Jumat, 17 Agustus 2012
Bacaan Alkitab: 2 Petrus 2:17-19
“Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang
lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang
dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.” (2 Ptr 2:19)
Kemerdekaan yang Palsu
Hari ini kita
memperingati kemerdekaan negara kita yang ke-67. Saya yakin bahwa hampir di
semua renungan harian yang terbit di Indonesia pada hari ini pasti membahas
ayat-ayat yang terkait dengan kemerdekaan. Memang kita telah dimerdekakan di
dalam Kristus Tuhan (Gal 5:1). Tapi pertanyaannya, apakah kita sudah
benar-benar yakin akan kemerdekaan kita tersebut? Ataukah kita justru selama
ini hidup dalam kemerdekaan yang semu bahkan dapat saya katakan sebagai
kemerdekaan yang palsu?
Untuk menjawab
pertanyaan di atas, kita perlu melihat ke diri kita sendiri, apakah kita sudah
sungguh-sungguh mengenal Kristus Yesus dan segala FirmanNya. Jika kita sudah
mengenalNya dalam kebenaran Firman Tuhan, berarti kita sudah benar-benar
dimerdekakan dalam Kristus. Tetapi Alkitab pun juga mengatakan bahwa akan ada
guru-guru palsu, yang menyampaikan ajaran-ajaran palsu, dan dengan demikian
mereka menjanjikan kemerdekaan yang palsu kepada orang lain (ay. 19a). Mengapa
dikatakan kemerdekaan yang palsu? Karena sesungguhnya para guru-guru palsu
tersebut adalah bukan orang-orang yang merdeka. Mereka masih dijajah dan
menjadi hamba (budak) dari kebinasaan (ay. 19b). Mereka belum dimerdekakan
dalam Kristus tetapi sudah mengajar orang lain dengan ajaran yang palsu.
Jika kita
memperhatikan sejarah kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia ini, ada dua jenis
kemerdekaan yaitu kemerdekaan yang diberikan oleh negara yang menjajah, dan
kemerdekaan yang direbut sendiri oleh bangsa yang dijajah tersebut. Menurut
saya, kemerdekaan Indonesia termasuk kelompok kemerdekaan yang kedua. Tetapi
apapun jenis kemerdekaannya, dapat dikatakan bahwa suatu bangsa atau negara
hanya dapat dikatakan merdeka apabila ada bangsa atau negara lain yang
mengakuinya. Demikian juga kita sebagai orang-orang yang telah dimerdekakan di
dalam Tuhan, bukan kita yang memerdekakan diri kita sendiri, tetapi Tuhanlah
yang memberi kemerdekaan bagi kita. Dan bagaimana mungkin guru-guru palsu yang
belum dimerdekakan di dalam Tuhan justru mengajarkan “kemerdekaan” versi mereka
kepada orang lain? Tentunya orang yang diajar juga pasti tidak akan merdeka.
Mereka hanya merasakan “kemerdekaan” yang palsu dan semu, padahal mereka belum
benar-benar merdeka.
Oleh karena itu
Petrus dalam suratnya yang kedua ini mengatakan bahwa guru palsu itu bagaikan
mata air, tetapi mata air yang kering, yang tidak ada airnya dan seperti kabut
yang dihalau taufan (ay. 17a). Mereka adalah orang-orang yang mengucapkan
kata-kata yang congkak dan hampa (ay. 18a). Mereka adalah orang-orang yang
justru menyesatkan orang lain, yaitu orang-orang yang baru saja melepaskan diri
dari hidup mereka yang lama (ay. 18b). Dengan kata lain, orang-orang yang
sesungguhnya telah merdeka, justru dibawa oleh guru-guru palsu ini kepada
kemerdekaan yang palsu. Padahal, jika dibimbing dengan benar, oleh guru-guru
yang benar dan ajaran yang benar pula, orang-orang seperti ini tentu akan
bersinar terang menjadi anak-anak Tuhan yang luar biasa. Oleh karena itu Petrus
mengatakan bahwa bagi para guru palsu ini telah tersedia tempat dalam kegelapan
yang paling dashyat, yaitu neraka kekal (ay. 18). Dalam ayat lainnya, Tuhan
Yesus sendiri mengatakan bahwa orang yang menyesatkan lebih baik diikat dengan
batu kilangan dan dilempar ke laut (Mat 18:6-7).
Jadi, apa yang
seharusnya kita lakukan? Pertama, kita sendiri harus memiliki dan meyakini
kemerdekaan sejati yang ada dalam diri kita dan kehidupan kita. Ingat bahwa
Tuhan telah memerdekakan kita, sehingga kita sudah tidak menjadi hamba dosa
melainkan hamba kebenaran (Rm 6:17-18). Kedua, kita pun perlu berjaga-jaga,
karena di zaman ini begitu banyak ajaran-ajaran yang terlihat baik, tetapi
sesungguhnya tidak didasarkan pada kebenaran Firman Tuhan. Ajaran oleh
guru-guru palsu inilah yang harus kita waspadai. Jangan sampai kita yang telah
merdeka justru kembali menjadi tidak merdeka karena ajaran-ajaran yang
menyesatkan tersebut. Itulah mengapa saya rindu kita semua memiliki pemahaman
yang benar tentang Firman Tuhan, sehingga kita dapat memahami mana saja ajaran
yang benar dan mana ajaran-ajaran yang tidak sepenuhnya benar, sehingga kita
boleh hidup dalam kebenaran yang sejati, dan hidup dalam kemerdekaan yang
sejati pula, bukan dalam kemerdekaan yang palsu dan semu.
Bacaan Alkitab: 2 Petrus 2:17-19
2:17 Guru-guru
palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan
taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.
2:18 Sebab mereka
mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul
untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup
dalam kesesatan.
2:19 Mereka
menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah
hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba
orang itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.