Sabtu,
28 April 2012
Bacaan
Alkitab: Roma 12:1-2
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.” (Rm
12:2)
Ketika Tuhan Mengaudit Hidup Kita
Saya sendiri bukan seorang yang ahli dalam hal
audit, tetapi sejak saya lulus dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, saya
sudah didaulat menjadi internal auditor dan hingga saat ini saya bekerja
sebagai pegawai negeri sipil di sebuah badan yang bergerak di bidang audit.
Secara singkat dapat saya katakan bahwa audit itu sebenarnya adalah
membandingkan kenyataan (kondisi di lapangan) dengan standar (kriteria yang
ada). Jika kondisi sudah sesuai dengan kriteria maka dapat dikatakan bahwa hal
tersebut adalah wajar, tetapi jika masih terdapat hal-hal yang menyimpang dari
standar atau kriteria yang ada, maka hal tersebut adalah tidak wajar. Dalam
audit atas laporan keuangan, ada empat tingkatan predikat audit yaitu “Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP)”, “Wajar Dengan Pengecualian (WDP)”, “Tidak Wajar”,
dan “Tidak Menyatakan/Memberikan Pendapat”.
Ternyata, saya sebagai auditor juga merasa diaudit
oleh Tuhan. Bukan mengada-ada, tetapi memang kita semua pun sedang diaudit oleh
Tuhan. Apa dasarnya? Jika boleh saya katakan, Tuhan memiliki standar yang jelas
bagi kehidupan kita, yaitu Firman Tuhan. Tentu saja, Tuhan ingin agar kehidupan
kita pun bisa sesuai dengan Firman Tuhan. Permasalahannya, apakah saat ini kita
sudah sadar bahwa kehidupan kita pun harus sesuai dengan Firman Tuhan? Sesuai
yang bagaimana yang dimaksud dalam Alkitab?
Bacaan Alkitab kita hari ini berkata tentang
bagaimana kita harus hidup di hadapan Tuhan. Firman Tuhan tersebut berbicara
tentang bagaimana kita mempersembahkan kehidupan kita bagi Tuhan. Sudahkah kita
memberi hidup kita kepadaNya, yang telah memberikan kehidupan itu kepada kita?
Kriteria kita mempersembahkan hidup kita adalah sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus, dan yang berkenan (ay. 1). Itulah ibadah yang sejati bagi Tuhan.
Terkait dengan standar ibadah sejati yang sudah
ditetapkan Tuhan di ayat 1 tersebut, kita harus bisa tampil beda dan berubah,
menuju ke arah yang lebih baik lagi. Kita tidak dapat menjadi serupa atau sama
dengan dunia ini, tetapi kehidupan kita harus semakin hari menjadi semakin baik
lagi (ay. 2a). Seperti tingkatan audit yang biasa dilakukan oleh manusia, Tuhan
pun memiliki tiga tingkatan audit bagi kehidupan kita (ay. 2b), yaitu:
Pertama, tingkat “Baik”. Baik di sini berarti
tidak buruk atau tidak jelek. Ketika kita percaya kepada Tuhan, itu baik.
Ketika kita berdoa kepada Tuhan, itu baik. Ketika kita datang ke gereja untuk
beribadah, itu baik. Tetapi tidak hanya cukup sampai di tingkat baik saja,
hidup kita pun harus kita bawa ke tingkatan selanjutnya.
Kedua, tingkat “Berkenan”. Berkenan di sini
berarti apa yang kita lakukan sudah mulai menyenangkan hati Tuhan. Kita tidak
datang ke gereja hanya karena kita merasa wajib datang sebagai orang Kristen,
atau karena malu ditanya tetangga mengapa pada hari minggu kita tidak pergi ke
gereja. Kita seharusnya pergi ke gereja karena kita ingin bertemu Tuhan.
Demikian juga dengan hal-hal lain yang terkait dengan kehidupan kita.
Ketiga, tingkat “Sempurna”. Memang sulit untuk
menentukan contoh dari tingkat sempurna ini, tetapi semakin kita ingin
menyenangkan hati Tuhan dan ingin selalu melakukan apa yang Tuhan perintahkan,
maka semakin dekat kita dengan tingkat sempurna ini. Ini adalah tingkatan
tertinggi dari kehidupan rohani orang-orang percaya, karena Tuhan Yesus sendiri
pun meminta agar kita menjadi sempurna, karena Bapa di Surga juga sempurna (Mat
5:48).
Jadi mari kita lihat kembali diri kita
masing-masing, andaikata saat ini Tuhan datang untuk kedua kalinya,
bagaimanakah kita mempertanggungjawabkan kehidupan kita kepadaNya? Apakah kita
yakin bahwa kehidupan kita sudah merupakan kehidupan yang baik di hadapan
Tuhan? Apakah kehidupan kita juga sudah masuk ke dalam tingkat kehidupan yang berkenan
atau sempurna? Ataukah kita justru akan mendengar Tuhan berkata bahwa kehidupan
kita adalah kehidupan yang sama sekali tidak sempurna, tidak berkenan dan tidak
baik? Kita yang tahu bagaimana kualitas kehidupan kita saat ini, dan marilah
kita pun berusaha untuk hidup sebaik-baiknya serta sesempurna mungkin di hadapan
Tuhan, agar kita mampu mendapatkan tingkatan yang paling tinggi ketika Tuhan
mengaudit kehidupan kita.
Bacaan
Alkitab: Roma 12:1-2
12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan
Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati.
12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia
ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.