Rabu, 22 Agustus 2012
Bacaan Alkitab: Ratapan 3:27-28
“Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk
pada masa mudanya.” (Rat 3:27)
Memikul Kuk pada Masa Muda
Saya memiliki
seorang teman, setelah lulus SMA dia mendaftar masuk ke akademi militer dan
diterima di sana. Pada awal-awal masa pendidikannya di akademi militer, ketika
ia mendapatkan kesempatan untuk pulang ke rumah selama beberapa hari, ia sering
kali mengeluh dan berkata bahwa kehidupan di akademi militer sangat berat. Saya
tidak perlu menceritakan bagaimana beratnya kehidupan di sana, terutama bagi
para junior di sana. Dan apa yang saya dan teman-teman bisa lakukan hanyalah
berdoa agar ia dimampukan Tuhan untuk melewati hari demi hari di sana.
Saat ini ia sudah
ada di tingkat tiga (sebagai informasi, pendidikan di akademi militer tersebut
ada empat tingkatan). Dan saat ini, jujur saja saya melihat banyak perubahan
dalam dirinya. Badannya penuh dengan otot-otot, perutnya pun sudah six pack, tidak seperti saya yang one pack. Fisiknya pun sudah luar biasa,
dan saya yakin bahwa tidak lama lagi pasti banyak gadis yang akan tertarik
kepadanya. Ia bahkan bercerita kepada saya bahwa ia sudah pernah ditugaskan ke
luar negeri, bahkan sebentar lagi ia pun akan berangkat ke Korea Selatan. Ia
bahkan sudah dipercaya untuk menerbangkan pesawat. Jika dibandingkan dengan
saya, saya saja belum pernah ke Korea Selatan, bahkan saya hanya bisa menjadi
penumpang pesawat, belum pernah menerbangkan pesawat.
Apa yang dapat
kita tarik dari cerita saya di atas, adalah bahwa seringkali apa yang kita
harus lakukan pada masa muda kita, walaupun terasa berat, tetapi sesungguhnya
hal tersebut akan berguna bagi kita nantinya. Alkitab mengatakan dengan bahasa
Alkitab yaitu “Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya”
(ay. 27). Kuk disini berbicara tentang suatu bentuk beban yang diberikan Tuhan
kepada seseorang. Beban tersebut bisa berbicara tentang banyak hal, namun
semuanya itu pastilah hal-hal yang kurang kita sukai atau bahkan tidak kita
sukai dan bertentangan dengan keinginan daging kita. Akan tetapi kita tahu
bahwa kuk dari Tuhan sebenarnya adalah kuk yang enak dan bebannya ringan (Mat
11:30).
Maksud dari kuk
yang enak adalah bahwa Tuhan memiliki rancangan yang terbaik bagi kita, yaitu
rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan (Yer 29:11). Oleh
karena itu setiap kuk yang diberikan Tuhan kepada kita, khususnya kuk di masa
muda kita, pasti akan berdampak baik bagi kita di hidup kita selanjutnya. Hidup
kita ada di tangan Tuhan, dan Tuhan pasti tidak dengan semena-mena mengenakkan
kuk kepada kita tanpa ada maksud Tuhan yang luar biasa bagi kita di masa depan.
Apa yang harus
kita lakukan ketika kita harus memikul kuk dari Tuhan? Pertama, satu hal yang
harus kita pastikan adalah bahwa kuk tersebut memang berasal dari Tuhan. Ada banyak
kemungkinan bahwa kita menyangka kuk itu dari Tuhan padahal sebenarnya bukan.
Ketika kita mencuri dan kemudian kita tertangkap, dipukuli dan dipenjara, itu
bukan kuk dari Tuhan, karena itu adalah dampak dari kesalahan kita. Kuk dari
Tuhan adalah ketika kita sudah melakukan kebenaran, akan tetapi justru yang sebaliknya
kita alami. Ketika kondisi orang tua kita kurang mampu misalnya, sehingga kita
juga harus bekerja untuk membantu mencari uang bagi keluarga kita sejak kita
muda, bisa saja hal tersebut adalah kuk dari Tuhan sehingga sejak kecil kita
sudah terbiasa bekerja dan berbisnis sehingga nanti ketika kita sudah semakin
dewasa, pengalaman tersebut akan mendorong kita untuk mampu berbisnis dan
berusaha dengan lebih baik lagi.
Kedua, ketika
Tuhan memberikan kuk kepada Tuhan untuk kita pikul, sebaiknya kita duduk
sendiri dan berdiam diri (ay. 28). Apa maksudnya? Meskipun cukup banyak
penafsiran terhadap ayat ini, saya percaya bahwa ketika Tuhan mengizinkan kita
untuk memikul kuk dari Tuhan, maka itu adalah urusan antara kita dengan Tuhan dan
kita tidak boleh menyalahkan orang lain atas kuk tersebut. Justru kita harus memiliki
lebih banyak waktu dengan Tuhan sehingga kita dapat bertanya dan mencari tahu
apa kehendak Tuhan bagi kita dengan memberikan kuk ini kepada kita. Komunikasi
dengan Tuhan itu berarti ketika kita lebih banyak berdiam diri, berarti Tuhan
akan lebih banyak berbicara kepada kita, sebaliknya ketika kita lebih banyak
berbicara kepada Tuhan, justru Tuhan akan lebih banyak berdiam diri. Oleh
karena itu, berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan jangan jadikan kuk itu sebagai
beban, tetapi sebagai kesempatan yang Tuhan berikan bagi kita, yang akan
berguna bagi kita suatu saat nanti.
Bacaan Alkitab: Ratapan 3:27-28
3:27 Adalah baik
bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya.
3:28 Biarlah ia
duduk sendirian dan berdiam diri kalau TUHAN membebankannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.