Selasa, 21 Agustus 2012
Bacaan Alkitab: Keluaran 1:10-12
“Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak
dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.” (Kel 1:12)
Ditindas, tetapi Justru Semakin Bertambah Banyak
Saya rasa di
antara kita pasti sudah pernah membaca tentang kisah bagaimana orang Israel
(orang Ibrani) ditindas di Mesir. Mereka ditindas setelah bangkitnya seorang
raja di Mesir (Firaun) yang tidak
mengenal jasa-jasa Yusuf (Kel 1:8). Jika kita lihat, orang Israel awalnya hanya
berjumlah 70 jiwa pada waktu Yakub dan keluarganya datang ke tanah Mesir
sebagai pendatang (Kej 46:26-27), tetapi setelah ditindas selama 430 tahun (Kel
12:40), jumlah orang Israel adalah 600.000 orang laki-laki belum termasuk
wanita dan anak-anak (Kel 12:37). Jika kita asumsikan rata-rata satu keluarga
terdiri dari satu ayah, satu ibu, dan dua orang anak, maka jumlah orang Israel
yang keluar dari Mesir adalah sebanyak 2,4 juta orang. Apa yang menyebabkan
perkembangan orang Israel yang secepat itu?
Jika kita
perhatikan, sebenarnya orang Israel berada dalam penindasan karena raja Mesir
ingin agar bangsa Israel tidak menjadi bertambah banyak, karena hal tersebut
akan dapat berpotensi menjadi musuh dalam selimut dan dapat memerangi orang
Mesir sendiri (ay. 10). Oleh karena itu, bangsa Israel pun dijadikan budak
untuk membangun kota-kota orang Mesir (ay. 11). Pada zaman dahulu, menjadi
budak tentu tidak menyenangkan. Masih lebih baik nasib TKI kita di luar negeri,
yang minimal masih mendapatkan upah atau gaji. Menjadi budak tidak mendapatkan
gaji, dan mungkin hanya mendapatkan makanan secukupnya.
Berada dalam
kondisi yang penuh tekanan seperti itu, bagaimana keadaan bangsa Israel? Apakah
mereka justru menjadi berkurang? Tidak, Alkitab mengatakan bahwa semakin orang
Israel ditindas, mereka justru bertambah banyak dan berkembang sehingga orang
Mesir pun merasa takut kepada orang Israel (ay. 12). Inilah inti dari hukum
Tuhan. Semakin ditindas, justru anak-anak Tuhan akan semakin berkembang dan
bertambah banyak. Sejarah membuktikan bahwa justru di masa-masa penindasan
bangsa Romawi, kekristenan justru menyebar dengan cepat ke seluruh dunia di
zaman Gereja mula-mula. Justru ketika akhirnya kekristenan telah menjadi agama
resmi di Romawi, dan tidak ada lagi penindasan, Gereja justru lambat laum
seperti mati suri. Kondisi terparah ketika gereja berkompromi dengan pemerintah
dunia, yang mengakibatkan gereja pun hanya sebagai alat politik saja, sehingga
justru Gereja tidak muncul menjadi saksi-saksi Tuhan yang memuliakan namaNya.
Saya sedang
merenung dan sedang memita konfirmasi dari Tuhan, apakah Gereja di akhir zaman
ini akan menjadi Gereja yang diberkati dan dilindungi Tuhan secara melimpah
atau justru akan menjadi Gereja yang mengalami banyak tekanan dan penindasan? Mengapa
demikian, di negeri Cina, ketika kekristenan dihambat sedemikian rupa sehingga
mereka bahkan harus beribadah di bawah tanah, justru kekristenan berkembang
secara luar biasa. Demikian juga yang terjadi di banyak negara lainnya. Akan tetapi
di kawasan Eropa dan Amerika, dimana kekristenan menjadi agama utama di sana, Gereja
justru mengalami kemunduran, bahkan di beberapa negara gereja mendukung
pernikahan sesama jenis.
Jadi bersyukurlah
ketika Tuhan masih mengizinkan penindasan terhadap Gereja di Indonesia ini. Itu
tandanya bahwa Tuhan masih menyertai Gereja Tuhan di Indonesia ini. Bukankah
dengan adanya penindasan maka Gereja Tuhan akan bersatu dan berdoa bagi Tuhan?
Ingatkah akan kejadian di sekitar tahun 2000an, ketika banyak Gereja dirusak
dan dibom? Bukankah anak-anak Tuhan justru semakin giat berdoa dan saling
menjalin jejaring antar gereja? Mungkin bagi kebanyakan orang, pandangan saya
sangat ekstrem. Tetapi saya hanya menyatakan kebenaran, bahwa seringkali Tuhan
ijinkan penindasan gereja sebagai sarana untuk memurnikan anak-anak Tuhan, mana
yang sungguh-sungguh mengiring Tuhan, mana yang hanya ikut-ikutan. Biarlah
ketika penindasan itu datang, kita sebagai anak-anak Tuhan akan semakin
dimurnikan, sehingga kita akan seperti emas, yang semakin murni dan mengkilap
ketika dibakar dengan api.
Bacaan Alkitab: Keluaran 1:10-12
1:10 Marilah kita
bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah
banyak lagi dan -- jika terjadi peperangan -- jangan bersekutu nanti dengan
musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini."
1:11 Sebab itu
pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan
kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni
Pitom dan Raamses.
1:12 Tetapi makin
ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa
takut kepada orang Israel itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.