Jumat, 18
Mei 2012
Bacaan
Alkitab: Matius 15:21-28
“Maka Yesus menjawab dan
berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti
yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.” (Mat 15:28)
Iman
yang Tidak Tergantung pada Latar Belakang Kita
Jika kita sepintas membaca bacaan Alkitab kita
pada hari ini, kita akan merasa, “Kok Tuhan Yesus gitu amat sih, kok tega
ngomong agak kasar kepada ibu-ibu yang meminta tolong kepadaNya ya?”. Memang
sepintas demikian, tetapi jika kita perhatikan, ada sejumlah hal menarik yang
dapat kita lihat dalam peristiwa ini.
Peristiwa ini dimulai ketika Yesus pergi untuk
menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon (ay. 21), dimana daerah Tirus dan Sidon tersebut
sebenarnya bukan termasuk daerah orang Yahudi. Mengapa Yesus menyingkir ke
sana? Ada banyak pendapat, tetapi saya melihat ada dua kemungkinan utama, yaitu
untuk menyingkir dari para imam-imam kepala, ahli Taurat dan orang Farisi yang
mencoba membunuhNya (karena memang belum saatnya Yesus mati), atau karena
memang Yesus ingin pergi menyendiri. Hal ini terutama dilakukan Yesus untuk mengambil
waktu bersekutu dengan BapaNya, atau juga untuk menjauhi orang-orang Yahudi
yang mencoba menjadikanNya sebagai raja duniawi.
Saat di daerah tersebut, datanglah seorang
perempuan asli Kanaan yang berseru-seru meminta Tuhan untuk menyembuhkan anak
perempuannya yang sedang kerasukan setan (ay. 22). Herannya, Tuhan Yesus sama
sekali tidak menjawab permintaan perempuan Kanaan tersebut. Padahal kita
mengenal Yesus sebagai orang yang ramah yang tidak segan-segan menolong
orang yang meminta tolong kepadaNya.
Justru dengan diamnya Tuhan Yesus, murid-muridNya datang kepada Yesus karena
merasa terganggu dengan teriakan teriakan perempuan Kanaan tersebut (ay. 23).
Barulah setelah itu Yesus pun menjawab perempuan Kanaan tersebut, “Aku diutus
hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (ay. 24).
Bagaimana jika kita berdoa kemudian dijawab Tuhan
dengan perkataan seperti itu? Kita mungkin kita akan putus asa dan menyerah.
Tetapi tidak dengan perempuan Kanaan ini, ia justru mendekat dan menyembah
Tuhan serta berkata “Tuhan, tolonglah aku” (ay. 25). Bahkan dalam ayat paralel
di kitab Markus, dikatakan bahwa perempuan tersebut datang dan tersungkur di
depan kaki Yesus (Mrk 7:25). Ucapan Yesus yang selanjutnya justru lebih keras
menyindir perempuan Kanaan tersebut, yaitu “Tidak patut mengambil roti yang
disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing” (ay. 26). Secara
tidak langsung, Yesus mengatakan bahwa bangsa Israel adalah anak-anak dan
bangsa di luar Israel merupakan anjing. Bukankah perkataan tersebut adalah hal
yang kasar, bahkan bagi kita yang hidup di zaman ini? Saya tidak tahu mengapa
Tuhan Yesus sampai mengatakan hal tersebut, apakah hanya untuk menguji iman
dari perempuan Kanaan tersebut atau karena ada alasan lain.
Tetapi menarik apa jawaban perempuan Kanaan
tersebut. Ia tidak membantah Tuhan, tetapi berkata, “Benar Tuhan” (ay. 27a). Ia
memposisikan dirinya sebagai “anjing” yang sebenarnya tidak layak menerima
mujizat dari Tuhan. Tetapi perempuan Kanaan tersebut melanjutkan bahwa walaupun
ia sebenarnya tidak layak, sebenarnya ia tidak meminta remah-remah atau sisa
yang jatuh dari meja tuan dan anak-anak tersebut (ay. 27b). Ia tidak membantah
Tuhan tetapi tetap meminta jatah dari Tuhan Yesus walaupun mungkin jatah yang
diberikan hanya sisa-sisa, tetapi perempuan Kanaan tersebut yakin bahwa
sisa-sisa dari Tuhan Yesus pun sudah cukup bagi dirinya. Itulah mengapa
akhirnya Tuhan Yesus pun memuji iman dari perempuan Kanaan tersebut, dan
berkata, “Jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki” (ay. 28). Saat itulah
anaknya juga langsung sembuh.
Iman seperti inilah yang Tuhan ingin. Tuhan tidak
memandang apapun latar belakang kita, suku bangsa kita, pendidikan kita,
pekerjaan kita, dan lain sebagainya. Tuhan melihat iman kita. Yang penting
adalah seberapa besar kita memiliki iman kepada Tuhan. Mungkin saja Tuhan
seperti seakan-akan mengulur waktu untuk menolong kita, tetapi ketika kita
tetap beriman dan tidak menyerah, maka tidak akan ada hal yang mustahil untuk
terjadi. Sudahkah kita memiliki iman dan keteguhan seperti perempuan Kanaan
tersebut?
Bacaan
Alkitab: Matius 15:21-28
15:21 Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke
daerah Tirus dan Sidon.
15:22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari
daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena
anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya.
Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia
mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada
domba-domba yang hilang dari umat Israel."
15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah
Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut
mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada
anjing."
15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun
anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya:
"Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang
kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.