Kamis, 23 Agustus 2012
Bacaan Alkitab: Lukas 21:1-4
“Sebab mereka semua memberi persembahannya
dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia
memberi seluruh nafkahnya.” (Luk 21:4)
Persembahan yang Benar
Saya sendiri
sebenarnya tidak terlalu suka gereja yang meletakkan peti persembahan dan orang
kemudian maju untuk memasukkan persembahannya ke dalam kotak tersebut. Saya
lebih cenderung suka dengan sistem kantong kolekte yang diedarkan kemudian
diedarkan ke jemaat dan jemaat memasukkan persembahan, entah itu kolekte biasa
atau persembahan persepuluhan atau hal lainnya. Mengapa demikian, karena ketika
orang maju untuk memasukkan uang atau amplop persembahan ke peti persembahan di
depan, maka orang akan cenderung melihat siapa-siapa saja yang maju untuk
memberikan persembahan. Bisa jadi orang yang suka memegahkan diri akan sering
maju untuk memasukkan persembahannya ke dalam peti persembahan pada setiap
ibadah dilaksanakan.
Yesus pada saat
itu juga melihat banyak orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam
peti persembahan (ay. 1). Berapa yang mereka masukkan, memang tidak dicatat
secara jelas di dalam Alkitab. Justru Alkitab mencatat persembahan seorang
janda miskin yang memasukkan uang sebesar dua peser ke dalam peti persembahan
tersebut (ay. 2). Dalam kamus Alkitab, nilai dua peser ini dikatakan sama
dengan satu duit, tetapi nilainya tidak diketahui, hanya dikatakan bahwa nilai
tersebut sangat kecil.
Saya mengajak
kita semua membayangkan apa yang dirasakan janda miskin tersebut. Ia mengantri
untuk memasukkan persembahannya. Ia melihat orang-orang sebelumnya memasukkan
banyak uang ke dalam persembahan, kemudian ia maju ke peti persembahan kemudian
memasukkan uang dua peser ke dalam peti itu. Bisa dibayangkan mungkin ia merasa
malu karena persembahannya paling sedikit di antara orang-orang lainnya. Akan
tetapi justru Tuhan Yesus mengatakan bahwa janda miskin tersebut memberi lebih
banyak daripada semua orang itu (ay. 3). Perhatikan ayat tersebut baik-baik, persembahan
janda miskin tersebut jauh lebih besar daripada seluruh persembahan orang kaya yang
tadi memasukkan persembahannya ke dalam peti.
Mengapa demikian?
Memang Yesus sendiri sudah mengatakan alasannya, yaitu bahwa janda miskin
tersebut memberi dari kekurangannya, bahkan memberi seluruh nafkahnya,
sementara orang kaya itu memberi dari kelimpahannya (ay. 4). Janda miskin itu
sudah tidak memiliki siapa-siapa untuk membantu dirinya, bahkan mungkin untuk
makan pun ia menggantungkan hidupnya dari belas kasihan orang lain. Mungkin
saja, uang dua peser tersebut sebenarnya bisa digunakan untuk membeli makan,
akan tetapi janda miskin tersebut mempersembahkannya untuk Tuhan.
Memang jika kita
baca sekilas, sepertinya Tuhan tidak melihat berapa nominal persembahan yang
diberikan, tetapi melihat berapa persen persembahan yang diberikan. Orang kaya
tersebut mungkin saja memberikan uang yang setara jutaan Rupiah, tetapi ketika
kekayaan orang tersebut mencapai triliunan Rupiah, mungkin persembahan orang
kaya hanya 0,0001% dari kekayaannya atau penghasilannya. Bandingkan dengan hukum
Tuhan yang mengatakan bahwa seseorang harus memberikan minimal 10% dari
penghasilannya kepada Tuhan (Mal 3:10). Janda miskin tersebut barangkali memberikan
lebih dari 10% dari penghasilannya. Akan tetapi saya melihat perkataan Tuhan
Yesus lebih dari itu, yaitu dimana kita juga harus memberikan seluruh hidup
kita bagi Tuhan.
Sering kali kita
lupa bahwa ketika kita memberi persembahan kepada Tuhan, kita harus memberikan
dengan hati yang tulus. Janda miskin itu tidak punya motivasi lain untuk
memberi persembahan selain karena ia ingin melakukan apa yang Tuhan
perintahkan. Sementara orang kaya mungkin saja memiliki motivasi lain yaitu
agar persembahannya dilihat orang lain, dan orang lain pun dapat memuji bahwa
orang kaya tersebut sudah memberikan banyak uang kepada Tuhan. Tetapi hal ini
justru tidak sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus sendiri. Jika Tuhan Yesus saja
memerintahkan agar ketika kita memberikan sedekah sebaiknya jangan sampai kita
melakukannya dengan motivasi untuk dilihat dan dipuji orang (Mat 6:1-4),
apalagi ketika kita memberi persembahan, tentunya harus dengan motivasi yang
benar.
Lalu bagaimana yang
harus kita lakukan? Bagaimana jika di gereja kita pun memang sudah disediakan
peti persembahan, khususnya untuk persembahan persepuluhan, maka kita pun harus
tetap memberikan persembahan melalui peti tersebut. Akan tetapi perlu kita
ingat bahwa alangkah baiknya jika kita memberikan persembahan tersebut dengan
hati dan motivasi yang murni di hadapan Tuhan. Jika memungkinkan, saya rasa
tidak perlu menulis nama kita di dalam amplop persembahan, tetapi cukup dengan
inisial atau jika perlu tidak perlu menulis nama. Bukankah tujuan kita memberikan
persembahan bukan agar nama kita tercantum di daftar pemberi persembahan?
Bacaan Alkitab: Lukas 21:1-4
21:1 Ketika Yesus
mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka
ke dalam peti persembahan.
21:2 Ia melihat
juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.
21:3 Lalu Ia
berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi
lebih banyak dari pada semua orang itu.
21:4 Sebab mereka
semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari
kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.