Jumat, 10 Maret 2017
Bacaan
Alkitab: Matius 10:16-20
Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan
kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. (Mat
7:15)
Kewaspadaan Umat Perjanjian Baru (2): terhadap Semua
Orang
Kewaspadaa yang kedua yang akan kita
pelajari dalam Perjanjian Baru, adalah kewaspadaan terhadap semua orang. Lho,
apa tidak salah? Ya, memang benar. Alkitab sendiri menulis bahwa Tuhan Yesus
berkata agar kita waspada terhadap semua orang (ay. 17). Tetapi kita harus
mengerti tentang konteks perkataan Tuhan Yesus tersebut supaya kita tidak salah
mengartikannya dan tidak salah melangkah.
Dalam ayat sebelumnya, Tuhan Yesus
berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Ia mengutus mereka seperti domba ke
tengah-tengah serigala (ay. 16a). Dalam bahasa sederhananya, Tuhan Yesus
berkata bahwa murid-murid-Nya akan menghadapi begitu banyak bahaya dan
tantangan di dunia ini, karena dunia ini adalah tempat pengutusan bagi setiap
murid Tuhan. Oleh karena itu, dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa ini,
murid-murid Tuhan memerlukan suatu kebijaksanaan untuk cerdik seperti ular
namun tetap tulus seperti merpati (ay. 16b).
Dalam hal ini, murid-murid Tuhan di
dalam dunia harus waspada terhadap semua orang, karena akan ada orang-orang
yang akan melakukan tindakan-tindakan yang melawan kita. Tindakan-tindakan
tersebut antara lain:
- Menyerahkan kita kepada majelis agama (kumpulan para pemimpin agama) (ay. 17b)
- Menyesah/menganiaya kita di rumah ibadatnya (ay. 17c)
- Menggiring (melaporkan) kita ke muka penguasa dan/atau raja-raja (ay. 18)
Tindakan tersebut mungkin tidak dialami
oleh semua orang percaya. Namun demikian, kita sebagai orang percaya juga harus
tetap senantiasa waspada menghadapi kemungkinan tersebut.
Waspada di sini bukan berarti kita
harus takut lalu memilih untuk undur dari iman kita kepada Tuhan Yesus. Waspada
di sini harus juga dimaknai sebagai berhati-hati, karena kita mungkin tidak
akan pernah tahu siapa kawan dan siapa lawan. Orang yang kita percayai atau
yang sudah sangat dekat dengan kita, bisa jadi justru mereka yang akan
menyerahkan kita kepada majelis agama atau ke muka penguasa. Dalam hal inilah
kita harus berhati-hati dengan tindakan kita, perbuatan kita, keputusan kita,
bahkan perkataan kita karena karena hal-hal itulah kita dapat diperkarakan,
meskipun kita tidak bermaksud untuk melawan atau menghina kelompok lainnya.
Alangkah baiknya jika kita tetap waspada dan berhati-hati supaya kita tidak
tersandung kasus yang disebabkan oleh kelalaian kita, sehingga kita tetap dapat
menjadi efektif bagi pekerjaan Tuhan yang dipercayakan dalam kehidupan kita.
Namun jika kita sampai harus dilaporkan
dan diserahkan kepada majelis agama ataupun penguasa, maka percayalah bahwa Tuhan
akan tetap menyertai kita, selama kita memang tidak melakukan hal-hal jahat
yang merugikan orang lain. Jika kita difitnah dan diserahkan karena iman kita,
di situ Tuhan pasti akan bertindak. Dalam hal ini, Tuhan akan memberikan hikmat
kepada kita untuk berkata-kata di hadapan majelis agama atau di hadapan
penguasa (ay. 19). Dalam hal itu, perkataan kita bukan berasal dari diri kita
sendiri, tetapi perkataan kita adalah perkataan yang mencerminkan karakter
Tuhan (ay. 20).
Peristiwa ini sudah pernah terjadi
ketika Stefanus difitnah oleh orang-orang yang tidak suka kepadanya karena ia
terlalu cerdas (Kis 6:12). Dalam hal itu, Stefanus diserahkan kepada mahkamah
agama, namun dalam pembelaannya yang singkat, Stefanus mampu berkata-kata
dengan pimpinan Roh Kudus untuk membungkam tuduhan mereka. Memang pada akhirnya
Stefanus juga mati dirajam/dilempari batu, tetapi kita dapat melihat bahwa
perkataan Stefanus pada waktu itu adalah perkataan yang luar biasa, dengan
penuh keberanian ia menyampaikan kebenaran. Bahkan pada akhir hidupnya, ia juga
sempat memperkatakan kalimat yang sungguh luar biasa, yaitu supaya Tuhan tidak
menanggungkan dosa orang-orang yang membunuhnya (Kis 7:60).
Kembali ke pembahasan kita terhadap
kewaspadaan, di sini kita tidak boleh terlena dan tertipu dengan orang-orang
yang terlihat baik kepada kita. Perlu ada suatu hikmat dari Tuhan supaya kita
juga bisa efektif untuk pekerjaan Tuhan, sehingga kita tidak perlu dipusingkan
dengan perkara-perkara pengadilan, apalagi jika terkait majelis agama. Waspadalah
terhadap semua orang, dan juga jagalah diri kita sendiri supaya kita tidak
tersandung kasus. Namun demikian, jikalau kita terpaksa harus diserahkan karena
iman kita (bukan karena kita melakukan kejahatan umum seperti mencuri,
membunuh, atau korupsi), maka ingatlah bahwa Tuhan tetap menyertai kita, dan
itulah kesempatan kita bisa mengucapkan kata-kata yang dari Tuhan, yaitu
kata-kata yang memberkati.
Bacaan
Alkitab: Matius 10:16-20
10:16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah
serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti
merpati.
10:17 Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan
kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
10:18 Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan
raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak
mengenal Allah.
10:19 Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana
dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan
kepadamu pada saat itu juga.
10:20 Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang
akan berkata-kata di dalam kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.