Rabu, 08 Maret 2017

Kewaspadaan Umat Perjanjian Baru (2): terhadap Semua Orang



Jumat, 10 Maret 2017
Bacaan Alkitab: Matius 10:16-20
Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. (Mat 7:15)


Kewaspadaan Umat Perjanjian Baru (2): terhadap Semua Orang


Kewaspadaa yang kedua yang akan kita pelajari dalam Perjanjian Baru, adalah kewaspadaan terhadap semua orang. Lho, apa tidak salah? Ya, memang benar. Alkitab sendiri menulis bahwa Tuhan Yesus berkata agar kita waspada terhadap semua orang (ay. 17). Tetapi kita harus mengerti tentang konteks perkataan Tuhan Yesus tersebut supaya kita tidak salah mengartikannya dan tidak salah melangkah.

Dalam ayat sebelumnya, Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Ia mengutus mereka seperti domba ke tengah-tengah serigala (ay. 16a). Dalam bahasa sederhananya, Tuhan Yesus berkata bahwa murid-murid-Nya akan menghadapi begitu banyak bahaya dan tantangan di dunia ini, karena dunia ini adalah tempat pengutusan bagi setiap murid Tuhan. Oleh karena itu, dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa ini, murid-murid Tuhan memerlukan suatu kebijaksanaan untuk cerdik seperti ular namun tetap tulus seperti merpati (ay. 16b).

Dalam hal ini, murid-murid Tuhan di dalam dunia harus waspada terhadap semua orang, karena akan ada orang-orang yang akan melakukan tindakan-tindakan yang melawan kita. Tindakan-tindakan tersebut antara lain:

  • Menyerahkan kita kepada majelis agama (kumpulan para pemimpin agama) (ay. 17b)
  • Menyesah/menganiaya kita di rumah ibadatnya (ay. 17c)
  • Menggiring (melaporkan) kita ke muka penguasa dan/atau raja-raja (ay. 18)

Tindakan tersebut mungkin tidak dialami oleh semua orang percaya. Namun demikian, kita sebagai orang percaya juga harus tetap senantiasa waspada menghadapi kemungkinan tersebut.

Waspada di sini bukan berarti kita harus takut lalu memilih untuk undur dari iman kita kepada Tuhan Yesus. Waspada di sini harus juga dimaknai sebagai berhati-hati, karena kita mungkin tidak akan pernah tahu siapa kawan dan siapa lawan. Orang yang kita percayai atau yang sudah sangat dekat dengan kita, bisa jadi justru mereka yang akan menyerahkan kita kepada majelis agama atau ke muka penguasa. Dalam hal inilah kita harus berhati-hati dengan tindakan kita, perbuatan kita, keputusan kita, bahkan perkataan kita karena karena hal-hal itulah kita dapat diperkarakan, meskipun kita tidak bermaksud untuk melawan atau menghina kelompok lainnya. Alangkah baiknya jika kita tetap waspada dan berhati-hati supaya kita tidak tersandung kasus yang disebabkan oleh kelalaian kita, sehingga kita tetap dapat menjadi efektif bagi pekerjaan Tuhan yang dipercayakan dalam kehidupan kita.

Namun jika kita sampai harus dilaporkan dan diserahkan kepada majelis agama ataupun penguasa, maka percayalah bahwa Tuhan akan tetap menyertai kita, selama kita memang tidak melakukan hal-hal jahat yang merugikan orang lain. Jika kita difitnah dan diserahkan karena iman kita, di situ Tuhan pasti akan bertindak. Dalam hal ini, Tuhan akan memberikan hikmat kepada kita untuk berkata-kata di hadapan majelis agama atau di hadapan penguasa (ay. 19). Dalam hal itu, perkataan kita bukan berasal dari diri kita sendiri, tetapi perkataan kita adalah perkataan yang mencerminkan karakter Tuhan (ay. 20).

Peristiwa ini sudah pernah terjadi ketika Stefanus difitnah oleh orang-orang yang tidak suka kepadanya karena ia terlalu cerdas (Kis 6:12). Dalam hal itu, Stefanus diserahkan kepada mahkamah agama, namun dalam pembelaannya yang singkat, Stefanus mampu berkata-kata dengan pimpinan Roh Kudus untuk membungkam tuduhan mereka. Memang pada akhirnya Stefanus juga mati dirajam/dilempari batu, tetapi kita dapat melihat bahwa perkataan Stefanus pada waktu itu adalah perkataan yang luar biasa, dengan penuh keberanian ia menyampaikan kebenaran. Bahkan pada akhir hidupnya, ia juga sempat memperkatakan kalimat yang sungguh luar biasa, yaitu supaya Tuhan tidak menanggungkan dosa orang-orang yang membunuhnya (Kis 7:60).

Kembali ke pembahasan kita terhadap kewaspadaan, di sini kita tidak boleh terlena dan tertipu dengan orang-orang yang terlihat baik kepada kita. Perlu ada suatu hikmat dari Tuhan supaya kita juga bisa efektif untuk pekerjaan Tuhan, sehingga kita tidak perlu dipusingkan dengan perkara-perkara pengadilan, apalagi jika terkait majelis agama. Waspadalah terhadap semua orang, dan juga jagalah diri kita sendiri supaya kita tidak tersandung kasus. Namun demikian, jikalau kita terpaksa harus diserahkan karena iman kita (bukan karena kita melakukan kejahatan umum seperti mencuri, membunuh, atau korupsi), maka ingatlah bahwa Tuhan tetap menyertai kita, dan itulah kesempatan kita bisa mengucapkan kata-kata yang dari Tuhan, yaitu kata-kata yang memberkati.



Bacaan Alkitab: Matius 10:16-20
10:16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
10:17 Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
10:18 Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
10:19 Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
10:20 Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.