Kamis, 16 Agustus 2012

Kemerdekaan yang Palsu


Jumat, 17 Agustus 2012
Bacaan Alkitab: 2 Petrus 2:17-19
Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.” (2 Ptr 2:19)


Kemerdekaan yang Palsu


Hari ini kita memperingati kemerdekaan negara kita yang ke-67. Saya yakin bahwa hampir di semua renungan harian yang terbit di Indonesia pada hari ini pasti membahas ayat-ayat yang terkait dengan kemerdekaan. Memang kita telah dimerdekakan di dalam Kristus Tuhan (Gal 5:1). Tapi pertanyaannya, apakah kita sudah benar-benar yakin akan kemerdekaan kita tersebut? Ataukah kita justru selama ini hidup dalam kemerdekaan yang semu bahkan dapat saya katakan sebagai kemerdekaan yang palsu?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu melihat ke diri kita sendiri, apakah kita sudah sungguh-sungguh mengenal Kristus Yesus dan segala FirmanNya. Jika kita sudah mengenalNya dalam kebenaran Firman Tuhan, berarti kita sudah benar-benar dimerdekakan dalam Kristus. Tetapi Alkitab pun juga mengatakan bahwa akan ada guru-guru palsu, yang menyampaikan ajaran-ajaran palsu, dan dengan demikian mereka menjanjikan kemerdekaan yang palsu kepada orang lain (ay. 19a). Mengapa dikatakan kemerdekaan yang palsu? Karena sesungguhnya para guru-guru palsu tersebut adalah bukan orang-orang yang merdeka. Mereka masih dijajah dan menjadi hamba (budak) dari kebinasaan (ay. 19b). Mereka belum dimerdekakan dalam Kristus tetapi sudah mengajar orang lain dengan ajaran yang palsu.

Jika kita memperhatikan sejarah kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia ini, ada dua jenis kemerdekaan yaitu kemerdekaan yang diberikan oleh negara yang menjajah, dan kemerdekaan yang direbut sendiri oleh bangsa yang dijajah tersebut. Menurut saya, kemerdekaan Indonesia termasuk kelompok kemerdekaan yang kedua. Tetapi apapun jenis kemerdekaannya, dapat dikatakan bahwa suatu bangsa atau negara hanya dapat dikatakan merdeka apabila ada bangsa atau negara lain yang mengakuinya. Demikian juga kita sebagai orang-orang yang telah dimerdekakan di dalam Tuhan, bukan kita yang memerdekakan diri kita sendiri, tetapi Tuhanlah yang memberi kemerdekaan bagi kita. Dan bagaimana mungkin guru-guru palsu yang belum dimerdekakan di dalam Tuhan justru mengajarkan “kemerdekaan” versi mereka kepada orang lain? Tentunya orang yang diajar juga pasti tidak akan merdeka. Mereka hanya merasakan “kemerdekaan” yang palsu dan semu, padahal mereka belum benar-benar merdeka.

Oleh karena itu Petrus dalam suratnya yang kedua ini mengatakan bahwa guru palsu itu bagaikan mata air, tetapi mata air yang kering, yang tidak ada airnya dan seperti kabut yang dihalau taufan (ay. 17a). Mereka adalah orang-orang yang mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa (ay. 18a). Mereka adalah orang-orang yang justru menyesatkan orang lain, yaitu orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari hidup mereka yang lama (ay. 18b). Dengan kata lain, orang-orang yang sesungguhnya telah merdeka, justru dibawa oleh guru-guru palsu ini kepada kemerdekaan yang palsu. Padahal, jika dibimbing dengan benar, oleh guru-guru yang benar dan ajaran yang benar pula, orang-orang seperti ini tentu akan bersinar terang menjadi anak-anak Tuhan yang luar biasa. Oleh karena itu Petrus mengatakan bahwa bagi para guru palsu ini telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dashyat, yaitu neraka kekal (ay. 18). Dalam ayat lainnya, Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa orang yang menyesatkan lebih baik diikat dengan batu kilangan dan dilempar ke laut (Mat 18:6-7).

Jadi, apa yang seharusnya kita lakukan? Pertama, kita sendiri harus memiliki dan meyakini kemerdekaan sejati yang ada dalam diri kita dan kehidupan kita. Ingat bahwa Tuhan telah memerdekakan kita, sehingga kita sudah tidak menjadi hamba dosa melainkan hamba kebenaran (Rm 6:17-18). Kedua, kita pun perlu berjaga-jaga, karena di zaman ini begitu banyak ajaran-ajaran yang terlihat baik, tetapi sesungguhnya tidak didasarkan pada kebenaran Firman Tuhan. Ajaran oleh guru-guru palsu inilah yang harus kita waspadai. Jangan sampai kita yang telah merdeka justru kembali menjadi tidak merdeka karena ajaran-ajaran yang menyesatkan tersebut. Itulah mengapa saya rindu kita semua memiliki pemahaman yang benar tentang Firman Tuhan, sehingga kita dapat memahami mana saja ajaran yang benar dan mana ajaran-ajaran yang tidak sepenuhnya benar, sehingga kita boleh hidup dalam kebenaran yang sejati, dan hidup dalam kemerdekaan yang sejati pula, bukan dalam kemerdekaan yang palsu dan semu.


Bacaan Alkitab: 2 Petrus 2:17-19
2:17 Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.
2:18 Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan.
2:19 Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.