Kamis, 30 Maret 2017

Yeremia vs Nabi-nabi Palsu (Bagian 6): Menjadi Lawan Tuhan



Sabtu, 1 April 2017
Bacaan Alkitab: Yeremia 23:30-32
Sebab itu, sesungguhnya, Aku akan menjadi lawan para nabi, demikianlah firman TUHAN, yang mencuri firman-Ku masing-masing dari temannya. (Yer 23:30)


Yeremia vs Nabi-nabi Palsu (Bagian 6): Menjadi Lawan Tuhan


Ketika menghadapi nabi-nabi palsu yang berada di sisi yang berseberangan dengan dirinya, saya yakin nabi Yeremia tentu bertanya-tanya dalam hatinya: “Apakah Tuhan akan membela diriku yang selama ini menyuarakan suara Tuhan?”. Sebagai manusia, saya paham bahwa Yeremia pun juga adalah manusia yang mungkin juga berharap keadilan Tuhan dapat terlaksana secepatnya. Pada masa itu, harus kita pahami juga bahwa Yeremia hanya berdiri seorang diri melawan ratusan bahkan ribuan nabi palsu. Ketika Yeremia menyampaikan suara Tuhan, di sisi yang lain nabi-nabi palsu itu pun menyuarakan suara kepalsuan, dengan jumlah mereka yang jauh lebih banyak. Tentu dalam hal ini Yeremia berharap Tuhan segera menunjukkan siapa yang berada di pihak yang benar.

Dalam hal ini, Tuhan ingin mengajar Yeremia bahwa yang terpenting bukanlah jawaban Tuhan yang segera terjadi untuk membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah, tetapi bagaimana memperkarakan apakah Yeremia memang benar-benar ada di sisi yang benar. Jika Yeremia mau berada di sisi yang benar, maka Tuhan sendiri mengajarkan bahwa ada hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan Yeremia. Jika ia mau melakukannya, maka ia ada di sisi yang benar. Jika tidak melakukannya (atau melakukan hal yang sebaliknya), maka Yeremia sedang berada di sisi yang berlawanan dengan Tuhan, artinya menjadi lawan Tuhan. Ciri-ciri tersebut antara lain:

  • Tidak mencuri Firman Tuhan dari tempatnya (ay. 30b). Artinya adalah nabi yang benar akan meninggikan Firman Tuhan dan tidak akan menggantikannya dengan perkataan-perkataan yang murahan dan tidak bernilai tinggi. Nabi yang benar akan menyampaikan Firman Tuhan dalam setiap perkataannya, dan bukan “kesaksian” atau kisah-kisah yang meninggikan diri sendiri. Nabi yang benar akan meninggikan Tuhan dan tidak akan mencuri kemuliaan Tuhan sedikitpun.
  • Memakai lidahnya dengan bertanggung jawab untuk menyampaikan Firman yang benar (ay. 31b). Artinya adalah nabi yang benar akan memiliki perkataan yang bertanggung jawab dan bisa dipertanggungjawabkan. Nabi yang benar tidak akan sembarangan mengucapkan perkataan yang sia-sia, bahkan tidak akan sampai mengucapkan perkataan yang tidak membangun iman. Setiap perkataannya dapat ia pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan maupun manusia. Lidahnya dapat dipercaya dan tidak pernah menipu. Firman yang disampaikan adalah Firman yang benar dan bukan hanya dongeng-dongeng yang enak didengar. 
  • Tidak menubuatkan dan menceritakan mimpi-mimpi dusta dan bualan yang menyesatkan (ay. 32b). Nabi yang benar hanya akan menyampaikan suara Tuhan. Ia tidak akan berani menyampaikan apa yang bukan suara Tuhan. Ia akan memilih untuk diam ketika Tuhan tidak berfirman, daripada menyampaikan suara yang bukan suara Tuhan. Sebaliknya, nabi palsu akan dengan senang hati menceritakan mimpi-mimpi dusta dan bualan yang menyesatkan. Ia tidak peduli akan Firman Tuhan, karena yang lebih penting lagi adalah penghargaan dari manusia. Nabi-nabi palsu akan menggunakan segala macam cara supaya ia boleh menjadi terkenal, supaya ia boleh dekat dengan pusat kekuasaan, yaitu dengan cara menjual kata-kata yang manis. Nabi yang benar akan berjuang keras supaya ia jangan sampai menyesatkan. Nabi yang palsu tidak peduli jika ia menyesatkan, yang terpenting ia bisa terkenal, punya banyak uang, dan terhormat di mata manusia. 


Melihat begitu parahnya apa yang dilakukan nabi palsu tersebut, Tuhan sendiri berkata bahwa Ia akan menjadi lawan dari nabi-nabi palsu tersebut. Kalimat tersebut diulang-ulang sampai tiga kali dalam ayat 30a, 31a, dan 32a. Betapa bahayanya jika Tuhan yang menjadi lawan kita. Hal itu jauh lebih berat dibandingkan dengan apapun. Jika semua orang di dunia ini menjadi lawan kita, itu masih jauh lebih mudah dibandingkan dengan jika Tuhan yang menjadi lawan kita.

Sayangnya, nabi-nabi palsu sudah tidak peduli dengan Tuhan yang menjadi lawan. Mereka tidak pernah memikirkan kekekalan. Mereka sama sekali tidak pernah memikirkan tentang hukuman Tuhan. Yang mereka pikirkan adalah sukacita duniawi, harta duniawi dan penghargaan duniawi. Mereka tetap tenang menyampaikan nubuat palsu meskipun Tuhan tidak pernah mengutus mereka (ay. 32c). Sesungguhnya mereka tidak berguna sama sekali bagi bangsa ini, apalagi bagi Tuhan (ay. 32d). Jika sudah tidak berguna bagi Tuhan, apakah kesudahannya selain nanti akan dibuang dan menjadi sampah abadi dalam kekekalan?



Bacaan Alkitab: Yeremia 23:30-32
23:30 Sebab itu, sesungguhnya, Aku akan menjadi lawan para nabi, demikianlah firman TUHAN, yang mencuri firman-Ku masing-masing dari temannya.
23:31 Sesungguhnya, Aku akan menjadi lawan para nabi, demikianlah firman TUHAN, yang memakai lidahnya sewenang-wenang untuk mengutarakan firman ilahi.
23:32 Sesungguhnya, Aku akan menjadi lawan mereka yang menubuatkan mimpi-mimpi dusta, demikianlah firman TUHAN, dan yang menceritakannya serta menyesatkan umat-Ku dengan dustanya dan dengan bualnya. Aku ini tidak pernah mengutus mereka dan tidak pernah memerintahkan mereka. Mereka sama sekali tiada berguna untuk bangsa ini, demikianlah firman TUHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.