Senin, 27 Maret 2017

Yeremia vs Nabi-nabi Palsu (Bagian 2): Hukuman bagi Nabi-nabi Palsu



Selasa, 28 Maret 2017
Bacaan Alkitab: Yeremia 23:12-15
Sebab itu jalan mereka akan seperti jalan-jalan yang licin bagi mereka; di dalam gelap mereka akan terserandung dan akan jatuh di sana; sebab Aku akan mendatangkan malapetaka atas mereka dalam tahun waktu mereka dihukum, demikianlah firman TUHAN. (Yer 23:12)


Yeremia vs Nabi-nabi Palsu (Bagian 2): Hukuman bagi Nabi-nabi Palsu


Dalam pergumulan nabi Yeremia menghadapi nabi-nabi palsu, Yeremia diingatkan Tuhan bahwa tidak selamanya kejahatan akan menang terhadap kebenaran. Kebenaran mungkin bisa disalahkan, tetapi kebenaran tidak akan pernah bisa dikalahkan. Ketika hati Yeremia hancur akibat melihat begitu banyak nabi-nabi palsu yang menyuarakan firman yang palsu, di situ Tuhan menunjukkan bagaimana hukuman Tuhan atas nabi-nabi palsu tersebut.

Tuhan menunjukkan bahwa jalan yang ditempuh oleh para nabi palsu tersebut akan menjadi jalan yang licin bagi mereka (ay. 12a). Kelihatannya jalan mereka itu sangat mulus, tetapi sebenarnya jalan mereka sangat licin dan mereka dapat dengan mudah terjatuh. Ini sejajar dengan apa yang disampaikan oleh pemazmur ketika melihat kesudahan orang-orang fasik (Mzm 73:16-19). Tuhan akan membuat merkea tersandung dan jatuh (ay. 12b). Malapetaka dari Tuhan akan menimpa mereka dan menjadi hukuman bagi mereka ketika waktunya sudah tiba (ay. 12c).

Ada perbedaan yang kontras antara nabi-nabi palsu di kerajaan Israel Utara yang beribukota di Samaria dengan nabi-nabi palsu di kerajaan Yehuda (Israel Selatan) yang beribukota di Yerusalem. Di kerajaan Israel, Tuhan melihat ada nabi-nabi palsu di Samaria yang bernubuat demi Baal (bukan demi Tuhan) dan menyesatkan umat Israel. Ini dikatakan sebagai sesuatu yang kurang pantas di hadapan Tuhan (ay. 13). Sebaliknya, Tuhan mengatakan bahwa nabi-nabi palsu di Yerusalem justru lebih mengerikan (ay. 14a). Alkitab menulis bagaimana kelakuan mereka yang jahat di hadapan Tuhan: mereka berzinah dan berkelakuan tidak jujur, mereka justru menguatkan hati orang-orang yang berbuat jahat, sehingga akibatnya adalah orang menjadi semakin jahat dan tidak ada yang bertobat dari kejahatannya (ay. 14b).

Dalam hal ini Yerusalem menggambarkan kota yang kudus karena terdapat Bait Allah yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Salomo. Bait Allah merupakan simbol kehadiran Allah bagi bangsa Israel dan Yehuda. Namun demikian, di tempat di mana seharusnya nama Allah ditinggikan, di situ nabi-nabi palsu merajalela. Mereka menyampaikan penyesatan sehingga tidak ada pertobatan. Ini membuat rakyat menjadi semakin jahat, bahkan dikatakan bahwa kejahatan bangsa Yehuda sudah seperti kejahatan kota Sodom dan Gomora (ay. 14c). Ini adalah kejahatan yang luar biasa memalukan bagi Tuhan. Jika di kota yang kudus ada penyesatan dan tidak ada pertobatan, maka bagaimana nama Tuhan bisa dipermuliakan. Lebih parahnya lagi, nabi-nabi palsu tidak ada yang menyuarakan pertobatan, mereka sibuk menyenangkan rakyat Yehuda dengan ucapan bibir yang manis dan menipu.

Terkait dengan hal tersebut, Tuhan sendiri berfirman bahwa Ia akan memberi hukuman kepada nabi-nabi palsu tersebut. Tuhan akan memberi mereka makan ipuh dan minum racun (ay. 15a). Walaupun nabi Yeremia pada saat itu terlihat kalah, tetapi Tuhan pada akhirnya juga menghukum nabi-nabi palsu. Dengan apa hukuman Tuhan? Dengan menunjukkan akhir kerajaan Yehuda yang ditaklukkan oleh Raja Babel. Ketika nabi Yeremia menyerukan pertobatan dan tunduk kepada Raja Babel, sementara nabi-nabi palsu menubuatkan bahwa bangsa Yehuda pasti menang melawan Raja Babel karena ada Bait Allah di Yerusalem, di situ Tuhan membuktikan siapa yang berada di pihak yang benar. Hukuman ini diberikan karena seharusnya dari Yerusalem-lah keluar suara Tuhan yang benar, akan tetapi mereka memanipulasi suara Tuhan demi kepentingan pribadinya (ay. 15b).

Saat ini, ada begitu banyak orang-orang yang mengaku mendapatkan suara kenabian dari Tuhan. Satu hal yang harus kita uji, apakah suara yang disampaikan itu benar-benar dari Tuhan atau tidak. Suara dari Tuhan sangat jarang memuji kelakuan umat yang sudah baik. Dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, suara Tuhan hampir seluruhnya adalah seruan pertobatan, yaitu seruan untuk meninggalkan dosa dan kembali kepada jalan yang benar. Oleh karena itu, mari kita berhati-hati menyikapi orang-orang yang mengaku memiliki suara kenabian. Ujilah apakah suara kenabian yang disampaikan itu mendorong orang-orang untuk bertobat dan berjuang hidup kudus dan sempurna di hadapan Tuhan atau tidak? Jika Yeremia ribuan tahun yang lalu sudah berjuang melawan nabi-nabi palsu, demikian pula kita yang hidup di zaman akhir ini juga akan menghadapi nabi-nabi palsu. Mari kita berjuang untuk dapat mengerti kehendak Tuhan sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang palsu. Ingatlah bahwa telah tersedia hukuman bagi para nabi-nabi palsu tersebut, sehingga jangan sampai kita terseret dalam kepalsuan yang dikabarkan oleh nabi-nabi palsu tersebut.



Bacaan Alkitab: Yeremia 23:12-15
23:12 Sebab itu jalan mereka akan seperti jalan-jalan yang licin bagi mereka; di dalam gelap mereka akan terserandung dan akan jatuh di sana; sebab Aku akan mendatangkan malapetaka atas mereka dalam tahun waktu mereka dihukum, demikianlah firman TUHAN.
23:13 Di kalangan para nabi Samaria Aku melihat ada yang kurang pantas: mereka bernubuat demi Baal dan menyesatkan umat-Ku Israel.
23:14 Tetapi di kalangan para nabi Yerusalem Aku melihat ada yang mengerikan: mereka berzinah dan berkelakuan tidak jujur; mereka menguatkan hati orang-orang yang berbuat jahat, sehingga tidak ada seorang pun yang bertobat dari kejahatannya; semuanya mereka telah menjadi seperti Sodom bagi-Ku dan penduduknya seperti Gomora."
23:15 Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam mengenai para nabi itu: "Sesungguhnya, Aku akan memberi mereka makan ipuh dan minum racun, sebab dari para nabi Yerusalem telah meluas kefasikan ke seluruh negeri."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.