Sabtu, 24 November 2012
Bacaan Alkitab: Lukas 17:26-30
“Mereka makan dan minum, mereka kawin dan
dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air
bah dan membinasakan mereka semua.” (Luk 17:27)
Hidup Berbeda dari Cara Dunia
Sejak Tuhan
menyatakan diri kepada bangsa Israel, Tuhan mau menjadikan bangsa Israel
menjadi bangsa pilihanNya dan tampil berbeda dari bangsa-bangsa lainnya di
dunia. Itulah mengapa bangsa Israel mendapatkan hukum Taurat yang isinya jauh
berbeda dengan hukum bangsa-bangsa lainnya di dunia. Sama juga halnya ketika
Tuhan Yesus datang dan mengabarkan Injil,
Tuhan Yesus membawa sesuatu yang baru dari sudut pandang dunia. Hukum
kasih yang diajarkan Tuhan Yesus membuat para pengikutNya (yaitu kita semua)
tampil berbeda dengan orang lain di dunia ini.
Memang standar
Tuhan itu berbeda dengan standar dunia. Apa yang merupakan suatu keberhasilan menurut
standar dunia, belum tentu juga adalah keberhasilan di mata Tuhan. Dan justru
sebaliknya, apa yang menjadi suatu prestasi di hadapan Tuhan, mungkin dianggap
bodoh dalam pandangan manusia.
Hari ini kita
belajar bagaimana Tuhan mengingatkan murid-muridNya untuk belajar dari dua
kisah di Perjanjian Lama, yaitu pada zaman Nuh dan zaman Lot. Walaupun berbeda
beberapa ratus tahun, akan tetapi apa yang terjadi pada zaman Nuh dan zaman Lot
ada sejumlah kesamaan. Intinya adalah Nuh dan Lot sama-sama diselamatkan dari
bencana yang menimpa orang-orang di sekitarnya. Mengapa mereka diselamatkan?
Karena Tuhan mengasihi mereka dan tidak ingin mereka binasa.
Tuhan Yesus
mengatakan bahwa apa yang terjadi pada zaman Nuh dan Lot, akan terjadi pula
pada hari-hari Anak Manusia menyatakan diriNya (ay. 26 & 30). Yang dimaksud
dengan hari-hari Anak Manusia menyatakan diriNya adalah ketika nanti Tuhan
Yesus datang kembali untuk kedua kalinya sebagai Tuhan dan Hakim yang akan
mengadili semua orang.
Perhatikan pola
manusia di zaman Nuh dan Lot. Alkitab mengatakan bahwa pada zaman itu, manusia
makan dan minum, kawin dan dikawinkan, membeli dan menjual, menanam dan
membangun (ay. 27a & 28). Hal-hal seperti itu adalah hal yang wajar menurut
kacamata dunia. Semua orang perlu makan dan minum bukan? Semua orang yang
normal juga pasti ingin kawin bukan? Semua orang juga butuh bekerja dan
berusaha bukan? Ya, semua itu adalah hal-hal yang wajar, bahkan sangat wajar
bagi kita sebagai manusia yang hidup di dunia ini. Lalu di mana letak kesalahan
manusia pada zaman Nuh dan Lot tersebut?
Satu kesalahan
besar dari manusia pada zaman Nuh dan Lot adalah mereka tidak mencari Tuhan.
Mereka makan dan minum, kawin, bekerja, menanam dan membangun, semua hanya
untuk diri mereka sendiri. Mereka melupakan Tuhan dan justru semakin hidup
dalam dosa-dosa yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Jika kita membaca kisah
Nuh dan Lot di kitab Kejadian, kita akan menemukan bahwa manusia pada masa itu
semakin jahat dan hidupnya cenderung membuahkan kejahatan (Kej 6:5), bahkan
standar manusia di Sodom dan Gomora saja membuat manusia lain sampai berkeluh
kesah di hadapan Tuhan (Kej 18:20), mereka menghalalkan segala cara termasuk
kehidupan homoseksual (Kej 19:5). Apa akibatnya? Ketika mereka sedang asyik
dalam kehidupan dan rutinitas mereka, Tuhan datang dengan hukumanNya, dan tidak
ada yang selamat selain Nuh dan Lot beserta keluarga mereka (ay. 27b & 29).
Inilah inti dari hidup
yang tidak menjadikan Tuhan sebagai tujuan utama. Orang hanya makan dan minum,
kawin, bekerja, dan setelah itu apa? Mati tanpa jaminan keselamatan kekal.
Orang-orang seperti ini tidak tahu bahwa ada hidup kekal setelah hidup di dunia
ini. Tujuan utama orang percaya adalah surga yang kekal, sehingga hidup kita di
dunia ini adalah sementara (1 Ptr 1:17). Bumi ini hanya tempat transit kita
sementara, sehingga kita pun harus lebih fokus kepada tempat tinggal kita yang kekal
di surga kelak. Boleh kita makan dan minum, kawin, bekerja, dan menikmati
hidup. Akan tetapi, segala sesuatu harus kita lakukan bagi kemuliaan Tuhan (1
Kor 10:31).
Inilah standar
Tuhan, apapun yang kita lakukan haruslah untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan harus
menjadi fokus dari segala sesuatu yang kita lakukan. Makan dan minum, kawin,
bekerja, pelayanan, bahkan apapun juga harus kita lakukan dalam konteks
memuliakan Tuhan, dan selalu ingat bahwa hidup kita harus selalu ingat akan surga.
Hidup kita harus fokus bagaimana mengumpulkan harta di surga dan bukan hanya
mengumpulkan harta di bumi (Mat 6:20). Hidup kita juga seharusnya selalu melakukan
apa yang menyenangkan Tuhan dan bukan menyenangkan manusia. Ketika kita sudah
mencapai standar seperti itu, berarti kita sudah siap dan layak untuk menjadi
warga negara Kerajaan Surga. Bagaimana dengan kita, sudahkah hidup kita sesuai
dengan standar Tuhan?
Bacaan Alkitab: Lukas 17:26-30
17:26 Dan sama
seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari
Anak Manusia:
17:27 mereka
makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke
dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
17:28 Demikian
juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli
dan menjual, mereka menanam dan membangun.
17:29 Tetapi pada
hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari
langit dan membinasakan mereka semua.
17:30 Demikianlah
halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.