Kamis, 03 Mei 2012

Berani Mengatakan Kebenaran


Kamis, 26 April 2012
Bacaan Alkitab: Lukas 3:18-20
Akan tetapi setelah ia menegor raja wilayah Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya, raja itu menambah kejahatannya dengan memasukkan Yohanes ke dalam penjara.” (Luk 3:19-20)


Berani Mengatakan Kebenaran


Yohanes Pembaptis adalah nabi terakhir sebelum Tuhan Yesus yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Ia menyampaikan tentang pentingnya pertobatan dan membaptis orang sebagai tanda pertobatan mereka. Yohanes Pembaptis lahir dengan cara yang ajaib, ketika kedua orang tuanya sudah tua. Jika kita membaca dalam Alkitab, kita akan menemukan bagaimana Yohanes Pembaptis adalah orang yang terus terang dan apa adanya. Ia hanya mau menyampaikan kebenaran dalam pengajarannya. “Bertobat dan berilah dirimu dibaptis” merupakan inti ajaran Yohanes Pembaptis (Mrk 1:4).

Yohanes Pembaptis pun tidak segan-segan menegur orang-orang yang telah jelas-jelas berbuat dosa. Ia bahkan berani berkata keras kepada orang-orang Farisi dan Saduki yang datang untuk mendengarkan ajarannya di tepi sungai Yordan (Mat 3:7), padahal orang Farisi dan Saduki merupakan orang-orang yang berasal dari golongan terpandang waktu itu. Walaupun demikian, Yohanes Pembaptis pun juga bersikap sama kepada orang-orang lain, termasuk orang-orang yang biasa-biasa saja. Ia pun menyampaikan dan memberitakan Injil kepada banyak orang, dengan berbagai-bagai nasihat lain yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis (ay. 18).

Alkitab juga mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis tidak hanya “berani” kepada orang-orang kecil, tetapi Yohanes Pembaptis juga “berani” mengatakan kebenaran dan menegor raja Herodes, yang saat itu adalah penguasa wilayah. Apa yang ditegur oleh Yohanes Pembaptis dari raja Herodes? Yohanes Pembaptis menegur raja Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya yang dinikahi raja Herodes, dan segala kejahatan lain yang telah dilakukannya (ay. 19). Yohanes Pembaptis berani menegur raja Herodes karena Herodias adalah isteri dari saudara raja Herodes, dan justru sebenarnya bukan hanya raja Herodes yang merasa tersinggung, tetapi justru Herodias sendiri yang tersinggung dan benci kepada Yohanes Pembaptis hingga ingin membunuh Yohanes Pembaptis (Mrk 6:17-19).

Akan tetapi Yohanes Pembaptis tetap teguh pada pendiriannya, bahkan ketika ia telah dimasukkan ke dalam penjara oleh raja Herodes (ay. 20), Yohanes Pembaptis tetap menyampaikan ajarannya, bahkan sempat mengutus muridnya pergi kepada Yesus (Mat 11:2-3). Ia tetap setia hingga akhir masa hidupnya, bahkan ketika ia pun harus mati dengan kepala yang terpenggal (Mat 14:10-11). Yohanes Pembaptis adalah salah satu nabi besar, bahkan Tuhan Yesus sendiri mengakui bahwa dari antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan, tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis Pembaptis (Mat 11:11).

Jika kita melihat kehidupan kita, sudahkah kita bersikap seperti Yohanes Pembaptis yang berani berkata benar bahkan ketika hidupnya dipertaruhkan sekalipun? Ataukah kita semakin hari justru semakin hilang ditelan dunia dan tidak pernah lagi menyatakan kebenaran? Yohanes Pembaptis setia sampai akhir dan konsisten menyampaikan kebenaran. Maukah kita rindu menjadi seperti Yohanes Pembaptis yang selalu berani menyatakan kebenaran?


Bacaan Alkitab: Lukas 3:18-20
3:18 Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak.
3:19 Akan tetapi setelah ia menegor raja wilayah Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya,
3:20 raja itu menambah kejahatannya dengan memasukkan Yohanes ke dalam penjara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.