Minggu, 26 Agustus 2012
Bacaan Alkitab: Matius 7:21-23
“Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir
setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?” (Mat 7:22)
Mujizat Bukan Jaminan
Saat ini saya
melihat bahwa sejumlah gereja cenderung lebih memfokuskan diri pada
mujizat-mujizat yang akhirnya menjadi daya tarik bagi sejumlah orang untuk
datang dan beribadah di gereja tersebut. Memang tidak salah, karena Tuhan Yesus
sendiri juga mengadakan mujizat dalam pelayananNya. Murid-murid Tuhan Yesus pun
juga sering mengadakan mujizat dan tanda-tanda heran. Mujizat pun selalu ada dalam
Alkitab, dari kitab Kejadian hingga kitab Wahyu. Mujizat merupakan salah satu
cara Allah untuk menunjukkan bahwa Allah adalah Allah satu-satunya yang
berkuasa di bumi dan di surga.
Tetapi ada satu hal
yang juga harus diperhatikan oleh orang percaya yaitu mujizat itu tidak dapat
dijadikan ukuran apakah suatu gereja adalah suatu gereja yang disertai dan
diberkati Tuhan. Memang jemaat mula-mula itu hidup di antara mujizat dan tanda
yang dibuat oleh para rasul (Kis 2:43). Akan tetapi, kembali lagi ke definisi
mujizat adalah bahwa mujizat itu sebenarnya adalah tanda dan karunia yang
diberikan Allah kepada jemaatNya.
Mujizat
seharusnya digunakan sebagai salah satu cara agar orang yang belum percaya pun
mampu melihat kuasa Tuhan sehingga mereka pun dapat menjadi percaya kepada
Tuhan. Tetapi ada yang lebih penting dari mujizat, yaitu Pembuat mujizat itu
sendiri, yaitu Tuhan kita. Pemberitaan Injil pun harus tetap menjadi fokus
gereja, bukan hanya sekedar mengadakan kebaktian yang penuh mujizat tapi
melupakan pekabaran Injil dan follow up-nya.
Melalui bacaan
Alkitab kita hari ini, kita diingatkan bahwa hanya orang yang melakukan
kehendak Tuhan akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Salah satu kehendak Tuhan
adalah agar kita percaya kepada Yesus sehingga kita beroleh hidup yang kekal
(Yoh 6:40). Memang untuk pembahasan tentang kehendak Allah ini bisa jauh lebih
mendalam, namun terkait dengan keterbatasan renungan hari ini, maka saya pun
hanya mengambil salah satu contohnya saja. Oleh karena itu, perintah agung
Tuhan Yesus adalah untuk pergi memberitakan Injil ke seluruh dunia, agar
seluruh orang dapat percaya kepadaNya dan diselamatkan (Mrk 16:15).
Tuhan Yesus
sendiri mengatakan bahwa pada hari terakhir (yaitu hari penghakiman), akan ada
banyak orang yang berseru-seru “Tuhan, kami ini juga hamba-hambaMu, kami bahkan
bernubuat demi namaMu, kami bahkan melakukan mujizat demi namaMu” (ay. 22).
Tetapi apa jawaban Tuhan? “Enyahlah karena aku tidak pernah mengenal kamu. Kamu
adalah pembuat kejahatan” (ay. 23). Ketika saya membaca ayat ini, saya
tertegun. Bagaimana mungkin seorang hamba Tuhan yang membuat banyak mujizat pun
bisa tidak masuk ke dalam Kerajaan Surga? Bukankah ia juga mengadakan mujizat
di dalam nama Yesus?
Memang sulit
mengerti kebenaran Firman Tuhan ini, Tetapi ini adalah kebenaran yang pahit.
Mengapa demikian? Karena akan ada orang-orang yang mengaku sebagai hamba Tuhan,
tetapi sesungguhnya adalah para nabi palsu. Mereka menyesatkan orang dari
kebenaran Firman Tuhan. Apa saja ciri-cirinya? Mereka melakukan nubuatan di
dalam nama Yesus, mereka mengusir setan di dalam nama Yesus, mereka mengadakan
banyak mujizat di dalam nama Yesus, tetapi mereka lupa untuk memberitakan
tentang pribadi Yesus itu sendiri. Mereka sibuk dengan segala macam tanda-tanda
dan mujizat tetapi lupa memberitakan Injil, yaitu memberitakan tentang Yesus
Kristus yang di dalam namaNya ada keselamatan. Jika iblis saja bisa menyamar
sebagai malaikat terang (2 Kor 11:14), maka tidak menutup kemungkinan bahwa ada
orang-orang yang sepertinya seorang pendeta padahal ia adalah seorang nabi
palsu.
Memang sulit
untuk menentukan apakah suatu pendeta menyampaikan Firman Tuhan yang “palsu”.
Tetapi satu hal yang dapat kita lihat adalah bahwa jika pendeta tersebut dalam
khotbahnya hanya mementingkan pada hal-hal lain seperti mujizat dan tanda-tanda
heran daripada mementingkan Tuhan, maka itu adalah indikasi awal bahwa mungkin pendeta
itu adalah pendeta yang “agak bermasalah”. Dimanapun Firman Tuhan diberitakan,
nama Tuhan harus ditinggikan, bukan nama gerejanya, bukan nama pendeta tersebut,
atau bukan mujizat-mujizatNya. Mujizat memang bukan hal yang tidak penting,
tetapi hal itu bukan jaminan untuk masuk surga. Yesuslah yang merupakan jaminan
bagi kita untuk dapat masuk ke dalam
Kerajaan Surga.
Bacaan Alkitab: Matius 7:21-23
7:21 Bukan setiap
orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari
terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu
itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah
mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.