Jumat, 4
Mei 2012
Bacaan
Alkitab: Yehezkiel 2:1-7
“Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, Aku
mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah
memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka
terhadap Aku sampai hari ini juga. Kepada keturunan inilah, yang keras kepala
dan tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka:
Beginilah firman Tuhan ALLAH.” (Yeh 2:3-4)
Dipanggil untuk Menyatakan Firman Tuhan
Banyak kisah dalam Alkitab yang menceritakan
tentang bagaimana seseorang dipanggil Tuhan, dan masing-masing memiliki
panggilan yang unik, berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hari ini kita
akan melihat bagaimana panggilan Tuhan kepada Yehezkiel, salah seorang nabi
Tuhan yang menyampaikan kebenaran Firman Tuhan kepada bangsa Yehuda menjelang
saat-saat kehancuran Yerusalem.
Panggilan Tuhan selalu dimulai dengan inisiatif Tuhan
sendiri, dan bukan insiatif manusia. Tuhan berfirman kepada Yehezkiel “Hai anak
manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau” (ay.
1). Saat itu kemungkinan besar Tuhan menampakkan diri dalam penglihatan,
sehingga di ayat 2 dikatakan bahwa setelah itu, kembalilah roh Yehezkiel ke
dalam tubuhnya, barulah Tuhan berbicara secara langsung. Memang panggilan Tuhan
bisa saja melalui mimpi, penglihatan, atau mungkin secara langsung kepada kita.
Tetapi apa yang kita harus pahami adalah bahwa kita harus mengenal Tuhan agar
kita dapat membedakan mana yang merupakan panggilan Tuhan dengan yang bukan
panggilan Tuhan.
Tuhan sendiri mengutus Yehezkiel kepada bangsa
Israel, yaitu bangsa pemberontak yang telah memberontak terhadap Tuhan, bahkan tetap
mendurhaka kepada Tuhan (ay. 3) hingga kepada keturunan dari bangsa Israel
tersebut (ay. 4). Jika kita membaca Alkitab Perjanjian Lama, sejak kitab
Keluaran hingga kitab Maleakhi, bahkan jika kita melanjutkan hingga ke Perjanjian
Baru, maka kita akan dapat mengerti bagaimana bangsa Israel yang sudah dipilih
Allah justru sangat sering memberontak terhadap Tuhan. Bahkan mereka pun
menyalibkan Yesus, yang merupakan Anak Allah, Mesias dan Juruselamat dunia.
Tuhan mengutus Yehezkiel kepada bangsa Israel,
dengan tugas yang begitu sulit, untuk menyampaikan Firman Tuhan Allah kepada
mereka. Mungkin saya merasa bahwa Tuhan sudah tahu bahwa bangsa Israel tidak
akan bertobat, melainkan akan tetap memberontak kepada Allah. Akan tetapi, jika
kita melihat perintah yang diberikan Tuhan kepada Yehezkiel, adalah bahwa Yehezkiel
dipanggil dan diutus untuk menyampaikan Firman Tuhan. Urusan apakah bangsa Israel
mau mendengarkan apa yang disampaikan oleh Yehezkiel, itu bukan urusan
Yehezkiel lagi, melainkan urusan Allah. Perintah Tuhan sudah jelas, bahwa
Yehezkiel harus menyampaikan perintah Allah kepada bangsa Israel. Yehezkiel
akan bersalah jika ia tidak menyampaikan perintah Allah kepada bangsa Israel atau
jika ia menyampaikan apa yang bukan merupakan perintah Allah.
Dalam ayat 5, 6, dan 7, Alkitab mengatakan bahwa
bangsa Israel adalah bangsa pemberontak. Tentunya apa yang akan dihadapi oleh
Yehezkiel bukanlah hal yang mudah. Kondisi tersebut diibaratkan Tuhan sebagai
onak, duri, dan kalajengking (ay. 6). Tetapi Tuhan tetap meminta Yehezkiel
untuk tidak takut. Bagian Yehezkiel adalah taat melakukan bagiannya, dan bagian
yang lain adalah bagian Allah. Mau mereka mendengarkan atau tidak, mau mereka
bertobat atau tidak, itu bukan urusan Yehezkiel, tetapi urusan Allah.
Bagaimana dengan kita, pernahkah kita dipanggil
Tuhan untuk menyampaikan kebenaran Firman Tuhan? Apakah kita taat melakukannya
ataukah kita tidak mau melakukannya karena banyak pertimbangan, bagaimana kalau
tidak ada yang mau mendengar, bagaimana kalau mereka justru menolak kita?
Tetapi melalui Firman Tuhan hari ini, kita sadar bahwa ketika Tuhan memanggil
kita, maka Tuhan akan memampukan kita untuk melakukan panggilan Tuhan. Sama
seperti saya yang Tuhan panggil untuk menulis renungan ini. Awalnya saya
bingung, siapa yang akan membacanya, toh saya juga bukan seorang ahli Teologi.
Tetapi Tuhan memampukan saya menulis hingga saat ini, walaupun karena kesibukan
saya, saya juga sering terlambat menulis, tetapi saya sungguh bersyukur bahwa
masih ada orang-orang yang melihat renungan saya, entah mereka membaca atau
tidak, entah tulisan saya berguna bagi mereka atau tidak, tetapi itu bukanlah bagian
saya, melainkan bagian Tuhan. Bagian saya hanyalah menulis renungan dan untuk selanjutnya
saya menyerahkannya kepada Tuhan. Yang penting, saya dan juga kita semua
menyadari panggilan kita masing-masing dan melakukannya dengan sukacita.
Bacaan
Alkitab: Yehezkiel 2:1-7
2:1 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia,
bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau."
2:2 Sementara Ia berbicara dengan aku, kembalilah
rohku ke dalam aku dan ditegakkannyalah aku. Kemudian aku mendengar Dia yang
berbicara dengan aku.
2:3 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia,
Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah
memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka
terhadap Aku sampai hari ini juga.
2:4 Kepada keturunan inilah, yang keras kepala dan
tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah
firman Tuhan ALLAH.
2:5 Dan baik mereka mendengarkan atau tidak --
sebab mereka adalah kaum pemberontak -- mereka akan mengetahui bahwa seorang
nabi ada di tengah-tengah mereka.
2:6 Dan engkau, anak manusia, janganlah takut
melihat mereka maupun mendengarkan kata-katanya, biarpun engkau di
tengah-tengah onak dan duri dan engkau tinggal dekat kalajengking. Janganlah
takut mendengarkan kata-kata mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, sebab
mereka adalah kaum pemberontak.
2:7 Sampaikanlah perkataan-perkataan-Ku kepada
mereka, baik mereka mau mendengarkan atau tidak, sebab mereka adalah
pemberontak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.