Jumat, 24 Agustus 2012

Mujizat Bukan Jaminan


Minggu, 26 Agustus 2012
Bacaan Alkitab: Matius 7:21-23
 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?” (Mat 7:22)


Mujizat Bukan Jaminan


Saat ini saya melihat bahwa sejumlah gereja cenderung lebih memfokuskan diri pada mujizat-mujizat yang akhirnya menjadi daya tarik bagi sejumlah orang untuk datang dan beribadah di gereja tersebut. Memang tidak salah, karena Tuhan Yesus sendiri juga mengadakan mujizat dalam pelayananNya. Murid-murid Tuhan Yesus pun juga sering mengadakan mujizat dan tanda-tanda heran. Mujizat pun selalu ada dalam Alkitab, dari kitab Kejadian hingga kitab Wahyu. Mujizat merupakan salah satu cara Allah untuk menunjukkan bahwa Allah adalah Allah satu-satunya yang berkuasa di bumi dan di surga.

Tetapi ada satu hal yang juga harus diperhatikan oleh orang percaya yaitu mujizat itu tidak dapat dijadikan ukuran apakah suatu gereja adalah suatu gereja yang disertai dan diberkati Tuhan. Memang jemaat mula-mula itu hidup di antara mujizat dan tanda yang dibuat oleh para rasul (Kis 2:43). Akan tetapi, kembali lagi ke definisi mujizat adalah bahwa mujizat itu sebenarnya adalah tanda dan karunia yang diberikan Allah kepada jemaatNya.

Mujizat seharusnya digunakan sebagai salah satu cara agar orang yang belum percaya pun mampu melihat kuasa Tuhan sehingga mereka pun dapat menjadi percaya kepada Tuhan. Tetapi ada yang lebih penting dari mujizat, yaitu Pembuat mujizat itu sendiri, yaitu Tuhan kita. Pemberitaan Injil pun harus tetap menjadi fokus gereja, bukan hanya sekedar mengadakan kebaktian yang penuh mujizat tapi melupakan pekabaran Injil dan follow up-nya.

Melalui bacaan Alkitab kita hari ini, kita diingatkan bahwa hanya orang yang melakukan kehendak Tuhan akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Salah satu kehendak Tuhan adalah agar kita percaya kepada Yesus sehingga kita beroleh hidup yang kekal (Yoh 6:40). Memang untuk pembahasan tentang kehendak Allah ini bisa jauh lebih mendalam, namun terkait dengan keterbatasan renungan hari ini, maka saya pun hanya mengambil salah satu contohnya saja. Oleh karena itu, perintah agung Tuhan Yesus adalah untuk pergi memberitakan Injil ke seluruh dunia, agar seluruh orang dapat percaya kepadaNya dan diselamatkan (Mrk 16:15).

Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa pada hari terakhir (yaitu hari penghakiman), akan ada banyak orang yang berseru-seru “Tuhan, kami ini juga hamba-hambaMu, kami bahkan bernubuat demi namaMu, kami bahkan melakukan mujizat demi namaMu” (ay. 22). Tetapi apa jawaban Tuhan? “Enyahlah karena aku tidak pernah mengenal kamu. Kamu adalah pembuat kejahatan” (ay. 23). Ketika saya membaca ayat ini, saya tertegun. Bagaimana mungkin seorang hamba Tuhan yang membuat banyak mujizat pun bisa tidak masuk ke dalam Kerajaan Surga? Bukankah ia juga mengadakan mujizat di dalam nama Yesus?

Memang sulit mengerti kebenaran Firman Tuhan ini, Tetapi ini adalah kebenaran yang pahit. Mengapa demikian? Karena akan ada orang-orang yang mengaku sebagai hamba Tuhan, tetapi sesungguhnya adalah para nabi palsu. Mereka menyesatkan orang dari kebenaran Firman Tuhan. Apa saja ciri-cirinya? Mereka melakukan nubuatan di dalam nama Yesus, mereka mengusir setan di dalam nama Yesus, mereka mengadakan banyak mujizat di dalam nama Yesus, tetapi mereka lupa untuk memberitakan tentang pribadi Yesus itu sendiri. Mereka sibuk dengan segala macam tanda-tanda dan mujizat tetapi lupa memberitakan Injil, yaitu memberitakan tentang Yesus Kristus yang di dalam namaNya ada keselamatan. Jika iblis saja bisa menyamar sebagai malaikat terang (2 Kor 11:14), maka tidak menutup kemungkinan bahwa ada orang-orang yang sepertinya seorang pendeta padahal ia adalah seorang nabi palsu.

Memang sulit untuk menentukan apakah suatu pendeta menyampaikan Firman Tuhan yang “palsu”. Tetapi satu hal yang dapat kita lihat adalah bahwa jika pendeta tersebut dalam khotbahnya hanya mementingkan pada hal-hal lain seperti mujizat dan tanda-tanda heran daripada mementingkan Tuhan, maka itu adalah indikasi awal bahwa mungkin pendeta itu adalah pendeta yang “agak bermasalah”. Dimanapun Firman Tuhan diberitakan, nama Tuhan harus ditinggikan, bukan nama gerejanya, bukan nama pendeta tersebut, atau bukan mujizat-mujizatNya. Mujizat memang bukan hal yang tidak penting, tetapi hal itu bukan jaminan untuk masuk surga. Yesuslah yang merupakan jaminan bagi kita untuk dapat  masuk ke dalam Kerajaan Surga.


Bacaan Alkitab: Matius 7:21-23
7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.