Sabtu, 4 Agustus 2012
Bacaan Alkitab: Amos 5:21-24
“Sungguh, apabila kamu mempersembahkan
kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan
korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang.” (Am 5:22)
Ketika Tuhan Tidak Berkenan atas Ibadah Kita
Seringkali kita
beribadah tanpa motivasi yang benar di hadapan Tuhan. Seringkali kita melayani
Tuhan juga tanpa motivasi yang benar di hadapan Tuhan. Coba kita renungkan,
ketika kita menghadiri ibadah di gereja yang terakhir kali, apakah motivasi
kita? Apakah kita datang hanya karena kewajiban agama semata? Apakah kita
datang karena ada orang yang kita taksir juga hadir di ibadah tersebut? Apakah
kita datang hanya karena orang tua kita seorang pendeta sehingga kita wajib
hadir untuk menjaga nama baik keluarga kita? Apakah kita datang hanya karena
tidak enak kepada pak pendeta yang mengajak kita? Apakah kita datang hanya
karena rumah kita dekat dengan gereja?
Apakah kita datang karena ada acara makan bersama setelah ibadah?
Jika mau, kita
dapat menyusun sebuah daftar yang berisi 1001 alasan mengapa kita datang ke
gereja, dan mungkin hal yang sama dapat kita tanyakan ke diri kita sendiri: Apa
motivasi kita melayani di gereja? Apa motivasi kita memberi persembahan atau
persepuluhan di gereja? Dan saya rasa jawabannya tidak akan berbeda jauh dengan
jawaban kita di atas. Tetapi jika kita renungkan, sungguhkah segala yang kita
lakukan (beribadah, melayani, dan memberi persembahan) itu berkenan di hadapan
Tuhan? Apakah ibadah kita adalah ibadah yang manis dan harum di hadapan Tuhan?
Ukuran dari berkenan atau tidak berkenannya ibadah kita di hadapan Tuhan bukan
dilihat dari seberapa banyak kita beribadah atau seberapa mewah dan megah ibadah-ibadah
yang kita lakukan, tetapi dari seberapa ibadah kita sesuai dengan apa yang
Tuhan mau.
Dalam bacaan Alkitab
kita hari ini, kita menemukan bahwa Tuhan membenci apa yang dilakukan oleh
bangsa Israel terkait ibadah mereka kepada Tuhan (ay. 21). Jika sampai Tuhan
berkata seperti ini kepada kita, itu berarti apa yang kita lakukan, entah
perayaan ibadah kita maupun perkumpulan raya kita sudah tidak berkenan di
hadapan Tuhan. Bahkan Tuhan begitu benci kepada ibadah mereka, sehingga
persembahan-persembahan yang mereka lakukan (ay. 22), segala puji-pujian dan
mazmur yang mereka nyanyikan (ay. 23) sudah tidak berguna lagi di hadapan Tuhan.
Mengapa demikian?
Jika kita lihat latar belakang bangsa Israel pada saat itu, secara rohani mereka hidup jauh dari Tuhan, walaupun
secara jasmani mereka tetap melakukan
ibadah-ibadah mereka seperti sediakala. Ibadah yang mereka lakukan adalah
ibadah-ibadah lahiriah saja, tanpa ada kerinduan secara rohani dari hati mereka
yang terdalam untuk beribadah dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Mereka hanya
melakukan rutinitas ibadah dan liturgi mereka, tanpa menyadari siapa Tuhan yang
mereka sembah. Salah satu kesalahan yang mereka lakukan adalah tetap melakukan
ibadah kepada Tuhan, tetapi di sisi lain mereka melakukan ketidakadilan, mereka
tetap melakukan penyembahan berhala, mereka menindas sesama mereka. Itulah
mengapa Tuhan sendiri mengatakan “Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung
seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir” (ay. 24), karena
bangsa Israel waktu itu tidak konsisten dengan apa yang mereka lakukan dalam
ibadah-ibadah mereka.
Perenungan bagi
kita hari ini, sudahkah kita memiliki motivasi yang benar ketika kita datang
beribadah kepada Tuhan? Sudahkah kita memiliki hati yang mencari Tuhan setiap
kali kita datang kepadaNya, dan bukan hanya sekedar mencari berkatNya? Atau
dalam konteks yang lebih luas lagi, apakah kita hanya menjalankan ibadah-ibadah
kita secara lahiriah semata, dan dalam kehidupan sehari-hari, kita justru
melakukan apa yang tidak berkenan di hadapan Tuhan? Apakah di gereja kita
memakai topeng untuk menutupi segala yang kita lakukan? Ingat, bahwa sia-sia
kita beribadah ketika Tuhan tidak berkenan kepada ibadah kita. Ibadah kita
seharusnya adalah ibadah yang berkenan kepada Tuhan, yaitu ketika kita
mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan yang kita sembah (Rm 12:1)
Bacaan Alkitab: Amos 5:21-24
5:21 "Aku
membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan
rayamu.
5:22 Sungguh,
apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban
sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun,
Aku tidak mau pandang.
5:23 Jauhkanlah
dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar.
5:24 Tetapi
biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang
selalu mengalir."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.