Selasa, 28 Maret 2017
Bacaan
Alkitab: Yeremia 23:12-15
Sebab itu jalan mereka akan seperti jalan-jalan yang licin bagi
mereka; di dalam gelap mereka akan terserandung dan akan jatuh di sana; sebab
Aku akan mendatangkan malapetaka atas mereka dalam tahun waktu mereka dihukum,
demikianlah firman TUHAN. (Yer 23:12)
Yeremia vs Nabi-nabi Palsu (Bagian 2): Hukuman bagi
Nabi-nabi Palsu
Dalam pergumulan nabi Yeremia
menghadapi nabi-nabi palsu, Yeremia diingatkan Tuhan bahwa tidak selamanya
kejahatan akan menang terhadap kebenaran. Kebenaran mungkin bisa disalahkan,
tetapi kebenaran tidak akan pernah bisa dikalahkan. Ketika hati Yeremia hancur
akibat melihat begitu banyak nabi-nabi palsu yang menyuarakan firman yang
palsu, di situ Tuhan menunjukkan bagaimana hukuman Tuhan atas nabi-nabi palsu
tersebut.
Tuhan menunjukkan bahwa jalan yang
ditempuh oleh para nabi palsu tersebut akan menjadi jalan yang licin bagi
mereka (ay. 12a). Kelihatannya jalan mereka itu sangat mulus, tetapi sebenarnya
jalan mereka sangat licin dan mereka dapat dengan mudah terjatuh. Ini sejajar
dengan apa yang disampaikan oleh pemazmur ketika melihat kesudahan orang-orang
fasik (Mzm 73:16-19). Tuhan akan membuat merkea tersandung dan jatuh (ay. 12b).
Malapetaka dari Tuhan akan menimpa mereka dan menjadi hukuman bagi mereka ketika
waktunya sudah tiba (ay. 12c).
Ada perbedaan yang kontras antara
nabi-nabi palsu di kerajaan Israel Utara yang beribukota di Samaria dengan
nabi-nabi palsu di kerajaan Yehuda (Israel Selatan) yang beribukota di Yerusalem.
Di kerajaan Israel, Tuhan melihat ada nabi-nabi palsu di Samaria yang bernubuat
demi Baal (bukan demi Tuhan) dan menyesatkan umat Israel. Ini dikatakan sebagai
sesuatu yang kurang pantas di hadapan Tuhan (ay. 13). Sebaliknya, Tuhan
mengatakan bahwa nabi-nabi palsu di Yerusalem justru lebih mengerikan (ay. 14a).
Alkitab menulis bagaimana kelakuan mereka yang jahat di hadapan Tuhan: mereka
berzinah dan berkelakuan tidak jujur, mereka justru menguatkan hati orang-orang
yang berbuat jahat, sehingga akibatnya adalah orang menjadi semakin jahat dan
tidak ada yang bertobat dari kejahatannya (ay. 14b).
Dalam hal ini Yerusalem menggambarkan
kota yang kudus karena terdapat Bait Allah yang dibangun pada masa pemerintahan
Raja Salomo. Bait Allah merupakan simbol kehadiran Allah bagi bangsa Israel dan
Yehuda. Namun demikian, di tempat di mana seharusnya nama Allah ditinggikan, di
situ nabi-nabi palsu merajalela. Mereka menyampaikan penyesatan sehingga tidak
ada pertobatan. Ini membuat rakyat menjadi semakin jahat, bahkan dikatakan
bahwa kejahatan bangsa Yehuda sudah seperti kejahatan kota Sodom dan Gomora
(ay. 14c). Ini adalah kejahatan yang luar biasa memalukan bagi Tuhan. Jika di
kota yang kudus ada penyesatan dan tidak ada pertobatan, maka bagaimana nama
Tuhan bisa dipermuliakan. Lebih parahnya lagi, nabi-nabi palsu tidak ada yang
menyuarakan pertobatan, mereka sibuk menyenangkan rakyat Yehuda dengan ucapan
bibir yang manis dan menipu.
Terkait dengan hal tersebut, Tuhan
sendiri berfirman bahwa Ia akan memberi hukuman kepada nabi-nabi palsu
tersebut. Tuhan akan memberi mereka makan ipuh dan minum racun (ay. 15a). Walaupun
nabi Yeremia pada saat itu terlihat kalah, tetapi Tuhan pada akhirnya juga
menghukum nabi-nabi palsu. Dengan apa hukuman Tuhan? Dengan menunjukkan akhir
kerajaan Yehuda yang ditaklukkan oleh Raja Babel. Ketika nabi Yeremia
menyerukan pertobatan dan tunduk kepada Raja Babel, sementara nabi-nabi palsu
menubuatkan bahwa bangsa Yehuda pasti menang melawan Raja Babel karena ada Bait
Allah di Yerusalem, di situ Tuhan membuktikan siapa yang berada di pihak yang
benar. Hukuman ini diberikan karena seharusnya dari Yerusalem-lah keluar suara
Tuhan yang benar, akan tetapi mereka memanipulasi suara Tuhan demi kepentingan
pribadinya (ay. 15b).
Saat ini, ada begitu banyak orang-orang
yang mengaku mendapatkan suara kenabian dari Tuhan. Satu hal yang harus kita
uji, apakah suara yang disampaikan itu benar-benar dari Tuhan atau tidak. Suara
dari Tuhan sangat jarang memuji kelakuan umat yang sudah baik. Dari Perjanjian
Lama sampai Perjanjian Baru, suara Tuhan hampir seluruhnya adalah seruan
pertobatan, yaitu seruan untuk meninggalkan dosa dan kembali kepada jalan yang
benar. Oleh karena itu, mari kita berhati-hati menyikapi orang-orang yang
mengaku memiliki suara kenabian. Ujilah apakah suara kenabian yang disampaikan
itu mendorong orang-orang untuk bertobat dan berjuang hidup kudus dan sempurna
di hadapan Tuhan atau tidak? Jika Yeremia ribuan tahun yang lalu sudah berjuang
melawan nabi-nabi palsu, demikian pula kita yang hidup di zaman akhir ini juga
akan menghadapi nabi-nabi palsu. Mari kita berjuang untuk dapat mengerti
kehendak Tuhan sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang palsu.
Ingatlah bahwa telah tersedia hukuman bagi para nabi-nabi palsu tersebut,
sehingga jangan sampai kita terseret dalam kepalsuan yang dikabarkan oleh
nabi-nabi palsu tersebut.
Bacaan
Alkitab: Yeremia 23:12-15
23:12 Sebab itu jalan mereka akan seperti jalan-jalan yang licin bagi
mereka; di dalam gelap mereka akan terserandung dan akan jatuh di sana; sebab
Aku akan mendatangkan malapetaka atas mereka dalam tahun waktu mereka dihukum,
demikianlah firman TUHAN.
23:13 Di kalangan para nabi Samaria Aku melihat ada yang kurang pantas:
mereka bernubuat demi Baal dan menyesatkan umat-Ku Israel.
23:14 Tetapi di kalangan para nabi Yerusalem Aku melihat ada yang
mengerikan: mereka berzinah dan berkelakuan tidak jujur; mereka menguatkan hati
orang-orang yang berbuat jahat, sehingga tidak ada seorang pun yang bertobat
dari kejahatannya; semuanya mereka telah menjadi seperti Sodom bagi-Ku dan
penduduknya seperti Gomora."
23:15 Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam mengenai para nabi itu:
"Sesungguhnya, Aku akan memberi mereka makan ipuh dan minum racun, sebab
dari para nabi Yerusalem telah meluas kefasikan ke seluruh negeri."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.