Rabu, 14 November 2012
Bacaan Alkitab: Keluaran 30:22-33
“Haruslah kaukuduskan semuanya, sehingga
menjadi maha kudus; setiap orang yang kena kepadanya [minyak urapan] akan
menjadi kudus.” (Kel 30:29)
Minyak Urapan
Sejak kecil, saya
dibesarkan di gereja beraliran pentakosta dan karismatik. Dan saya sendiri
menyadari bahwa minyak urapan adalah hal yang cukup “biasa” di kalangan umat
pentakosta dan karismatik. Sebelumnya apa yang mau saya tulis ini tidak
didasarkan pada kesukaan atau ketidaksukaan saya pada aliran tertentu, tetapi
saya hanya menulis berdasarkan apa yang tertulis di dalam Firman Tuhan.
Saudara saya
pernah ada yang sedikit “fanatik” dengan minyak urapan, dan ia pun bisa
mempengaruhi orang tua saya untuk menggunakan minyak urapan. Pada waktu itu,
saya sedang menjalin hubungan (pacaran) dengan seorang gadis, dan saat itu
orang tua saya masih belum setuju. Entah bagaimana mulainya, saya menemukan
bahwa foto saya dan pacar saya (waktu itu saya memasang foto kami berdua di
kamar saya) setiap hari selalu basah dengan sejenis minyak. Saya
menginvestigasi dan menemukan bahwa orang tua saya mengoleskan minyak urapan
setiap harinya ke foto kami berdua. Saat itu saya pun tidak memahami apa
maksudnya, apakah orang tua saya ingin saya putus atau bagaimana. Tetapi ya
namanya mungkin sudah kehendak Tuhan, ternyata saya pun tetap menikah dengan
pacar saya tersebut dan orang tua saya pun memberikan persetujuan.
Saya sendiri
tidak anti terhadap minyak urapan. Alkitab memang mengatakan bahwa memang ada
minyak urapan, dan yang memerintahkannya adalah Tuhan sendiri (ay. 22). Minyak
urapan dibuat berdasarkan resep atau komposisi
yang diberitahukan Tuhan sendiri kepada Musa, dan minyak urapan itu pun
akan menjadi minyak urapan yang kudus (ay. 23-25). Oleh karena kekudusannya
itu, minyak urapan pun dijadikan sebagai minyak untuk mengurapi hal-hal yang
kudus. Kegunaan minyak urapan saat itu adalah untuk mengurapi Kemah Pertemuan
(tempat Tuhan Allah hadir di antara bangsa Israel), beserta segala isinya di
dalamnya (ay. 26-28). Setiap benda atau barang, dan juga setiap manusia yang
kena minyak urapan, akan menjadi kudus di hadapan Tuhan (ay. 29). Bahkan Harun
dan anak-anaknya yang menjadi imam juga diurapi oleh minyak urapan itu (ay. 30-31).
Pertanyaannya, siapa yang pertama kali boleh mengurapi? Walaupun tidak tertulis
di Alkitab, saya rasa urutannya adalah pertama-tama Musa mengurapi Harun dan anak-anaknya
sebagai imam, barulah Harun dan anak-anaknya mengurapi kemah pertemuan beserta
isinya.
Mungkin ayat 29
inilah yang menjadi dasar bagi sejumlah hamba Tuhan untuk menggunakan minyak
urapan, yaitu untuk menguduskan segala sesuatunya, termasuk digunakan untuk
mengurapi semua benda yang ada di rumah dan juga diri sendiri. Akan tetapi ketika
saya mencari dalam Alkitab, tentang siapa saja yang boleh diurapi oleh minyak urapan,
saya menemukan bahwa hanya para imam dan raja saja yang boleh diurapi.
Pengurapan raja pun juga berkaitan karena seorang raja pada waktu itu harus
juga memegang kekuasaan tertinggi termasuk dalam hal agama. Bahkan di dalam
Perjanjian Baru, sama sekali tidak disebut tentang pengurapan kepada manusia,
bahkan kepada Tuhan Yesus sendiri. Dalam
Perjanjian Baru hanya disebut bahwa Allah yang telah mengurapi Tuhan Yesus (Luk
4:18, Kis 4:27, 10:38), dan kita selaku orang-orang pilihanNya (1 Yoh 2:20).
Oleh karena itu,
menjadi pertanyaan ketika ada gereja yang menggunakan minyak urapan secara
“membabi buta”. Saya justru takut orang-orang yang kurang mengerti tentang apa
itu minyak urapan, menggunakan minyak urapan itu sebagai semacam jimat:
“Pokoknya kalau aku tuang minyak urapan ini di tokoku, pasti nanti akan laris”
atau “Kalau aku oleskan minyak urapan ini di bagian tubuh yang sakit, pasti aku
sembuh”. Memang ada ayat yang menyatakan bahwa jika kita sakit, kita harus
memanggil penatua untuk mendoakan dan mengoleskan minyak (Yak 5:14), tetapi
tidak ada korelasi yang kuat bahwa minyak tersebut adalah minyak urapan.
Saya tidak anti
minyak urapan. Saya rasa wajar ketika misalnya dalam pentahbisan pendeta,
dilakukan pengurapan dengan minyak urapan. Akan tetapi saya sangat tidak setuju
penggunaan minyak urapan yang bukan untuk hal yang seharusnya. Dalam Firman
Tuhan justru dinyatakan bahwa minyak urapan tidak boleh dikenakan kepada orang
biasa (dalam artian bukan orang yang memang ditentukan untuk menerima minyak urapan
itu). Minyak urapan adalah minyak yang kudus, dan harus digunakan untuk hal-hal
yang kudus pula (ay. 32). Bahkan orang yang melanggar peraturan tersebut harus
dilenyapkan (ay. 33).
Memang setiap
kita yang telah percaya kepada Tuhan juga telah dikuduskan oleh Yesus Kristus.
Akan tetapi bukan berarti kita bisa begitu saja menggunakan minyak urapan
tersebut. Bangsa Israel juga adalah bangsa yang dikuduskan oleh Tuhan sendiri,
akan tetapi Tuhan pun melarang orang Israel yang biasa (selain imam) untuk menerima
minyak urapan. Bukankah itu juga seharusnya berlaku bagi kita? Mungkin ada yang
beralasan, “Tapi pak, ketika saya mengoleskan minyak urapan saya bisa sembuh
dari penyakit saya, bahkan dari penyakit yang kata dokter mustahil
disembuhkan”. Jawaban saya ada dua: Pertama, bisa saja memang karena iman kita
kepada Tuhan sehingga Tuhan menyembuhkan (dan ketika Tuhan menyembuhkan,
sebenarnya cukup dengan kuasa doa dan puasa saja itu pun sudah cukup sepanjang
iman orang tersebut kuat dan Tuhan menghendaki), atau bisa saja kesembuhan itu
bukan dari Tuhan (karena Iblis pun bisa membuat mujizat dan kesembuhan).
Sekali lagi, saya
tidak anti terhadap minyak urapan, karena memang itu disebutkan dalam Alkitab,
tetapi saya mengajak kita semua untuk mau membaca kebenaran Firman Tuhan dengan
sungguh-sungguh, sehingga kita bisa mengerti dengan benar, apa yang tertulis
dalam Alkitab itu sendiri. Terkait dengan minyak urapan ini, gunakanlah
sebagaimana yang Firman Tuhan perintahkan. Janganlah kita masih bersikap
seperti anak-anak yang mau diombang-ambingkan dengan segala macam pegajaran (Ef
4:14), tetapi kita teguh berdiri karena kita berakar kuat di dalam Firman
Tuhan.
Bacaan Alkitab: Keluaran 30:22-33
30:22
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
30:23
"Ambillah rempah-rempah pilihan, mur tetesan lima ratus syikal, dan kayu
manis yang harum setengah dari itu, yakni dua ratus lima puluh syikal, dan tebu
yang baik dua ratus lima puluh syikal,
30:24 dan kayu
teja lima ratus syikal, ditimbang menurut syikal kudus, dan minyak zaitun satu
hin.
30:25 Haruslah
kaubuat semuanya itu menjadi minyak urapan yang kudus, suatu campuran
rempah-rempah yang dicampur dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur
rempah-rempah; itulah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus.
30:26 Haruslah
engkau mengurapi dengan itu Kemah Pertemuan dan tabut hukum,
30:27 meja dengan
segala perkakasnya, kandil dengan perkakasnya, dan mezbah pembakaran ukupan;
30:28 mezbah
korban bakaran dengan segala perkakasnya, bejana pembasuhan dengan alasnya.
30:29 Haruslah
kaukuduskan semuanya, sehingga menjadi maha kudus; setiap orang yang kena
kepadanya akan menjadi kudus.
30:30 Engkau
harus juga mengurapi dan menguduskan Harun dan anak-anaknya supaya mereka
memegang jabatan imam bagi-Ku.
30:31 Dan kepada
orang Israel haruslah kaukatakan demikian: Inilah yang harus menjadi minyak
urapan yang kudus bagi-Ku di antara kamu turun-temurun.
30:32 Kepada
badan orang biasa janganlah minyak itu dicurahkan, dan janganlah kaubuat minyak
yang semacam itu dengan memakai campuran itu juga: itulah minyak yang kudus,
dan haruslah itu kudus bagimu.
30:33 Orang yang
mencampur rempah-rempah menjadi minyak yang semacam itu atau yang membubuhnya
pada badan orang awam, haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.