Rabu, 08 Agustus 2012

Ketika Tuhan Tidak Berkenan atas Ibadah Kita


Sabtu, 4 Agustus 2012
Bacaan Alkitab: Amos 5:21-24
Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang.” (Am 5:22)


Ketika Tuhan Tidak Berkenan atas Ibadah Kita


Seringkali kita beribadah tanpa motivasi yang benar di hadapan Tuhan. Seringkali kita melayani Tuhan juga tanpa motivasi yang benar di hadapan Tuhan. Coba kita renungkan, ketika kita menghadiri ibadah di gereja yang terakhir kali, apakah motivasi kita? Apakah kita datang hanya karena kewajiban agama semata? Apakah kita datang karena ada orang yang kita taksir juga hadir di ibadah tersebut? Apakah kita datang hanya karena orang tua kita seorang pendeta sehingga kita wajib hadir untuk menjaga nama baik keluarga kita? Apakah kita datang hanya karena tidak enak kepada pak pendeta yang mengajak kita? Apakah kita datang hanya karena rumah kita dekat dengan  gereja? Apakah kita datang karena ada acara makan bersama setelah ibadah?

Jika mau, kita dapat menyusun sebuah daftar yang berisi 1001 alasan mengapa kita datang ke gereja, dan mungkin hal yang sama dapat kita tanyakan ke diri kita sendiri: Apa motivasi kita melayani di gereja? Apa motivasi kita memberi persembahan atau persepuluhan di gereja? Dan saya rasa jawabannya tidak akan berbeda jauh dengan jawaban kita di atas. Tetapi jika kita renungkan, sungguhkah segala yang kita lakukan (beribadah, melayani, dan memberi persembahan) itu berkenan di hadapan Tuhan? Apakah ibadah kita adalah ibadah yang manis dan harum di hadapan Tuhan? Ukuran dari berkenan atau tidak berkenannya ibadah kita di hadapan Tuhan bukan dilihat dari seberapa banyak kita beribadah atau seberapa mewah dan megah ibadah-ibadah yang kita lakukan, tetapi dari seberapa ibadah kita sesuai dengan apa yang Tuhan mau.

Dalam bacaan Alkitab kita hari ini, kita menemukan bahwa Tuhan membenci apa yang dilakukan oleh bangsa Israel terkait ibadah mereka kepada Tuhan (ay. 21). Jika sampai Tuhan berkata seperti ini kepada kita, itu berarti apa yang kita lakukan, entah perayaan ibadah kita maupun perkumpulan raya kita sudah tidak berkenan di hadapan Tuhan. Bahkan Tuhan begitu benci kepada ibadah mereka, sehingga persembahan-persembahan yang mereka lakukan (ay. 22), segala puji-pujian dan mazmur yang mereka nyanyikan (ay. 23) sudah tidak berguna lagi di hadapan Tuhan.

Mengapa demikian? Jika kita lihat latar belakang bangsa Israel pada saat itu, secara  rohani mereka hidup jauh dari Tuhan, walaupun secara jasmani mereka tetap  melakukan ibadah-ibadah mereka seperti sediakala. Ibadah yang mereka lakukan adalah ibadah-ibadah lahiriah saja, tanpa ada kerinduan secara rohani dari hati mereka yang terdalam untuk beribadah dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Mereka hanya melakukan rutinitas ibadah dan liturgi mereka, tanpa menyadari siapa Tuhan yang mereka sembah. Salah satu kesalahan yang mereka lakukan adalah tetap melakukan ibadah kepada Tuhan, tetapi di sisi lain mereka melakukan ketidakadilan, mereka tetap melakukan penyembahan berhala, mereka menindas sesama mereka. Itulah mengapa Tuhan sendiri mengatakan “Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir” (ay. 24), karena bangsa Israel waktu itu tidak konsisten dengan apa yang mereka lakukan dalam ibadah-ibadah mereka.

Perenungan bagi kita hari ini, sudahkah kita memiliki motivasi yang benar ketika kita datang beribadah kepada Tuhan? Sudahkah kita memiliki hati yang mencari Tuhan setiap kali kita datang kepadaNya, dan bukan hanya sekedar mencari berkatNya? Atau dalam konteks yang lebih luas lagi, apakah kita hanya menjalankan ibadah-ibadah kita secara lahiriah semata, dan dalam kehidupan sehari-hari, kita justru melakukan apa yang tidak berkenan di hadapan Tuhan? Apakah di gereja kita memakai topeng untuk menutupi segala yang kita lakukan? Ingat, bahwa sia-sia kita beribadah ketika Tuhan tidak berkenan kepada ibadah kita. Ibadah kita seharusnya adalah ibadah yang berkenan kepada Tuhan, yaitu ketika kita mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan yang kita sembah (Rm 12:1)




Bacaan Alkitab: Amos 5:21-24
5:21 "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu.
5:22 Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang.
5:23 Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar.
5:24 Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.