Jumat, 17 Maret 2017
Bacaan
Alkitab: Ibrani 3:12-14
Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat
seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari
Allah yang hidup. (Ibr 3:12)
Kewaspadaan Umat Perjanjian Baru (9): terhadap Kemurtadan
Dalam serial topik renungan mengenai
kewaspadaan umat Perjanjian Baru, pada hari ini kita akan belajar mengenai
salah satu hal yang harus kita waspadai, yaitu kemurtadan. Kata murtad dalam
bahasa aslinya adalah aphistémi (ἀφίστημι) yang memiliki arti dasar yaitu
pergi, meninggalkan, atau mundur/menarik diri. Tentu dalam hal ini, orang baru
bisa dikatakan murtad jika ia sudah pernah mengenal kebenaran namun kemudian
dengan kesadaran penuh ia meninggalkan kebenaran itu. Dalam konteks
kekristenan, murtad sering dipandang sebagai “kehilangan keselamatan”.
Dalam hal ini kita perlu membangun
pengertian bahwa keselamatan itu tidak boleh dipandang hanya dalam aspek “masuk
surga”. Keselamatan harus dipandang setidaknya dalam 3 aspek: 1) aspek masa
lalu (past), yaitu ketika Tuhan Yesus mati di atas kayu salib untuk menebus
dosa dunia; 2) aspek masa kini (present) dimana adalah kewajiban kita semua
untuk mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar; dan 3) aspek masa yang
akan datang, yaitu ketika orang-orang yang telah setia mengerjakan keselamatan
akan diperkenankan untuk memerintah bersama-sama dengan Tuhan Yesus dalam
Kerajaan-Nya yang kekal.
Ketiga aspek ini adalah satu kesatuan
dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Adalah sangat naif jika orang Kristen hanya
memandang karya keselamatan sudah selesai dituntaskan oleh Tuhan Yesus di atas
kayu salib 2000 tahun yang lalu dan kita cukup menerimanya dan mengamininya
tanpa perlu melakukan apapun. Adalah sangat naif juga jika ada orang Kristen
yang memandang bahwa keselamatan itu hanya sekedar masuk dunia yang akan
datang. Keselamatan harus dilihat secara menyeluruh dan tidak dapat dilihat
secara parsial.
Kemurtadan seseorang tentu tidak akan
terjadi secara tiba-tiba. Alkitab menuliskan bahwa kemurtadan biasanya diawali
oleh hati yang jahat dan yang tidak percaya (ay. 12a). Hati yang jahat
berbicara tentang kondisi yang jahat di dalam diri manusia, ibarat monster yang
tidak terlihat dari luar. Jika hati seseorang sudah jahat dan kondisi itu tetap
dipelihara, maka lambat laun ia tidak akan dapat mempercayai Tuhan sepenuhnya.
Ia akan mudah dipengaruhi oleh kondisi di luar yang mengikis imannya. Jika
orang ini tidak segera bertobat (yaitu mematikan monster dalam dirinya), maka
ia akan dapat murtad dari jalan Allah (ay. 12b).
Hal kedua yang dapat membuat orang
murtad adalah tipu daya dosa. Dosa tidak boleh hanya dipandang sebagai
pelanggaran atas hukum Allah, tetapi juga harus dilihat sebagai sebuah “kemelesetan”
dari apa yang dirancangkan oleh Allah. Manusia tidak boleh hanya bangga menjadi
orang baik, tetapi harus berjuang untuk menjadi sempurna di hadapan Allah. Dosa
membuat manusia menjadi pribadi yang tidak utuh di hadapan Allah, sehingga kita
semua perlu memiliki pertobatan setiap hari. Orang yang tidak mau bertobat (yaitu
mereka yang tidak mau berubah secara progresif untuk menjadi manusia yang
sempurna), dapat menjadi tegar hati karena tipu daya dosa (ay. 13b).
Oleh karena itu penting bagi kita untuk
tetap teguh berpegang pada keyakinan iman yang benar di dalam Kristus (ay 14b).
Ini sejajar dengan perintah untuk tetap mengerjakan keselamatan dengan takut
dan gentar (Flp 2:12). Tidak hanya itu saja, kita juga harus mampu membantu
saudara seiman kita supaya tidak murtad. Salah satu solusinya adalah dengan
saling mengingakan dan saling menasehati selagi masih ada waktu (ay. 13a).
Penting bagi kita untuk tidak hanya yakin terhadap keselamatan kita, tetapi
harus sampai tahu dengan pasti bahwa kita telah beroleh bagian di dalam Kristus
Yesus (ay. 14a). Orang yang baru sampai pada level “mudah-mudahan” atau “hanya yakin”
memiliki keselamatan, mungkin masih bisa murtad. Akan tetapi orang yang tahu
dengan pasti terhadap keselamatan dirinya, tidak mungkin bisa murtad.
Pertanyaannya, sudah di level mana kita saat ini? Jika kita masih belum tahu
pasti tentang keselamatan kita, maka kita perlu meswaspadainya.
Bacaan
Alkitab: Ibrani 3:12-14
3:12 Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat
seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari
Allah yang hidup.
3:13 Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih
dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang
menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.
3:14 Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita
teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.