Kamis,
10 Mei 2012
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul
15:1-11
“Maka bersidanglah
rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.” (Kis 15:1-11)
Sidang Pemimpin Gereja
Beberapa waktu yang lalu, saya mendengar dari
salah seorang hamba Tuhan, bahwa sinode gereja tempat saya beribadah terancam
pecah. Hal tersebut sebenarnya dikarenakan masalah yang menurut saya cukup
sepele. Latar belakangnya adalah sinode gereja saya (yang terbentuk sekitar
tahun 1960-an) itu awalnya tidak mempunyai aturan mengenai batas waktu
seseorang menjabat sebagai ketua sinode. Akan tetapi, seiring dengan reformasi
di Indonesia, aturan tersebut diubah sehingga seseorang hanya boleh menjabat
sebagai ketua sinode selama dua periode saja. Permasalahan timbul ketika ketua
sinode sekarang sudah dua periode menjabat, sehingga menurut peraturan sinode
gereja, ia tidak dapat terpilih menjadi ketua sinode untuk yang ketiga kalinya.
Namun, ternyata perwakilan gereja dari daerah-daerah Indonesia bagian timur,
tetap menginginkannya untuk menjadi ketua sinode, sementara perwakilan gereja
dari Indonesia bagian barat, cenderung untuk mengacu kepada peraturan sinode.
Hal ini menimbulkan potensi pecahnya sinode gereja saya, padahal sinode gereja
saya itu, saya pikir adalah salah satu sinode gereja terbesar se-Indonesia,
mencakup dari Aceh hingga Papua, dan bahkan cabang di luar negeri.
Saya sendiri tidak memihak siapa-siapa dalam hal
di atas, tetapi saya sangat berharap bahwa sinode gereja saya tidak sampai
pecah. Saya tidak menganggap diri saya sendiri lebih pintar, tetapi saya
melihat, bahwa di Alkitab pun pernah ada kejadian seperti itu, dimana gereja
mula-mula terancam pecah hanya karena masalah yang sepele.
Dalam bacaan Kitab Suci kita hari ini, kita
melihat bahwa dengan bertambah pesatnya pertumbuhan gereja mula-mula, mereka
tidak hanya menjangkau bangsa Yahudi, tetapi juga bangsa-bangsa lain di luar
bangsa Yahudi. Permasalahan timbul ketika ada sekelompok orang Yahudi yang
telah menjadi Kristen, namun mensyaratkan seluruh orang Kristen non Yahudi
untuk disunat sesuai perintah Musa (ay. 1 & 5). Hal ini menimbulkan
kebingungan di antara jemaat, sehingga Paulus dan Barnabas sangat menentang
keras ajaran tersebut (ay. 2a). Tetapi dapat kita lihat di sini, bahwa Paulus
dan Barnabas tidak menentang dengan konfrontasi dan kekerasan, tetapi justru
membawa permasalahan tersebut ke para rasul dan penatua di Yerusalem (ay. 2b).
Sepanjang perjalanan dan setelah tiba di Yerusalem
pun, Paulus dan Barnabas menyampaikan kabar sukacita bahwa banyak orang-orang
yang dulunya tidak mengenal Allah (orang non Yahudi) akhirnya percaya kepada
Yesus Kristus (ay. 3-4). Melalui hal ini Paulus sebenarnya ingin menyampaikan
pandangannya bahwa Injil pun tidak hanya diberikan kepada bangsa Yahudi,
melainkan juga kepada seluruh bangsa, sehingga seharusnya gereja pun tidak perlu
mewajibkan sunat kepada orang percaya non Yahudi.
Akhirnya para rasul dan penatua (yang pasti
kebanyakan adalah orang Yahudi) bersidang di Yerusalem (ay. 6). Saya yakin
bahwa sidang tersebut pasti sangat ramai dan penuh dengan adu pendapat, bahkan
mungkin lebih seru daripada sidang paripurna untuk membahas kenaikan harga
bahan bakar minyak bersubsidi. Akhirnya, mungkin karena terjadi kebuntuan,
Petrus pun yang menjadi pemimpin jemaat, tampil ke depan untuk menengahi
perdebatan. Apa yang disampaikan Petrus sebetulnya dapat diringkas dalam kalimat
yang sederhana, yaitu bahwa Tuhan telah memberikan keselamatan kepada semua
orang, baik orang Yahudi maupun non Yahudi, dan dengan demikian, seharusnya
gereja bersikap netral terkait tradisi yang dibawa dari adat istiadat Yahudi.
Dengan demikian, kecuali tentang hal-hal yang jelas dianggap sebagai dosa, maka
gereja harus fleksibel dan tidak membebani jemaat (ay 7-11).
Petrus menggunakan haknya sebagai pemimpin jemaat
mula-mula. Saya yakin apa yang dilakukan oleh Petrus karena ia mengingat pesan
Tuhan Yesus kepadanya, yaitu “Gembalakanlah domba-dombaKu” (Yoh 21:15-17).
Mungkin awalnya memang Tuhan mempercayakan domba-domba (jemaat) dari kalangan
orang Yahudi, tetapi ketika gereja mula-mula mulai berkembang hingga menjangkau
orang-orang non Yahudi, Petrus pun juga memiliki tanggung jawab untuk
menggembalakan mereka. Hal inilah yang mendorong Petrus untuk tampil ke depan
dan memutuskan salah satu hal terpenting bagi jemaat mula-mula. Sejarah menceritakan
bahwa sejak saat itu, gereja mula-mula berkembang jauh lebih pesat dari
sebelumnya.
Petrus tampil ke depan bukan untuk mencari
keuntungan bagi dirinya sendiri atau kelompoknya, melainkan memikirkan
kepentingan jemaat. Saya rasa, hal yang sama juga dapat dilakukan oleh para
hamba Tuhan di sinode gereja saya, apalagi para hamba Tuhan tersebut merupakan
hamba Tuhan yang top, memiliki jemaat yang besar, mengerti Firman Tuhan jauh
lebih banyak daripada saya, dan penuh dengan kuasa Roh Kudus dalam melayani.
Saya yakin bahwa jika para hamba Tuhan ini mau merendahkan diri dan mencari
kehendak Tuhan, maka Tuhan pun akan memberikan hikmat kepada para hamba Tuhan
tersebut untuk menjaga keutuhan gereja, bahkan membuat gereja semakin
berkembang.
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul
15:1-11
15:1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia
dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak
disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat
diselamatkan."
15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras
melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus
dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul
dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.
15:3 Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar
kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat
itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal
Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ.
15:4 Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh
jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala
sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.
15:5 Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi,
yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi
harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa."
15:6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan
penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung
pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada
mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah
memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa
lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.
15:8 Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah
menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus
juga kepada mereka sama seperti kepada kita,
15:9 dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan
antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.
15:10 Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai
Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak
dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?
15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih
karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka
juga."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.