Kamis, 1 November 2012
Bacaan Alkitab: Markus 5:21-43
“Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan
mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya
saja!"” (Mrk 5:36)
Ketika Tuhan (Sepertinya) Menunda-nunda
Sebelumnya saya
minta maaf kepada para pembaca setia renungan ini, karena satu dan lain hal
saya tidak bisa menulis dengan rutin. Memang tidak mudah menulis renungan ini
di sela-sela kesibukan saya yang boleh dibilang sedang padat. Akan tetapi saya
pun mencoba untuk kembali belajar menulis di sela-sela kesibukan saya, karena
memang saya merasa bahwa saya harus melakukan bagian saya ini.
Ketika saya
membaca bacaan Alkitab kita hari ini, saya melihat sesuatu hal yang sangat luar
biasa. Alkitab memulai kisah ini dengan Yesus yang menyeberang dengan perahu,
dan ketika Ia tiba di seberang ada begitu banyak orang yang datang dan
mengerumuniNya (ay. 21). Pada saat itu Yairus datang kepada Yesus. Ia adalah
kepala rumah ibadat (ay. 22). Yairus memohon dengan sangat untuk menyembuhkan
anak perempuannya yang sedang sakit dan hampir mati. Yairus memiliki iman yang
luar biasa, hanya memohon Yesus untuk mau meletakkan tanganNya di atas anaknya
agar ia bisa hidup (ay. 23). Yesus menyetujuinya dan berjalan bersama dengan
Yairus (ay. 24). Ingat bahwa saat itu Yesus sedang berada di tepi danau, dan
kemungkinan rumah Yairus ada di tengah kota.
Tentunya kita
dapat memahami perasaan Yairus saat itu. Yairus ingin agar Yesus segera tiba di
rumahnya dan menyembuhkan anaknya. Bisa kita bayangkan bagaimana Yairus mungkin
berjalan dengan langkah yang cepat dan berharap Yesus mengikuti dengan cepat
juga. Akan tetapi, ternyata dalam perjalanan begitu banyak orang yang
berdesak-desakan di sekitar Yesus (ay. 31) yang tentunya sedikit banyak
menghambat perjalanan Yairus dan Tuhan Yesus. Eh, ternyata tiba-tiba Yesus
berhenti, dan bertanya kepada orang banyak, “Siapa yang menjamah jubahKu?” (ay.
30). Coba kita bayangkan perasaan Yairus saat itu. Mungkin ia berpikir, “Aduh
Tuhan, kok pakai berhenti segala? Ini anakku sudah hampir mati, mbok ya cepetan dikit jalannya dong. Ini siapa lagi sih yang pegang-pegang
Tuhan Yesus, bikin lama saja”.
Memang saat itu
ada seorang perempuan yang menjamah jubah Yesus (ay. 27-29) karena imannya
untuk memperoleh kesembuhan dari penyakitnya yaitu pendarahan selama 12 tahun
(ay, 25-26). Saat itu apa yang Yesus lakukan? Ia memandang sekelilingNya untuk
mencari siapa yang menjamah jubahNya (ay. 32), dan akhirnya perempuan itu pun
tersungkur karena merasa “bersalah” telah menjamah jubah Yesus (ay. 33).
Perhatikan bahwa perempuan itu pun memberitahukan segala sesuatu kepadaNya.
Saya yakin namanya perempuan, pasti kalau menceritakan sesuatu pasti lama dan
agak bertele-tele. Mungkin ia menceritakan bagaimana 12 tahun yang lalu ia
sakit pendarahan, tidak sembuh-sembuh, sudah ke dokter A, dokter B, tabib C,
dan lain-lain tapi belum sembuh hingga uangnya habis, dan seterusnya. Bayangkan
Yairus yang sudah buru-buru, eh ternyata perempuan itu malah banyak bicara. Dan
pastinya Yesus juga berbicara kepada perempuan itu, dan menyampaikan Kabar Baik
juga kepadanya dan kepada orang banyak pada saat itu (ay. 34).
Hingga akhirnya, Alkitab
mengatakan ketika Yesus masih berbicara (perhatikan kata “masih” dalam kalimat
tersebut), muncullah orang yang menyampaikan kabar dukacita: anak Yairus sudah
meninggal, ditambah lagi kalimat dari orang tersebut, “apa perlunya lagi
menyusahkan Guru (Yesus)” (ay. 35). Dengan kata lain orang tersebut ingin
mengatakan bahwa “sudah tidak ada lagi harapan karena anakmu sudah meninggal
dunia”. Sekali lagi saya minta kita membayangkan berada di posisi Yairus.
Mungkin Yairus sedih, mungkin juga kesal kepada si wanita yang baru disembuhkan
karena ia sudah menghambat langkah Tuhan Yesus, mungkin juga kesal kepada Tuhan
Yesus karena ia terlambat menolong putrinya, dan lain sebagainya.
Akan tetapi,
menarik melihat jawaban Yesus yaitu “Jangan takut, percaya saja” (ay. 36). Tuhan
Yesus tahu bahwa Yairus pada awalnya memiliki iman yang luar biasa, karena ia
hanya meminta Tuhan untuk menumpangkan tangan dan anaknya akan sembuh (ay. 23).
Oleh karena itu perkataan Tuhan Yesus dimaksudkan agar Yairus tetap percaya dan
beriman kepadaNya. Setelah itu, Yesus hanya mengajak tiga murid utamaNya
(Petrus, Yakobus, dan Yohanes) untuk
mendampingiNya (ay. 37) dan pergi ke dalam rumah Yairus. Pada saat tiba di
rumah Yairus, orang banyak sudah meratap dan menangis karena anak perempuan
Yairus sudah meninggal (ay. 38). Ketika Yesus mengatakan bahwa putri Yairus
tidak mati tetapi tidur (ay. 39), semua orang di rumah tersebut menertawakan
Yesus (ay. 40a). Oleh karena itu, Yesus mengusir semua orang tersebut, dan
hanya mengizinkan Yairus dan isterinya untuk masuk ke dalam kamar (ay. 40b).
Perhatikan apa
yang dilakukan Yesus. Yesus mengusir semua orang yang menertawakanNya. Bukan
karena Ia benci ditertawakan, tetapi karena orang-orang di sekeliling Yairus
yang menertawakan Yesus bisa membuat iman Yairus hilang. Kadangkala kita lebih
mendengar suara orang lain yang mengatakan bahwa Tuhan tidak mendengar doa-doa
kita, apalagi jika kita sudah berdoa cukup lama dan sepertinya Tuhan tidak
mendengarnya atau menunda-nunda untuk menjawabnya. Oleh karena itu, kita harus
belajar dari kisah ini, yaitu menutup pintu dari omongan orang lain yang
negatif, agar kita bisa mendengar suara Tuhan kepada kita. Jika kita perhatikan
akhir dari kisah ini, akhirnya Yesus pun membuat mujizat dalam keluarga Yairus.
Anaknya dibangkitkan dan hidup kembali dan orang banyak yang melihatnya (yang
sebelumnnya menertawakan Yesus) pun menjadi takjub (ay. 41-43). Sayangnya,
orang banyak itu hanya takjub dan tidak dikatakan memuliakan Tuhan atas mujizat
tersebut.
Hal penting yang
dapat kita pelajari hari ini adalah bagaimana kita bersikap ketika Tuhan
sepertinya menunda-nunda untuk menolong kita. Yesus bisa saja menyembuhkan dari
jarak jauh, seperti ketika menyembuhkan hamba seorang perwira Romawi (Luk
7:1-10). Akan tetapi apa yang dilakukan Yesus adalah luar biasa. Ia sengaja
menunda-nunda untuk tiba di rumah Yairus, tetapi pada akhirnya mujizat tetap
terjadi dan Tuhan tetap menjawab doa Yairus. Ketika doa kita sepertinya tidak
dijawab-jawab oleh Tuhan, bisa jadi itu adalah ujian bagi kita apakah kita
tetap tekun berdoa, apakah kita tetap berharap kepada Tuhan, sekalipun keadaan
yang ada sepertinya berlawanan dengan iman kita. Tetaplah menanti-nantikan
Tuhan, karena Ia pasti akan menjawab doa kita pada waktuNya.
Bacaan Alkitab: Markus 5:21-43
5:21 Sesudah
Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang
lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau,
5:22 datanglah
seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus,
tersungkurlah ia di depan kaki-Nya
5:23 dan memohon
dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati,
datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan
tetap hidup."
5:24 Lalu
pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia
dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
5:25 Adalah di
situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
5:26 Ia telah
berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua
yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya
keadaannya makin memburuk.
5:27 Dia sudah
mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu
ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
5:28 Sebab
katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
5:29 Seketika itu
juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari
penyakitnya.
5:30 Pada ketika
itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia
berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah
jubah-Ku?"
5:31
Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini
berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"
5:32 Lalu Ia memandang
sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.
5:33 Perempuan
itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi
atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus
memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.
5:34 Maka
kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan
engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"
5:35 Ketika Yesus
masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan
berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan
Guru?"
5:36 Tetapi Yesus
tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat:
"Jangan takut, percaya saja!"
5:37 Lalu Yesus
tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan
Yohanes, saudara Yakobus.
5:38 Mereka tiba
di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut,
menangis dan meratap dengan suara nyaring.
5:39 Sesudah Ia
masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis?
Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"
5:40 Tetapi
mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah
dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak
itu.
5:41 Lalu dipegang-Nya
tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai
anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"
5:42 Seketika itu
juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas
tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.
5:43 Dengan
sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu,
lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.