Jumat, 24 Agustus 2012

Memikul Kuk pada Masa Muda


Rabu, 22 Agustus 2012
Bacaan Alkitab: Ratapan 3:27-28
 Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya.” (Rat 3:27)


Memikul Kuk pada Masa Muda


Saya memiliki seorang teman, setelah lulus SMA dia mendaftar masuk ke akademi militer dan diterima di sana. Pada awal-awal masa pendidikannya di akademi militer, ketika ia mendapatkan kesempatan untuk pulang ke rumah selama beberapa hari, ia sering kali mengeluh dan berkata bahwa kehidupan di akademi militer sangat berat. Saya tidak perlu menceritakan bagaimana beratnya kehidupan di sana, terutama bagi para junior di sana. Dan apa yang saya dan teman-teman bisa lakukan hanyalah berdoa agar ia dimampukan Tuhan untuk melewati hari demi hari di sana.

Saat ini ia sudah ada di tingkat tiga (sebagai informasi, pendidikan di akademi militer tersebut ada empat tingkatan). Dan saat ini, jujur saja saya melihat banyak perubahan dalam dirinya. Badannya penuh dengan otot-otot, perutnya pun sudah six pack, tidak seperti saya yang one pack. Fisiknya pun sudah luar biasa, dan saya yakin bahwa tidak lama lagi pasti banyak gadis yang akan tertarik kepadanya. Ia bahkan bercerita kepada saya bahwa ia sudah pernah ditugaskan ke luar negeri, bahkan sebentar lagi ia pun akan berangkat ke Korea Selatan. Ia bahkan sudah dipercaya untuk menerbangkan pesawat. Jika dibandingkan dengan saya, saya saja belum pernah ke Korea Selatan, bahkan saya hanya bisa menjadi penumpang pesawat, belum pernah menerbangkan pesawat.

Apa yang dapat kita tarik dari cerita saya di atas, adalah bahwa seringkali apa yang kita harus lakukan pada masa muda kita, walaupun terasa berat, tetapi sesungguhnya hal tersebut akan berguna bagi kita nantinya. Alkitab mengatakan dengan bahasa Alkitab yaitu “Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya” (ay. 27). Kuk disini berbicara tentang suatu bentuk beban yang diberikan Tuhan kepada seseorang. Beban tersebut bisa berbicara tentang banyak hal, namun semuanya itu pastilah hal-hal yang kurang kita sukai atau bahkan tidak kita sukai dan bertentangan dengan keinginan daging kita. Akan tetapi kita tahu bahwa kuk dari Tuhan sebenarnya adalah kuk yang enak dan bebannya ringan (Mat 11:30).

Maksud dari kuk yang enak adalah bahwa Tuhan memiliki rancangan yang terbaik bagi kita, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan (Yer 29:11). Oleh karena itu setiap kuk yang diberikan Tuhan kepada kita, khususnya kuk di masa muda kita, pasti akan berdampak baik bagi kita di hidup kita selanjutnya. Hidup kita ada di tangan Tuhan, dan Tuhan pasti tidak dengan semena-mena mengenakkan kuk kepada kita tanpa ada maksud Tuhan yang luar biasa bagi kita di masa depan.

Apa yang harus kita lakukan ketika kita harus memikul kuk dari Tuhan? Pertama, satu hal yang harus kita pastikan adalah bahwa kuk tersebut memang berasal dari Tuhan. Ada banyak kemungkinan bahwa kita menyangka kuk itu dari Tuhan padahal sebenarnya bukan. Ketika kita mencuri dan kemudian kita tertangkap, dipukuli dan dipenjara, itu bukan kuk dari Tuhan, karena itu adalah dampak dari kesalahan kita. Kuk dari Tuhan adalah ketika kita sudah melakukan kebenaran, akan tetapi justru yang sebaliknya kita alami. Ketika kondisi orang tua kita kurang mampu misalnya, sehingga kita juga harus bekerja untuk membantu mencari uang bagi keluarga kita sejak kita muda, bisa saja hal tersebut adalah kuk dari Tuhan sehingga sejak kecil kita sudah terbiasa bekerja dan berbisnis sehingga nanti ketika kita sudah semakin dewasa, pengalaman tersebut akan mendorong kita untuk mampu berbisnis dan berusaha dengan lebih baik lagi.

Kedua, ketika Tuhan memberikan kuk kepada Tuhan untuk kita pikul, sebaiknya kita duduk sendiri dan berdiam diri (ay. 28). Apa maksudnya? Meskipun cukup banyak penafsiran terhadap ayat ini, saya percaya bahwa ketika Tuhan mengizinkan kita untuk memikul kuk dari Tuhan, maka itu adalah urusan antara kita dengan Tuhan dan kita tidak boleh menyalahkan orang lain atas kuk tersebut. Justru kita harus memiliki lebih banyak waktu dengan Tuhan sehingga kita dapat bertanya dan mencari tahu apa kehendak Tuhan bagi kita dengan memberikan kuk ini kepada kita. Komunikasi dengan Tuhan itu berarti ketika kita lebih banyak berdiam diri, berarti Tuhan akan lebih banyak berbicara kepada kita, sebaliknya ketika kita lebih banyak berbicara kepada Tuhan, justru Tuhan akan lebih banyak berdiam diri. Oleh karena itu, berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan jangan jadikan kuk itu sebagai beban, tetapi sebagai kesempatan yang Tuhan berikan bagi kita, yang akan berguna bagi kita suatu saat nanti.


Bacaan Alkitab: Ratapan 3:27-28
3:27 Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya.
3:28 Biarlah ia duduk sendirian dan berdiam diri kalau TUHAN membebankannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.