Senin, 27 Maret 2017
Bacaan
Alkitab: Yeremia 23:9-11
"Sungguh, baik nabi maupun imam berlaku fasik; di rumah-Ku pun juga
Aku mendapati kejahatan mereka, demikianlah firman TUHAN.” (Yer 23:11)
Yeremia vs Nabi-nabi Palsu (Bagian 1): Kejahatan di Rumah
Tuhan
Dalam masa hidup nabi Yeremia, harus
dipahami bahwa Yeremia hidup pada masa yang sangat sukar. Sukar di sini bukan
hanya terkait kondisi ekonomi, sosial, politik (karena sedang berperang dengan
bangsa-bangsa lain), tetapi juga kondisi rohani atau spiritual. Kondisi
tersebut begitu bobroknya sehingga apa yang disampaikan oleh nabi Yeremia
begitu mencerminkan kebobrokan moral dan spiritual bangsa Yehuda pada waktu
itu.
Dalam Firman Tuhan yang disampaikan
oleh nabi Yeremia, Tuhan sedang mengkritik nabi-nabi (tentu dalam hal ini
nabi-nabi palsu) dan imam-imam. Mengenai nabi-nabi, Yeremia menjadi sakit,
hatinya menjadi hancur dan segala tulangnya menjadi goyah (ay. 9a). Ini tidak
berbicara tentang ketakutan Yeremia menghadapi para nabi palsu. Ia siap mati
demi kebenaran Firman Tuhan dan tidak takut sedikitpun mengenai apa yang bisa
dilakukan oleh nabi-nabi palsu terhadap dirinya. Tetapi Yeremia begitu sedih dan
hancur hati karena melihat begitu besar murka Allah yang akan terjadi akibat
para nabi-nabi palsu yang melanggar kekudusan Firman Tuhan (ay. 9c). Yeremia
diibaratkan seperti orang mabuk yang kebanyakan minum anggur (ay. 9b). Ia
seperti orang yang tidak berdaya menghadapi nabi-nabi palsu yang
terang-terangan menggunakan nama Tuhan untuk kepentingan pribadi mereka.
Keluhan Yeremia pun berlanjut. Ia
mengemukakan bagaimana negeri Yehuda telah penuh dengan orang-orang yang
berzinah (ay. 10a). Kata berzinah di sini dapat diartikan perzinahan secara
fisik, tetapi juga bisa diartikan perzinahan secara rohani (yang menggambarkan
bangsa Yehuda yang beribadah kepada Allah tetapi juga menyembah dewa-dewa
lainnya). Hal tersebut pun pada akhirnya mendatangkan kutuk, karena perbuatan
perzinahan secara fisik adalah pelanggaran juga terhadap Firman Tuhan (Ul
27:20-23), demikian pula perbuatan perzinahan rohani adalah pelanggaran
terhadap Firman Tuhan (Ul 27:15). Kutuk dari Tuhan ini menimpa negeri Yehuda (ay.
10b).
Hal ini betul-betul membuat negeri
Yehuda menjadi negeri yang tidak diberkati Tuhan. Para penduduknya tidak pernah
mencari dan mengejar Tuhan. Rakyat Yehuda justru mengejar kejahatan. Mereka
merasa bangga dengan ketidakadilan yang mereka lakukan, dan itulah kebanggaan
dan kekuatan bagi mereka (ay. 10c). Dalam hal ini, ketika rakyat sudah berbuat
apa yang salah dan jahat di hadapan Tuhan, harus ada pihak-pihak yang
memperingatkan dan mengajak rakyat kembali ke jalan yang benar. Inilah
sebenarnya tugas para nabi dan para imam, dimana para nabi menyuarakan suara
Tuhan untuk bertobat, dan para imam mengajar dan memimpin rakyat untuk hidup di
dalam jalan-jalan Tuhan.
Permasalahannya, pada waktu itu para
nabi dan para imam sudah dipandang sebagai orang yang berlaku fasik (ay. 11a).
Para nabi dan imam yang seharusnya menuntun bangsa Yehuda ke jalan yang benar,
justru mereka juga sedang berlaku fasik dan jahat. Para nabi dan imam sebenarnya
sedang menuntun bangsa Yehuda ke jalan yang salah, sedang menjerumuskan bangsa
Yehuda, dan sedang melawan Tuhan Semesta Alam. Yang lebih menyakitkan lagi,
kejahatan yang dilakukan oleh para nabi dan imam itu dilakukan di rumah Tuhan.
Alkitab menulis bahwa Tuhan mendapati adanya kejahatan yang dilakukan oleh para
nabi dan para imam di dalam Rumah Tuhan. Rumah Tuhan yang kudus itu pun telah
berubah menjadi sarang penyamun.
Jika kita menarik ke kondisi gereja
saat ini, perlu kita perkarakan sungguh-sungguh apakah rumah Tuhan (dalam hal
ini gereja Tuhan) adalah gereja yang kudus, yang mengajarkan kebenaran, yang
mementingkan kekudusan hidup, dan yang membawa jemaat menuju arah yang benar?
Atau jangan-jangan para nabi (yaitu para pembicara dan pengkhotbah) serta para
imam (yaitu para pendeta dan gembala jemaat) justru dipandang fasik oleh Tuhan?
Di sini kita perlu mengintropeksi diri sendiri. Kita perlu mendoakan gereja
kita supaya tidak ada kejahatan di rumah Tuhan. Kita juga harus menjadi aktif
dalam mengkoreksi kesalahan yang ada di gereja, minimal dengan belajar untuk
membedakan suara Tuhan dan yang bukan suara Tuhan. Kita harus menjadi seperti
nabi Yeremia yang berani menyampaikan kebenaran melawan para nabi palsu. Memang
kita harus bijaksana, artinya tidak menyerang secara frontal oknum “nabi dan
imam” yang menyimpang dari kebenaran. Akan tetapi kita harus memohon hikmat
dari Tuhan untuk mampu membuat orang-orang di sekitar kita bertobat dan hidup
dalam kebenaran.
Bacaan
Alkitab: Yeremia 23:9-11
23:9 Mengenai nabi-nabi. Hatiku hancur dalam dadaku, segala tulangku goyah.
Keadaanku seperti orang mabuk, seperti laki-laki yang terlalu banyak minum
anggur, oleh karena TUHAN dan oleh karena firman-Nya yang kudus.
23:10 Negeri telah penuh dengan orang-orang berzinah; sungguh, oleh karena
kutuk ini gersanglah negeri dan layulah padang-padang rumput di gurun; apa yang
dikejar mereka adalah kejahatan, dan kekuatan mereka adalah ketidakadilan.
23:11 "Sungguh, baik nabi maupun imam berlaku fasik; di rumah-Ku pun
juga Aku mendapati kejahatan mereka, demikianlah firman TUHAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.