Rabu, 09 Mei 2012

Sidang Pemimpin Gereja


Kamis, 10 Mei 2012
Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 15:1-11
Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.” (Kis 15:1-11)


Sidang Pemimpin Gereja


Beberapa waktu yang lalu, saya mendengar dari salah seorang hamba Tuhan, bahwa sinode gereja tempat saya beribadah terancam pecah. Hal tersebut sebenarnya dikarenakan masalah yang menurut saya cukup sepele. Latar belakangnya adalah sinode gereja saya (yang terbentuk sekitar tahun 1960-an) itu awalnya tidak mempunyai aturan mengenai batas waktu seseorang menjabat sebagai ketua sinode. Akan tetapi, seiring dengan reformasi di Indonesia, aturan tersebut diubah sehingga seseorang hanya boleh menjabat sebagai ketua sinode selama dua periode saja. Permasalahan timbul ketika ketua sinode sekarang sudah dua periode menjabat, sehingga menurut peraturan sinode gereja, ia tidak dapat terpilih menjadi ketua sinode untuk yang ketiga kalinya. Namun, ternyata perwakilan gereja dari daerah-daerah Indonesia bagian timur, tetap menginginkannya untuk menjadi ketua sinode, sementara perwakilan gereja dari Indonesia bagian barat, cenderung untuk mengacu kepada peraturan sinode. Hal ini menimbulkan potensi pecahnya sinode gereja saya, padahal sinode gereja saya itu, saya pikir adalah salah satu sinode gereja terbesar se-Indonesia, mencakup dari Aceh hingga Papua, dan bahkan cabang di luar negeri.

Saya sendiri tidak memihak siapa-siapa dalam hal di atas, tetapi saya sangat berharap bahwa sinode gereja saya tidak sampai pecah. Saya tidak menganggap diri saya sendiri lebih pintar, tetapi saya melihat, bahwa di Alkitab pun pernah ada kejadian seperti itu, dimana gereja mula-mula terancam pecah hanya karena masalah yang sepele.

Dalam bacaan Kitab Suci kita hari ini, kita melihat bahwa dengan bertambah pesatnya pertumbuhan gereja mula-mula, mereka tidak hanya menjangkau bangsa Yahudi, tetapi juga bangsa-bangsa lain di luar bangsa Yahudi. Permasalahan timbul ketika ada sekelompok orang Yahudi yang telah menjadi Kristen, namun mensyaratkan seluruh orang Kristen non Yahudi untuk disunat sesuai perintah Musa (ay. 1 & 5). Hal ini menimbulkan kebingungan di antara jemaat, sehingga Paulus dan Barnabas sangat menentang keras ajaran tersebut (ay. 2a). Tetapi dapat kita lihat di sini, bahwa Paulus dan Barnabas tidak menentang dengan konfrontasi dan kekerasan, tetapi justru membawa permasalahan tersebut ke para rasul dan penatua di Yerusalem (ay. 2b).

Sepanjang perjalanan dan setelah tiba di Yerusalem pun, Paulus dan Barnabas menyampaikan kabar sukacita bahwa banyak orang-orang yang dulunya tidak mengenal Allah (orang non Yahudi) akhirnya percaya kepada Yesus Kristus (ay. 3-4). Melalui hal ini Paulus sebenarnya ingin menyampaikan pandangannya bahwa Injil pun tidak hanya diberikan kepada bangsa Yahudi, melainkan juga kepada seluruh bangsa, sehingga seharusnya gereja pun tidak perlu mewajibkan sunat kepada orang percaya non Yahudi.

Akhirnya para rasul dan penatua (yang pasti kebanyakan adalah orang Yahudi) bersidang di Yerusalem (ay. 6). Saya yakin bahwa sidang tersebut pasti sangat ramai dan penuh dengan adu pendapat, bahkan mungkin lebih seru daripada sidang paripurna untuk membahas kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Akhirnya, mungkin karena terjadi kebuntuan, Petrus pun yang menjadi pemimpin jemaat, tampil ke depan untuk menengahi perdebatan. Apa yang disampaikan Petrus sebetulnya dapat diringkas dalam kalimat yang sederhana, yaitu bahwa Tuhan telah memberikan keselamatan kepada semua orang, baik orang Yahudi maupun non Yahudi, dan dengan demikian, seharusnya gereja bersikap netral terkait tradisi yang dibawa dari adat istiadat Yahudi. Dengan demikian, kecuali tentang hal-hal yang jelas dianggap sebagai dosa, maka gereja harus fleksibel dan tidak membebani jemaat (ay 7-11).

Petrus menggunakan haknya sebagai pemimpin jemaat mula-mula. Saya yakin apa yang dilakukan oleh Petrus karena ia mengingat pesan Tuhan Yesus kepadanya, yaitu “Gembalakanlah domba-dombaKu” (Yoh 21:15-17). Mungkin awalnya memang Tuhan mempercayakan domba-domba (jemaat) dari kalangan orang Yahudi, tetapi ketika gereja mula-mula mulai berkembang hingga menjangkau orang-orang non Yahudi, Petrus pun juga memiliki tanggung jawab untuk menggembalakan mereka. Hal inilah yang mendorong Petrus untuk tampil ke depan dan memutuskan salah satu hal terpenting bagi jemaat mula-mula. Sejarah menceritakan bahwa sejak saat itu, gereja mula-mula berkembang jauh lebih pesat dari sebelumnya.

Petrus tampil ke depan bukan untuk mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau kelompoknya, melainkan memikirkan kepentingan jemaat. Saya rasa, hal yang sama juga dapat dilakukan oleh para hamba Tuhan di sinode gereja saya, apalagi para hamba Tuhan tersebut merupakan hamba Tuhan yang top, memiliki jemaat yang besar, mengerti Firman Tuhan jauh lebih banyak daripada saya, dan penuh dengan kuasa Roh Kudus dalam melayani. Saya yakin bahwa jika para hamba Tuhan ini mau merendahkan diri dan mencari kehendak Tuhan, maka Tuhan pun akan memberikan hikmat kepada para hamba Tuhan tersebut untuk menjaga keutuhan gereja, bahkan membuat gereja semakin berkembang.


Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 15:1-11
15:1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan."
15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.
15:3 Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ.
15:4 Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.
15:5 Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa."
15:6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.
15:8 Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita,
15:9 dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.
15:10 Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?
15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.