Selasa, 22 Mei 2012

Iman yang Tidak Tergantung pada Latar Belakang Kita


Jumat, 18 Mei 2012
Bacaan Alkitab: Matius 15:21-28
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.” (Mat 15:28)


Iman yang Tidak Tergantung pada Latar Belakang Kita


Jika kita sepintas membaca bacaan Alkitab kita pada hari ini, kita akan merasa, “Kok Tuhan Yesus gitu amat sih, kok tega ngomong agak kasar kepada ibu-ibu yang meminta tolong kepadaNya ya?”. Memang sepintas demikian, tetapi jika kita perhatikan, ada sejumlah hal menarik yang dapat kita lihat dalam peristiwa ini.

Peristiwa ini dimulai ketika Yesus pergi untuk menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon (ay. 21), dimana daerah Tirus dan Sidon tersebut sebenarnya bukan termasuk daerah orang Yahudi. Mengapa Yesus menyingkir ke sana? Ada banyak pendapat, tetapi saya melihat ada dua kemungkinan utama, yaitu untuk menyingkir dari para imam-imam kepala, ahli Taurat dan orang Farisi yang mencoba membunuhNya (karena memang belum saatnya Yesus mati), atau karena memang Yesus ingin pergi menyendiri. Hal ini terutama dilakukan Yesus untuk mengambil waktu bersekutu dengan BapaNya, atau juga untuk menjauhi orang-orang Yahudi yang mencoba menjadikanNya sebagai raja duniawi.

Saat di daerah tersebut, datanglah seorang perempuan asli Kanaan yang berseru-seru meminta Tuhan untuk menyembuhkan anak perempuannya yang sedang kerasukan setan (ay. 22). Herannya, Tuhan Yesus sama sekali tidak menjawab permintaan perempuan Kanaan tersebut. Padahal kita mengenal Yesus sebagai orang yang ramah yang tidak segan-segan menolong orang  yang meminta tolong kepadaNya. Justru dengan diamnya Tuhan Yesus, murid-muridNya datang kepada Yesus karena merasa terganggu dengan teriakan teriakan perempuan Kanaan tersebut (ay. 23). Barulah setelah itu Yesus pun menjawab perempuan Kanaan tersebut, “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (ay. 24).

Bagaimana jika kita berdoa kemudian dijawab Tuhan dengan perkataan seperti itu? Kita mungkin kita akan putus asa dan menyerah. Tetapi tidak dengan perempuan Kanaan ini, ia justru mendekat dan menyembah Tuhan serta berkata “Tuhan, tolonglah aku” (ay. 25). Bahkan dalam ayat paralel di kitab Markus, dikatakan bahwa perempuan tersebut datang dan tersungkur di depan kaki Yesus (Mrk 7:25). Ucapan Yesus yang selanjutnya justru lebih keras menyindir perempuan Kanaan tersebut, yaitu “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing” (ay. 26). Secara tidak langsung, Yesus mengatakan bahwa bangsa Israel adalah anak-anak dan bangsa di luar Israel merupakan anjing. Bukankah perkataan tersebut adalah hal yang kasar, bahkan bagi kita yang hidup di zaman ini? Saya tidak tahu mengapa Tuhan Yesus sampai mengatakan hal tersebut, apakah hanya untuk menguji iman dari perempuan Kanaan tersebut atau karena ada alasan lain.

Tetapi menarik apa jawaban perempuan Kanaan tersebut. Ia tidak membantah Tuhan, tetapi berkata, “Benar Tuhan” (ay. 27a). Ia memposisikan dirinya sebagai “anjing” yang sebenarnya tidak layak menerima mujizat dari Tuhan. Tetapi perempuan Kanaan tersebut melanjutkan bahwa walaupun ia sebenarnya tidak layak, sebenarnya ia tidak meminta remah-remah atau sisa yang jatuh dari meja tuan dan anak-anak tersebut (ay. 27b). Ia tidak membantah Tuhan tetapi tetap meminta jatah dari Tuhan Yesus walaupun mungkin jatah yang diberikan hanya sisa-sisa, tetapi perempuan Kanaan tersebut yakin bahwa sisa-sisa dari Tuhan Yesus pun sudah cukup bagi dirinya. Itulah mengapa akhirnya Tuhan Yesus pun memuji iman dari perempuan Kanaan tersebut, dan berkata, “Jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki” (ay. 28). Saat itulah anaknya juga langsung sembuh.

Iman seperti inilah yang Tuhan ingin. Tuhan tidak memandang apapun latar belakang kita, suku bangsa kita, pendidikan kita, pekerjaan kita, dan lain sebagainya. Tuhan melihat iman kita. Yang penting adalah seberapa besar kita memiliki iman kepada Tuhan. Mungkin saja Tuhan seperti seakan-akan mengulur waktu untuk menolong kita, tetapi ketika kita tetap beriman dan tidak menyerah, maka tidak akan ada hal yang mustahil untuk terjadi. Sudahkah kita memiliki iman dan keteguhan seperti perempuan Kanaan tersebut?


Bacaan Alkitab: Matius 15:21-28
15:21 Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
15:22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.