Rabu, 8 Maret 2017
Bacaan
Alkitab: Yesaya 32:12-17
Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat
kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. (Yes 32:17)
Dampak Kebenaran
Ketika mendengar kata “kebenaran”, apa
hal yang langsung terlintas dalam benak kita? Bagi sebagian orang, kata
kebenaran hanyalah suatu kata yang indah maknanya, tetapi sulit untuk dilakukan.
Bagi sebagian orang lain, kata kebenaran adalah kata yang terlalu muluk-muluk
dan mustahil, yang hampir tidak mungkin ada lagi di dunia modern saat ini. Mungkin
ada juga sebagian orang yang berpendapat bahwa kebenaran adalah istilah Kristen
yang cukup ada di gereja dan tidak perlu dibahas di lingkungan luar gereja (di
masyarakat, di kantor, dan lain sebagainya). Bagi saya, pendapat orang yang
menganggap bahwa kebenaran itu sebagai sesuatu yang kuno atau kurang berarti,
itu adalah pertanda bahwa mereka belum sungguh-sungguh mengenal apakah kebenaran
itu.
Bacaan Alkitab kita hari ini berbicara
tentang perkataan Tuhan melalui nabi Yesaya yang disampaikan kepada bangsa Yehuda,
yaitu dimulai dari seruan kepada bangsa Yehuda untuk meratapi ladang dan kebun mereka
yang melimpah (ay. 12), rumah dan kota yang penuh kesenangan (ay. 13b), serta
juga tanah-tanah kosong yang tak berpenghuni (ay. 13a). Nabi Yesaya
memperingatkan kepada bangsa Yehuda yaitu kondisi sebenarnya dari tanah Yehuda
yang sedang menuju kepada kehancuran, dimana kota-kota menjadi sepi, menara
yang diratakan dengan tanah, serta kawanan hewan liar yang ada di tanah-tanah
Yehuda (ay. 14).
Tentu hal ini bukan dengan tiba-tiba terjadi,
tetapi ini adalah hukuman Allah atas dosa-dosa dan kejahatan bangsa Yehuda di
hadapan-Nya. Sampai kapan kondisi yang menyedihkan ini berlangsung? Alktab
menjawab bahwa kondisi yang memprihatinkan tersebut akan tetap berlangsung
sampai dengan ada Roh Tuhan yang dicurahkan dari atas (ay. 15a). Hal ini bukan
berarti bangsa Yehuda hanya bersikap pasif sampai dengan Tuhan mencurahkan Roh-Nya,
akan tetapi justru harus diartikan bahwa bangsa Yehuda harus mengejar Tuhan, dalam
hal ini mengejar kekudusan-Nya, mengejar keadilan-Nya, dan mengejar
kebenaran-Nya. Bangsa Yehuda harus bertobat dan senantiasa hidup benar di
hadapan Tuhan, barulah ada pemulihan, yang digambarkan sebagai padang gurun
yang berubah menjadi kebun buah, serta kebun buah yang kemudian menjadi hutan
(untuk menggambarkan tanaman yang sangat lebat) (ay. 15b).
Jika bangsa Yehuda sungguh-sungguh
bertobat, maka akan ada keadilan di padang gurun dan kebenaran di kebun buah-buahan
mereka (ay. 16). Keadilan dan kebenaran itulah yang akan mengubah (mentransformasi)
padang gurun menjadi kebun buah-buahan dan kebun buah-buahan menjadi hutan.
Dengan kata lain, jika bangsa Yehuda mau bertobat serta berusaha hidup dalam
keadilan dan kebenaran Tuhan, maka akan ada pemulihan bagi mereka. Pemulihan
ini berlaku di segala bidang, termasuk juga dalam hal ekonomi (padang gurun
yang awalnya tak berarti kemudian bisa menjadi kebun buah yang menghasilkan
buah-buahan).
Selain itu, Tuhan juga menyampaikan hal
yang penting bahwa pasti ada dampak atau konsekuensi positif dari kemauan untuk
hidup benar di hadapan Tuhan. Alkitab menulis bahwa di mana ada kebenaran, di
situ akan tumbuh damai sejahtera (ay. 17a). Kebenaran yang sejati akan
menghasilkan damai sejahtera, tidak hanya bagi orang yang melakukan kebenaran
tersebut, tetapi juga orang-orang disekitarnya. Akan ada damai sejahtera yang
sejati yang nyata berdampak bagi lingkungan sekitar, bukan hanya “kedamaian”
yang semu. Oleh karena itu, jika orang-orang lain berusaha membuat damai atau
kedamaian yang semu, orang yang hidup benar tidak perlu mengejar damai karena secara
otomatis pasti kebenaran itu akan menghasilkan damai sejahtera yang benar.
Selain damai sejahtera, Alkitab juga
mengatakan bahwa akibat kebenaran adalah ketenangan dan ketentraman untuk
selama-lamanya (ay. 17b). Dalam hal ini, harus dimaknai bahwa kebenaran yang
sejati sangatlah mungkin tidak akan memberikan kenyamanan, ketenangan, dan
ketentraman di dunia ini. Dunia ini sudah semakin rusak, sehingga umat Tuhan
harus dibuat tidak nyaman dan tidak aman di bumi ini supaya merindukan langit
yang baru dan bumi yang baru. Namun demikian, dalam kondisi dunia seperti
apapun, akan ada ketenangan dan ketentraman yang dari Tuhan asalnya. Ini bukan
berarti hidup kita tidak akan mengalami masalah, tetapi justru sangat mungkin akan
mengalami banyak masalah, tetapi di situlah Tuhan akan membuat kita dewasa dan
semakin mengerti rencana Tuhan dalam hidup kita, sehingga hidup kita menjadi
hidup yang berarti, yang diletakkan pada tangan Tuhan yang kuat.
Bacaan
Alkitab: Yesaya 32:12-17
32:12 Ratapilah ladangmu yang permai, dan pohon anggurmu yang selalu
berbuah lebat,
32:13 ratapilah tanah bangsaku yang ditumbuhi semak duri dan puteri malu,
bahkan juga segala rumahmu tempat bergirang-girang di kota yang penuh keriaan.
32:14 Sebab purimu sudah ditinggalkan dan keramaian kotamu sudah berubah
menjadi kesepian. Bukit dan Menara sudah menjadi tanah rata untuk
selama-lamanya, menjadi tempat kegirangan bagi keledai hutan dan tempat makan
rumput bagi kawanan binatang.
32:15 Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas: Maka padang gurun akan
menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan.
32:16 Di padang gurun selalu akan berlaku keadilan dan di kebun buah-buahan
akan tetap ada kebenaran.
32:17 Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat
kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.