Jumat, 24 Agustus 2012

Berani Menjadi Terang


Jumat, 24 Agustus 2012
Bacaan Alkitab: Matius 5:14-16
 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.” (Mat 5:15)


Berani Menjadi Terang


Isteri saya sebetulnya memiliki talenta yang lebih di bidang tarik suara. Walaupun ia tidak pernah mengikuti kursus atau les vokal selama ini, tetapi ia masih memiliki suara yang relatif bagus. Sebelum menikah dengan saya, isteri saya dulu pernah melayani sebagai singer dan worship leader. Akan tetapi karena hamil dan setelah melahirkan, isteri saya sempat vakum melayani di gereja. Sebenarnya kondisinya saat ini masih memungkinkan untuk kembali melayani sebagai worship leader, terlebih lagi di gereja kami, ada satu orang worship leader yang sementara off karena sedang mengandung dan saat ini sudah menginjak usia kandungan enam bulan. Berulang kali saya meminta isteri saya untuk mau kembali melayani, tetapi ia masih belum sreg sehingga akhirnya gereja pun menunjuk orang lain menjadi worship leader baru yang menggantikan worship leader lama yang sedang cuti hamil tersebut.

Ketika orang tersebut menjadi worship leader, memang ia juga memiliki talenta di bidang tarik suara. Akan tetapi menurut pandangan saya, tanpa bermaksud merendahkan orang  tersebut, isteri saya sebenarnya bisa menjadi worship leader yang jauh lebih bagus daripada orang tersebut. Akan tetapi karena isteri saya tidak berani maju dan tampil ke depan, akhirnya orang lainlah yang mengisi kesempatan tersebut.

Ketika saya merenungkan hal tersebut, hal yang sama juga dialami oleh banyak orang Kristen di seluruh dunia. Kita, orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus, adalah terang dunia (ay. 14). Kodrat terang itu adalah selalu tampil di depan dan memberikan cahaya bagi lingkungan di sekitarnya. Tidak ada orang yang menyalakan lampu lalu meletakkannya di bawah tempat tidur atau di bawah gantang, tetapi pasti di atas atau di tempat yang strategis agar terang tersebut dapat menerangi banyak tempat (ay. 15). Lampu pada mobil atau sepeda motor pasti menyorot ke depan dan bukan menyorot ke bawah. Jika Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita adalah terang dunia, maka konsekuensinya adalah kita harus berani tampil di depan dan membuat terang kita bercahaya di depan orang (ay. 16a).

Ya, kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan tidak boleh hanya bersifat pasif. Kita sebagai orang percaya tidak boleh hanya percaya, ke gereja setiap hari Minggu, dan sudah seperti itu saja. Kita harus berani tampil di luar, tampil di dalam kegelapan agar menyinari gelap yang ada. Terang itu bukanlah lawan dari gelap. Gelap terjadi karena ketiadaan terang. Kita diutus Tuhan menjadi terang-terang yang harus bercahaya di dalam kegelapan. Jika kita hanya berani tampil di lingkungan yang terang, kita lebih tidak berguna dibandingkan ketika kita berani tampil di lingkungan yang gelap.

Memang tidak mudah untuk berani melangkah dan berani menjadi terang untuk menyinari tempat-tempat yang gelap. Sebagai contoh, saya melihat ada kecenderungan penurunan orang-orang percaya yang berani tampil di dalam pemerintahan. Mungkin ada banyak orang percaya yang tidak mau karena mereka tahu akan susah menjadi terang di sana, di kala banyak orang-orang lain yang hidup tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Akan tetapi, jika orang-orang percaya yang sudah hidup benar tidak mau mengisi posisi-posisi tersebut, maka posisi tersebut akan diisi oleh orang-orang lain yang bukan orang percaya, atau orang-orang yang mengaku dirinya Kristen tetapi hidupnya tidak mencerminkan Firman Tuhan. Akibatnya dapat kita lihat, banyak orang-orang yang KTP-nya Kristen tetapi akhirnya menjadi tersangka karena korupsi di pemerintahan, dan lain sebagainya.

Tuhan ingin kita berani tampil. Memang tidak mudah, karena risikonya juga besar. Akan tetapi saya yakin bahwa Tuhan sebenarnya ingin kita tampil, walaupun memang tidak harus menjadi terang di pemerintahan atau menjadi terang di lingkungan lokalisasi dengan cara melayani di sana, tetapi minimal kita juga harus menjadi terang di manapun Tuhan menempatkan kita. Terang yang sejati tidak terpengaruh pada kondisi dimana terang itu ditempatkan, ia akan tetap menyinari dan memberikan cahayanya dimanapun ia ditempatkan. Tuhan ingin kita menjadi terang di sekolah, di kampus, di keluarga, di masyarakat sekitar kita, di pekerjaan kita, di jemaat kita, dan dimanapun kita berada. Saatnya kita tampil dan bangkit menjadi terang bagi Tuhan. Jika kita tidak mau tampil di tengah dunia, berarti kita bukan terang dunia. Dan jika kita bukan terang dunia, lalu siapakah kita?


Bacaan Alkitab: Matius 5:14-16
5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.