Senin, 19 November 2012

Minyak Urapan



Rabu, 14 November 2012
Bacaan Alkitab: Keluaran 30:22-33
Haruslah kaukuduskan semuanya, sehingga menjadi maha kudus; setiap orang yang kena kepadanya [minyak urapan] akan menjadi kudus.” (Kel 30:29)


Minyak Urapan


Sejak kecil, saya dibesarkan di gereja beraliran pentakosta dan karismatik. Dan saya sendiri menyadari bahwa minyak urapan adalah hal yang cukup “biasa” di kalangan umat pentakosta dan karismatik. Sebelumnya apa yang mau saya tulis ini tidak didasarkan pada kesukaan atau ketidaksukaan saya pada aliran tertentu, tetapi saya hanya menulis berdasarkan apa yang tertulis di dalam Firman Tuhan.

Saudara saya pernah ada yang sedikit “fanatik” dengan minyak urapan, dan ia pun bisa mempengaruhi orang tua saya untuk menggunakan minyak urapan. Pada waktu itu, saya sedang menjalin hubungan (pacaran) dengan seorang gadis, dan saat itu orang tua saya masih belum setuju. Entah bagaimana mulainya, saya menemukan bahwa foto saya dan pacar saya (waktu itu saya memasang foto kami berdua di kamar saya) setiap hari selalu basah dengan sejenis minyak. Saya menginvestigasi dan menemukan bahwa orang tua saya mengoleskan minyak urapan setiap harinya ke foto kami berdua. Saat itu saya pun tidak memahami apa maksudnya, apakah orang tua saya ingin saya putus atau bagaimana. Tetapi ya namanya mungkin sudah kehendak Tuhan, ternyata saya pun tetap menikah dengan pacar saya tersebut dan orang tua saya pun memberikan persetujuan.

Saya sendiri tidak anti terhadap minyak urapan. Alkitab memang mengatakan bahwa memang ada minyak urapan, dan yang memerintahkannya adalah Tuhan sendiri (ay. 22). Minyak urapan dibuat berdasarkan resep atau komposisi  yang diberitahukan Tuhan sendiri kepada Musa, dan minyak urapan itu pun akan menjadi minyak urapan yang kudus (ay. 23-25). Oleh karena kekudusannya itu, minyak urapan pun dijadikan sebagai minyak untuk mengurapi hal-hal yang kudus. Kegunaan minyak urapan saat itu adalah untuk mengurapi Kemah Pertemuan (tempat Tuhan Allah hadir di antara bangsa Israel), beserta segala isinya di dalamnya (ay. 26-28). Setiap benda atau barang, dan juga setiap manusia yang kena minyak urapan, akan menjadi kudus di hadapan Tuhan (ay. 29). Bahkan Harun dan anak-anaknya yang menjadi imam juga diurapi oleh minyak urapan itu (ay. 30-31). Pertanyaannya, siapa yang pertama kali boleh mengurapi? Walaupun tidak tertulis di Alkitab, saya rasa urutannya adalah pertama-tama Musa mengurapi Harun dan anak-anaknya sebagai imam, barulah Harun dan anak-anaknya mengurapi kemah pertemuan beserta isinya.

Mungkin ayat 29 inilah yang menjadi dasar bagi sejumlah hamba Tuhan untuk menggunakan minyak urapan, yaitu untuk menguduskan segala sesuatunya, termasuk digunakan untuk mengurapi semua benda yang ada di rumah dan juga diri sendiri. Akan tetapi ketika saya mencari dalam Alkitab, tentang siapa saja yang boleh diurapi oleh minyak urapan, saya menemukan bahwa hanya para imam dan raja saja yang boleh diurapi. Pengurapan raja pun juga berkaitan karena seorang raja pada waktu itu harus juga memegang kekuasaan tertinggi termasuk dalam hal agama. Bahkan di dalam Perjanjian Baru, sama sekali tidak disebut tentang pengurapan kepada manusia, bahkan kepada Tuhan  Yesus sendiri. Dalam Perjanjian Baru hanya disebut bahwa Allah yang telah mengurapi Tuhan Yesus (Luk 4:18, Kis 4:27, 10:38), dan kita selaku orang-orang pilihanNya (1 Yoh 2:20).

Oleh karena itu, menjadi pertanyaan ketika ada gereja yang menggunakan minyak urapan secara “membabi buta”. Saya justru takut orang-orang yang kurang mengerti tentang apa itu minyak urapan, menggunakan minyak urapan itu sebagai semacam jimat: “Pokoknya kalau aku tuang minyak urapan ini di tokoku, pasti nanti akan laris” atau “Kalau aku oleskan minyak urapan ini di bagian tubuh yang sakit, pasti aku sembuh”. Memang ada ayat yang menyatakan bahwa jika kita sakit, kita harus memanggil penatua untuk mendoakan dan mengoleskan minyak (Yak 5:14), tetapi tidak ada korelasi yang kuat bahwa minyak tersebut adalah minyak urapan.

Saya tidak anti minyak urapan. Saya rasa wajar ketika misalnya dalam pentahbisan pendeta, dilakukan pengurapan dengan minyak urapan. Akan tetapi saya sangat tidak setuju penggunaan minyak urapan yang bukan untuk hal yang seharusnya. Dalam Firman Tuhan justru dinyatakan bahwa minyak urapan tidak boleh dikenakan kepada orang biasa (dalam artian bukan orang yang memang ditentukan untuk menerima minyak urapan itu). Minyak urapan adalah minyak yang kudus, dan harus digunakan untuk hal-hal yang kudus pula (ay. 32). Bahkan orang yang melanggar peraturan tersebut harus dilenyapkan (ay. 33).

Memang setiap kita yang telah percaya kepada Tuhan juga telah dikuduskan oleh Yesus Kristus. Akan tetapi bukan berarti kita bisa begitu saja menggunakan minyak urapan tersebut. Bangsa Israel juga adalah bangsa yang dikuduskan oleh Tuhan sendiri, akan tetapi Tuhan pun melarang orang Israel yang biasa (selain imam) untuk menerima minyak urapan. Bukankah itu juga seharusnya berlaku bagi kita? Mungkin ada yang beralasan, “Tapi pak, ketika saya mengoleskan minyak urapan saya bisa sembuh dari penyakit saya, bahkan dari penyakit yang kata dokter mustahil disembuhkan”. Jawaban saya ada dua: Pertama, bisa saja memang karena iman kita kepada Tuhan sehingga Tuhan menyembuhkan (dan ketika Tuhan menyembuhkan, sebenarnya cukup dengan kuasa doa dan puasa saja itu pun sudah cukup sepanjang iman orang tersebut kuat dan Tuhan menghendaki), atau bisa saja kesembuhan itu bukan dari Tuhan (karena Iblis pun bisa membuat mujizat dan kesembuhan).

Sekali lagi, saya tidak anti terhadap minyak urapan, karena memang itu disebutkan dalam Alkitab, tetapi saya mengajak kita semua untuk mau membaca kebenaran Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, sehingga kita bisa mengerti dengan benar, apa yang tertulis dalam Alkitab itu sendiri. Terkait dengan minyak urapan ini, gunakanlah sebagaimana yang Firman Tuhan perintahkan. Janganlah kita masih bersikap seperti anak-anak yang mau diombang-ambingkan dengan segala macam pegajaran (Ef 4:14), tetapi kita teguh berdiri karena kita berakar kuat di dalam Firman Tuhan.



Bacaan Alkitab: Keluaran 30:22-33
30:22 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
30:23 "Ambillah rempah-rempah pilihan, mur tetesan lima ratus syikal, dan kayu manis yang harum setengah dari itu, yakni dua ratus lima puluh syikal, dan tebu yang baik dua ratus lima puluh syikal,
30:24 dan kayu teja lima ratus syikal, ditimbang menurut syikal kudus, dan minyak zaitun satu hin.
30:25 Haruslah kaubuat semuanya itu menjadi minyak urapan yang kudus, suatu campuran rempah-rempah yang dicampur dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah; itulah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus.
30:26 Haruslah engkau mengurapi dengan itu Kemah Pertemuan dan tabut hukum,
30:27 meja dengan segala perkakasnya, kandil dengan perkakasnya, dan mezbah pembakaran ukupan;
30:28 mezbah korban bakaran dengan segala perkakasnya, bejana pembasuhan dengan alasnya.
30:29 Haruslah kaukuduskan semuanya, sehingga menjadi maha kudus; setiap orang yang kena kepadanya akan menjadi kudus.
30:30 Engkau harus juga mengurapi dan menguduskan Harun dan anak-anaknya supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku.
30:31 Dan kepada orang Israel haruslah kaukatakan demikian: Inilah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus bagi-Ku di antara kamu turun-temurun.
30:32 Kepada badan orang biasa janganlah minyak itu dicurahkan, dan janganlah kaubuat minyak yang semacam itu dengan memakai campuran itu juga: itulah minyak yang kudus, dan haruslah itu kudus bagimu.
30:33 Orang yang mencampur rempah-rempah menjadi minyak yang semacam itu atau yang membubuhnya pada badan orang awam, haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.