Senin, 26 November 2012

Masih Minum Susu



Minggu, 25 November 2012
Bacaan Alkitab: 1 Korintus 3:1-3
Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.” (1 Kor 3:2)


Masih Minum Susu


Anak saya saat ini sudah berusia tujuh bulan. Dan sejak ia berusia enam bulan, isteri saya sudah mulai membuat makanan tambahan bagi anak saya tersebut, walau masih berupa jus, puree, dan bubur lembut atau bubur saring. Sebelumnya, sampai dengan usia anak saya enam bulan, anak saya hanya minum ASI dan susu formula (karena ASI isteri saya tidak mencukupi kebutuhan minum anak saya). Dan saya melihat memang seorang bayi yang bertumbuh dan berkembang dengan sehat, seharusnya akan menikmati makanan-makanan tambahan tersebut hingga nantinya akan dapat makan makanan seperti yang orang dewasa makan.

Sejujurnya, seorang ibu justru akan lebih direpotkan ketika ia harus menyiapkan makanan tambahan bagi bayinya. Seorang ibu justru lebih praktis ketika ia cukup membuatkan susu bagi anaknya. Akan tetapi, seorang ibu yang baik akan rela berkorban menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk bisa membuat makanan yang memang dibutuhkan anaknya sesuai dengan perkembangannya. Permasalahan terjadi ketika sang anak tidak mau makan makanan keras, tetapi hanya mau susu.

Ketika saya membaca tulisan Paulus kepada jemaat Korintus ini, saya terkejut, karena Paulus sampai menggunakan statement bahwa ia belum bisa memberikan “makanan keras” kepada jemaat di Korintus (ay. 2). Paulus melihat bahwa jemaat Korintus masih belum bisa mencerna “makanan keras” yang Paulus berikan dan masih menyukai “susu”. Dari gambaran tersebut, kita tahu bahwa jemaat Korintus adalah jemaat yang tidak berkembang dan bertumbuh, atau mungkin berkembang dan bertumbuh dengan lambat. Jemaat Korintus belum dewasa secara rohani, tetapi masih memiliki sifat duniawi yang belum dewasa di dalam Kristus (ay. 1).

Dari uraian Paulus di ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, kita melihat salah satu hal yang Paulus tekankan dari jemaat di Korintus adalah bahwa masih ada sifat-sifat duniawi yang belum bisa hilang dari jemaat di Korintus. Sifat-sifat tersebut antara lain iri hati dan perselisihan (ay. 3) yang mungkin memang menjadi karakter atau kebiasaan orang-orang di Korintus, sehingga ketika mereka percaya kepada Tuhan pun, sifat tersebut masih sulit untuk dihilangkan dari jemaat di Korintus. Itulah mengapa, Paulus menulis dua surat yang begitu panjang kepada jemaat di Korintus (jika dibandingkan dengan surat-surat lain yang ditulis Paulus kepada jemaat-jemaat lainnya). Surat kepada jemaat Korintus begitu panjang, tetapi sebagian besar berisi tentang doktrin-doktrin sederhana dan sangat mendasar, karena memang jemaat Korintus masih belum bisa memahami Firman Tuhan yang “keras”, melainkan masih membutuhkan Firman Tuhan yang “sederhana”, sama seperti gambaran bayi yang masih mau minum susu terus-menerus.

Paulus adalah seorang hamba Tuhan yang luar biasa. Ia bisa menyampaikan Firman Tuhan yang begitu berbobot dan mendalam, bahkan Firman Tuhan yang “keras” untuk mengingatkan jemaat agar hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Akan tetapi, ketika suatu jemaat belum siap menerima pengajaran yang “keras”, maka Paulus pun tidak dapat memberikan Firman Tuhan dengan tingkatan yang seperti itu. Yang salah bukan Paulus, akan tetapi jemaat yang memang belum siap menerima Firman Tuhan yang “keras”.

Aplikasinya saat ini bagi kita, apakah dalam konteks manusia rohani, kita masih seperti bayi yang selalu ingin makanan rohani (Firman Tuhan) yang seperti susu, yang hanya akan meninabobokan kita dengan segala hal-hal yang baik saja? Atau kita sudah mencapai tingkatan pertumbuhan yang sesuai, sehingga kita bisa menikmati makanan rohani yang “keras”? Sesungguhnya ketika kita sudah bisa menikmati Firman Tuhan yang “keras”, justru kita akan semakin bertumbuh, karena makanan keras tersebut akan membentuk tubuh rohani kita menjadi lebih dewasa. Akan tetapi orang yang tidak mau menikmati makanan keras tentunya tubuhnya tidak akan berkembang dan tidak akan menjadi dewasa. Pilihan ada di tangan kita, apakah kita mau minum susu terus menerus, atau berani melangkah untuk bisa berusaha makan makanan keras yang berguna bagi diri kita sendiri.


Bacaan Alkitab: 1 Korintus 3:1-3
3:1 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.
3:2 Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.
3:3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.