dan Lot adalah mereka tidak mencari Tuhan. Mereka makan dan minum, kawin, bekerja, menanam dan membangun, semua hanya untuk diri mereka sendiri. Mereka melupakan Tuhan dan justru semakin hidup dalam dosa-dosa yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Jika kita membaca kisah Nuh dan Lot di kitab Kejadian, kita akan menemukan bahwa manusia pada masa itu semakin jahat dan hidupnya cenderung membuahkan kejahatan (Kej 6:5), bahkan standar manusia di Sodom dan Gomora saja membuat manusia lain sampai berkeluh kesah di hadapan Tuhan (Kej 18:20), mereka menghalalkan segala cara termasuk kehidupan homoseksual (Kej 19:5). Apa akibatnya? Ketika mereka sedang asyik dalam kehidupan dan rutinitas mereka, Tuhan datang dengan hukumanNya, dan tidak ada yang selamat selain Nuh dan Lot beserta keluarga mereka (ay. 27b & 29).

Inilah inti dari hidup yang tidak menjadikan Tuhan sebagai tujuan utama. Orang hanya makan dan minum, kawin, bekerja, dan setelah itu apa? Mati tanpa jaminan keselamatan kekal. Orang-orang seperti ini tidak tahu bahwa ada hidup kekal setelah hidup di dunia ini. Tujuan utama orang percaya adalah surga yang kekal, sehingga hidup kita di dunia ini adalah sementara (1 Ptr 1:17). Bumi ini hanya tempat transit kita sementara, sehingga kita pun harus lebih fokus kepada tempat tinggal kita yang kekal di surga kelak. Boleh kita makan dan minum, kawin, bekerja, dan menikmati hidup. Akan tetapi, segala sesuatu harus kita lakukan bagi kemuliaan Tuhan (1 Kor 10:31).

Inilah standar Tuhan, apapun yang kita lakukan haruslah untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan harus menjadi fokus dari segala sesuatu yang kita lakukan. Makan dan minum, kawin, bekerja, pelayanan, bahkan apapun juga harus kita lakukan dalam konteks memuliakan Tuhan, dan selalu ingat bahwa hidup kita harus selalu ingat akan surga. Hidup kita harus fokus bagaimana mengumpulkan harta di surga dan bukan hanya mengumpulkan harta di bumi (Mat 6:20). Hidup kita juga seharusnya selalu melakukan apa yang menyenangkan Tuhan dan bukan menyenangkan manusia. Ketika kita sudah mencapai standar seperti itu, berarti kita sudah siap dan layak untuk menjadi warga negara Kerajaan Surga. Bagaimana dengan kita, sudahkah hidup kita sesuai dengan standar Tuhan?


Bacaan Alkitab: Lukas 17:26-30
17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:
17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
17:28 Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun.
17:29 Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.
17:30 Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.