Kamis,
26 April 2012
Bacaan
Alkitab: Lukas 3:18-20
“Akan tetapi setelah ia menegor raja wilayah
Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan karena segala
kejahatan lain yang dilakukannya, raja itu menambah kejahatannya dengan
memasukkan Yohanes ke dalam penjara.” (Luk 3:19-20)
Berani Mengatakan Kebenaran
Yohanes Pembaptis adalah nabi terakhir sebelum
Tuhan Yesus yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Ia menyampaikan tentang
pentingnya pertobatan dan membaptis orang sebagai tanda pertobatan mereka. Yohanes
Pembaptis lahir dengan cara yang ajaib, ketika kedua orang tuanya sudah tua. Jika
kita membaca dalam Alkitab, kita akan menemukan bagaimana Yohanes Pembaptis
adalah orang yang terus terang dan apa adanya. Ia hanya mau menyampaikan
kebenaran dalam pengajarannya. “Bertobat dan berilah dirimu dibaptis” merupakan
inti ajaran Yohanes Pembaptis (Mrk 1:4).
Yohanes Pembaptis pun tidak segan-segan menegur
orang-orang yang telah jelas-jelas berbuat dosa. Ia bahkan berani berkata keras
kepada orang-orang Farisi dan Saduki yang datang untuk mendengarkan ajarannya
di tepi sungai Yordan (Mat 3:7), padahal orang Farisi dan Saduki merupakan
orang-orang yang berasal dari golongan terpandang waktu itu. Walaupun demikian,
Yohanes Pembaptis pun juga bersikap sama kepada orang-orang lain, termasuk
orang-orang yang biasa-biasa saja. Ia pun menyampaikan dan memberitakan Injil
kepada banyak orang, dengan berbagai-bagai nasihat lain yang disampaikan oleh Yohanes
Pembaptis (ay. 18).
Alkitab juga mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis
tidak hanya “berani” kepada orang-orang kecil, tetapi Yohanes Pembaptis juga “berani”
mengatakan kebenaran dan menegor raja Herodes, yang saat itu adalah penguasa wilayah.
Apa yang ditegur oleh Yohanes Pembaptis dari raja Herodes? Yohanes Pembaptis
menegur raja Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya yang dinikahi
raja Herodes, dan segala kejahatan lain yang telah dilakukannya (ay. 19). Yohanes
Pembaptis berani menegur raja Herodes karena Herodias adalah isteri dari
saudara raja Herodes, dan justru sebenarnya bukan hanya raja Herodes yang
merasa tersinggung, tetapi justru Herodias sendiri yang tersinggung dan benci
kepada Yohanes Pembaptis hingga ingin membunuh Yohanes Pembaptis (Mrk 6:17-19).
Akan tetapi Yohanes Pembaptis tetap teguh pada
pendiriannya, bahkan ketika ia telah dimasukkan ke dalam penjara oleh raja
Herodes (ay. 20), Yohanes Pembaptis tetap menyampaikan ajarannya, bahkan sempat
mengutus muridnya pergi kepada Yesus (Mat 11:2-3). Ia tetap setia hingga akhir
masa hidupnya, bahkan ketika ia pun harus mati dengan kepala yang terpenggal
(Mat 14:10-11). Yohanes Pembaptis adalah salah satu nabi besar, bahkan Tuhan
Yesus sendiri mengakui bahwa dari antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan,
tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis
Pembaptis (Mat 11:11).
Jika kita melihat kehidupan kita, sudahkah kita
bersikap seperti Yohanes Pembaptis yang berani berkata benar bahkan ketika
hidupnya dipertaruhkan sekalipun? Ataukah kita semakin hari justru semakin
hilang ditelan dunia dan tidak pernah lagi menyatakan kebenaran? Yohanes
Pembaptis setia sampai akhir dan konsisten menyampaikan kebenaran. Maukah kita
rindu menjadi seperti Yohanes Pembaptis yang selalu berani menyatakan
kebenaran?
Bacaan
Alkitab: Lukas 3:18-20
3:18 Dengan banyak nasihat lain Yohanes
memberitakan Injil kepada orang banyak.
3:19 Akan tetapi setelah ia menegor raja wilayah
Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan karena segala
kejahatan lain yang dilakukannya,
3:20 raja itu menambah kejahatannya dengan
memasukkan Yohanes ke dalam penjara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.