Kamis, 30 Agustus 2012
Bacaan Alkitab: Keluaran 20:4-6
“Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai
apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang
ada di dalam air di bawah bumi.” (Kel 20:4)
Jangan Membuat Patung
Di dunia ini,
sepanjang yang saya tahu, saya mencatat hanya ada tiga agama besar (termasuk
kekristenan jika boleh digolongkan ke dalam agama) yang tidak terpaku dengan
patung-patung yang disembah, yaitu agama Kristen, agama Yahudi, dan agama
Islam. Ketiga agama ini pun memang
berasal dari sumber yang sama, yaitu keturunan Abraham, dan memiliki
akar yang sama, walau pada ujungnya memiliki pendekatan yang berbeda-beda. Apa
yang menarik dari pengamatan saya tersebut, adalah bahwa ada kecenderungan dari
manusia untuk membuat patung dari apa yang ia sembah, dan akhirnya
“mengkeramatkan” patung tersebut.
Firman Tuhan
bahkan sejak Hukum Taurat diberikan kepada orang Israel dengan tegas
menempatkan hukum ini di urutan kedua, setelah hukum pertama: “Jangan ada
padamu allah lain di hadapanKu” (Kel 20:3). Hukum tidak boleh membuat patung
ini diterjemahkan dengan tegas di agama Islam (terutama yang garis keras
seperti Taliban) dengan menghancurkan patung-patung peninggalan sejarah di
daerah mereka bahkan melarang memajang foto manusia.
Memang saya pikir
ada benarnya. Kita sebagai manusia sangat mudah untuk jatuh pada penyembahan
berhala, yang mungkin awalnya kita anggap sebagai sebuah patung, foto, atau
benda-benda yang cenderung dikeramatkan. Itulah mengapa Allah melarang bangsa
Israel sama sekali untuk tidak membuat patung yang menyerupai apapun (ay. 4),
baik yang ada di atas (patung Tuhan, malaikat, burung, dan lain sebagainya),
yang ada di bumi (manusia, binatang, pohon, dan lain-lain), serta di dalam air
(ikan dan sejenisnya). Maksud Tuhan itu baik, agar bangsa Israel tidak sujud
menyembah atau beribadah kepadanya (ay. 5a).
Jika kita
perhatikan, bangsa Israel hidup di zaman dimana bangsa-bangsa lain di sekitar
mereka memiliki allah dalam bentuk patung-patung yang mereka sembah. Tuhan
dengan tegas melarang bangsa Israel bersikap sama seperti bangsa-bangsa lain.
Kita pun merupakan orang-orang yang dipilih Tuhan, dan dapat dikatakan bahwa
kita adalah Israel rohani. Oleh karena itu, kita pun tetap harus melihat apa
perintah Tuhan bagi bangsa Israel, dan menerapkan prinsip tersebut dalah hidup
kita sehari-hari.
Selain kita yang
berprofesi sebagai seniman pematung, barangkali tidak ada di antara kita yang
membuat patung. Tetapi tahukah kita, bahwa mungkin saja ada hal-hal lain yang
secara tidak sadar kita posisikan sebagai patung dan kita sembah. Contohnya,
televisi, artis idola kita, game online,
dan lain sebagainya, bukankah hal-hal tersebut dapat dikatakan sebagai
“berhala” kita? Berapa jam kita duduk di depan televisi atau di depan komputer
bermain game? Bisa-bisa waktu kita
untuk hal-hal tersebut mengalahkan waktu kita untuk Tuhan. Atau kita mengikuti
tren artis idola kita, sampai-sampai kebiasaan mereka yang buruk pun kita tiru.
Bukankah itu juga tidak berkenan di hadapan Tuhan?
Alkitab
mengatakan agar kita mengutamakan Tuhan, tidak membuat “saingan” Tuhan dalam
kehidupan kita. Jangan sampai hal-hal duniawi mengalahkan hal-hal rohani.
Jangan sampai uang dan segala hal di dunia ini mengalahkan Tuhan dalam hati
kita. Sudahkah kita menempatkan Tuhan di dalam hodup kita? Bukankah kita harus
mengasihi Tuhan sebagai hukum yang terutama (Mat 22:37-38)? Bukankah ketika
kita mencari Tuhan terlebih dahulu maka Tuhan akan menambahkan yang lain dan
bukan sebaliknya (Mat 6:33)? Ingat bahwa Tuhan adalah Allah yang cemburu, yang
membalaskan kesalahan hingga keturunan orang-orang yang membenci Tuhan (ay. 5b,
tetapi menunjukkan kasih setiaNya kepada orang-orang yang mengasihi Tuhan dan
berpegang pada perintah-perintahNya (ay. 6).
Bacaan Alkitab: Keluaran 20:4-6
20:4 Jangan
membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau
yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5 Jangan sujud
menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah
Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
20:6 tetapi Aku
menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi
Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.