Kamis, 9 Maret 2017
Bacaan
Alkitab: Matius 7:15-16
Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar
seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. (Mat 7:15)
Kewaspadaan Umat Perjanjian Baru (1): terhadap Nabi-nabi Palsu
Mulai hari ini, saya akan membahas satu
topik yang cukup menarik yaitu mengenai hal-hal yang perlu kita waspadai
sebagai umat Perjanjian Baru. Dalam hal ini, kita akan belajar mengenai apa
kata Alkitab tentang hal-hal yang harus diwaspadai oleh orang percaya di zaman
Perjanjian Baru ini. Hal pertama yang harus kita waspadai adalah mengenai
nabi-nabi palsu (ay. 15a).
Tentu bukan kebetulan bahwa beberapa
waktu yang lalu, renungan ini juga telah membahas panjang lebar mengenai nabi-nabi
palsu di dalam Perjanjian Baru. Bukan kebetulan pula bahwa pembahasan pertama
mengenai topik tentang nabi palsu dan topik tentang kewaspadaan umat Perjanjian
Baru juga menggunakan ayat yang sama. Ini adalah suatu irisan yang “indah”
antara nabi palsu dan kewaspadaan. Jika ayat pertama dalam Perjanjian Baru yang
memuat kata “nabi palsu” dan “kewaspadaan” adalah ayat yang sama, berarti Tuhan
ingin kita benar-benar memperhatikan ayat tersebut, dan kewaspadaan terhadap
nabi palsu adalah salah satu kewaspadaan yang tertinggi yang harus kita miliki.
Kita melihat betapa berbahayanya nabi
palsu karena mereka datang dengan penuh penyamaran dan tipu muslihat. Mereka
datang seperti domba kepada kawanan domba, padahal sesungguhnya mereka adalah
serigala yang buas (ay. 15b). Jika mereka datang sebagai serigala, maka kita
sebagai kawanan domba akan dengan mudah langsung mengenali nabi-nabi palsu
tersebut. Namun justru karena mereka menyamar dan sulit untuk dibedakan, itulah
yang membuat kita senantiasa harus waspada.
Dari fisik atau penampilan luar memang
kita sulit membedakan manakah yang adalah nabi-nabi palsu dan manakah yang
bukan. Kita tentu juga akan sulit membedakan nabi-nabi palsu atau bukan hanya
dari isi khotbahnya (mengingat seorang nabi pasti akan menyampaikan suara yang
mereka akui sebagai suara kenabian). Namun demikian, Tuhan Yesus memberikan
suatu petunjuk kepada kita untuk dapat membedakan manakah yang adalah nabi-nabi
palsu dan manakah yang bukan, yaitu dari buahnya (ay. 16a).
Sama seperti semak duri tidak mungkin
menghasilkan buah anggur dan rumput duri tidak mungkin menghasilkan buah ara,
demikian pula nabi-nabi palsu tidak mungkin dapat menghasilkan buah yang baik
(ay. 16b). Buah bicara tentang sesuatu yang tidak hanya kelihatan dari luar,
tetapi juga bisa dipanen/dipetik dan dinikmati. Oleh karena itu, ketika Tuhan Yesus
berbicara tentang buah, ini juga bicara tentang sikap hidup yang bisa dinikmati
oleh orang lain.
Penyamaran nabi palsu tersebut akan
ketahuan jika kita tidak hanya melihat dari apa yang kelihatan, tetapi dari
apakah hidupnya bisa dinikmati oleh sesama dan terlebih lagi oleh Tuhan. Memang
hal itu pun tetap akan sulit terlihat kecuali kita memiliki kepekaan rohani
yang tinggi. Oleh karena itu, dalam kewaspadaan kita yang pertama ini, kita
perlu mendekat dengan Tuhan supaya kita peka terhadap apa yang berasal dari
Tuhan, dan kita pasti tahu apa yang bukan berasal dari Tuhan.
Di era modern sekarang ini, nabi-nabi
palsu ini pun sangat mungkin sudah masuk di dalam lingkungan persekutuan atau
gereja. Mereka pada awalnya memang tampak seperti domba, tetapi jika kita punya
suatu kedekatan yang intim dengan Gembala Agung kita yaitu Tuhan Yesus Kristus,
maka kita akan mampu mengenali dan membedakan nabi-nabi palsu tersebut. Satu
hal kunci yang membedakan: suara nabi palsu pasti tidak akan selaras dengan
suara Gembala Agung kita. Oleh karena itu, tidak ada cara lain untuk
mengidentifikasi nabi palsu tersebut, selain dengan mendekat kepada Tuhan dan
hidup dalam persekutuan yang erat dengan-Nya.
Bacaan
Alkitab: Matius 7:15-16
7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan
menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah
anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.