Minggu, 2 September 2012
Bacaan Alkitab: Wahyu 2:8-11
“... Hendaklah engkau setia sampai mati, dan
Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” (Why 2:10b)
Setia Sampai Akhir
Saya cukup
menyukai sepakbola walaupun saya sendiri tidak mahir bermain sepakbola dan saya
juga bukan pengamat yang banyak mengerti tentang sepakbola. Klub favorit saya
adalah AC Milan yang bermain di Seri A Liga Italia. Memang prestasi klub
tersebut tidaklah terlalu bagus dan belakangan justru agak menurun, tetapi saya
menemukan satu hal yang unik di klub tersebut, yaitu klub tersebut telah
beberapa kali memensiunkan sejumlah nomor punggung bagi para pemain yang telah
mengabdikan hidupnya bagi klub tersebut, sebut saja Franco Baresi (no punggung
6), Allesandro Costacurta (no punggung 5), dan Paolo Maldini (no punggung 3).
Sejumlah pemain lain yang boleh dikatakan pernah berperan besar mengangkat klub
tersebut tidak mendapatkan kehormatan tersebut karena mereka pernah pindah dari
klub itu, sebut saja Andriy Shevchenko atau Kaka.
Hal ini menjadi
menarik karena memang di era modern seperti saat ini, kesetiaan pun sepertinya
menjadi hal yang semakin langka. Dalam olahraga sepakbola misalnya, seorang
pemain bisa pindah ke klub lain dengan iming-iming gaji, bonus, dan fasilitas
yang lebih baik. Dalam karier misalnya, sudah umum seorang pegawai
pindah-pindah pekerjaan untuk mencari gaji atau posisi yang lebih baik. Jika
dalam karier memang tidak terlalu masalah, akan tetapi cukup banyak juga orang
yang tidak setia dengan isteri atau suaminya karena tergoda oleh orang lain.
Hal ini yang tidak diinginkan Tuhan. Oleh karena itu kesetiaan pun termasuk
salah satu buah Roh seperti yang ditulis oleh Paulus (Gal 5:22).
Dalam bacaan
Alkitab kita hari ini, kita melihat salah satu surat kepada tujuh jemaat, yaitu
surat kepada jemaat di kota Smirna (ay. 8). Ada sesuatu yang menarik dalam
surat tersebut. Memang semua surat sepertinya sama, yaitu menegur kesalahan
jemaat (ay. 9) dan memberikan nasehat kepada jemaat tersebut (ay. 10a). Akan
tetapi perhatikan sebuah kalimat di ayat 10b, “Hendaklah engkau setia sampai
mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”. Kata “setia”
diikuti dengan kata “mati”, yang artinya kesetiaan itu akan teruji setelah kita
mati. Kita tidak dapat dikatakan setia pada pertengahan hidup kita atau tiga
perempat hidup kita. Sama seperti dalam sepakbola, seorang pemain dikatakan
setia terhadap suatu klub ketika ia hanya membela klub tersebut hingga gantung
sepatu, demikian juga kita akan dikatakan setia oleh Tuhan setelah kita
mengakhiri kehidupan kita di dunia ini.
Jika kita
didapati menang oleh Tuhan, yaitu mampu setia sampai akhir, kita akan
mendapatkan reward dari Tuhan, yaitu
jika kita baca di dalam surat ini berarti kita tidak akan menderita oleh
kematian yang kedua (ay. 11) . Sama seperti ketika dalam perumpamaan tentang
talenta, sang tuan memuji hambanya yang baik dan setia. Tuan tersebut tidak
memuji hamba yang setia pada awalnya, tetapi ia memuji hamba yang setia pada
akhirnya, yaitu ketika ia datang untuk mengambil talenta yang dulu pernah
diberikannya kepada hambanya (Mat 25:21 & 23).
Pertanyaan bagi
kita hari ini, apakah kita sudah menjadi orang yang setia? Eits, jangan dijawab dulu, karena kesetiaan kita hanya bisa kita
lihat pada akhirnya, bukan pada awal atau bagian tengah kehidupan kita.
Lagipula hanya Tuhan yang dapat menilai kesetiaan kita. Akan tetapi, biarlah
hal ini menjadi perhatian bagi kita, agar kita bisa hidup dengan kesetiaan di
hadapan Tuhan, karena Tuhan kita pun adalah Tuhan yang setia (1 Kor 1:9). Jika
Tuhan saja setia, masa iya kita tidak bisa setia? Jika perlu, belajarlah kepada
hewan, khususnya anjing yang bisa menjadi teman yang setia bagi manusia. Jika
anjing saja bisa setia kepada tuannya, bukankah kita juga seharusnya bisa lebih
setia kepada Tuhan kita?
Bacaan Alkitab: Wahyu 2:8-11
2:8 "Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan
Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali:
2:9 Aku tahu
kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang
menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian:
sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
2:10 Jangan takut
terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan
beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan
beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan
Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
2:11 Siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh
kematian yang kedua."