Sabtu, 05 Mei 2012

Jalan Tuhan yang Tak Terselami oleh Kita


Rabu, 2 Mei 2012
Bacaan Alkitab: Roma 11:33-36
O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!” (Rm 11:33)


Jalan Tuhan yang Tak Terselami oleh Kita


Ketika saya masih sekolah di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), saya dulu pernah ingat ada satu pelajaran di kelas tiga yang sampai sekarang saya tidak mengerti. Pelajaran tersebut adalah pelajaran Fisika yang membahas tentang teori relativitas, mekanika kuantum, dan lain sebagainya. Saat itu saya merasa bahwa teorinya memang sangat menarik dan membuat saya ingin tahu, tetapi apa daya otak saya tidak sampai untuk mengerti prinsip dan teori tersebut, bahkan setelah saya membaca buku pelajaran berkali-kali, saya pun tetap tidak mengerti. Saat itu saya pun mencoba bertanya kepada guru yang sedang mengajar di depan kelas, dan jawaban yang diberikan oleh guru tersebut pun membuat saya tertawa ketika mengingat hal ini. Guru tersebut menjawab, “Wah saya juga tidak mengerti sepenuhnya teori ini, sepertinya hanya Albert Einstein saja yang mengerti. Gila itu si [Albert] Einstein, makanya kita yang tidak gila ini tidak bisa mengerti”.

Saya yakin bahwa guru saya itu tidak bermaksud mengatakan bahwa Albert Einstein itu gila, tetapi hal tersebut diungkapkan guru saya karena apa yang dipikirkan Einstein (dan juga ilmuwan-ilmuwan lain) sangat jauh dibawah nalar dan pemahaman yang dimiliki oleh guru saya. Jika guru saya saja tidak mengerti, bagaimana saya juga bisa mengerti ya? Dan hal itu merupakan gambaran yang cocok dengan apa yang dikatakan Firman Tuhan pada bacaan Alkitab kita hari ini.

Paulus merupakan salah satu orang yang paling memahami Kitab Suci. Ia adalah mantan orang Farisi, yang tentu saja memiliki pemahaman akan Hukum Taurat dan kitab para nabi dengan luar biasa baik (Flp 3:5-6). Tetapi Paulus pun mengatakan bahwa Allah kita merupakan Allah yang luar biasa, begitu dalam kekayaan, hikmat, dan pengetahuanNya. Tak terselidiki keputusanNya dan tak terselami jalanNya (ay. 1). Tidak ada orang di dunia ini, bahkan yang sekelas Albert Einstein sekalipun, untuk memahami bagaimana pekerjaan dan jalan Allah.

Allah kita adalah Allah yang berkuasa, sehingga tidak ada yang dapat mengetahui dan mengerti pikiran Tuhan. Dan tentu saja, ketika tidak ada yang menandingi Allah, maka tidak ada satu orang pun yang dapat membanggakan diri untuk menasihati Allah (ay. 2). Firman Tuhan dalam ayat lain menyatakan “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu” (Yes 55:8-9).

Allah kita juga adalah Allah yang sangat kaya, karena Dialah pemilik alam semesta ini. Jika Allah kita adalah Allah yang berkuasa atas alam semesta, bagaimana mungkin orang dapat memegahkan diri bahwa ia sudah pernah memberikan sesuatu kepada Allah, sehingga Allah harus menggantikannya (ay. 35)? Seringkali kita sebagai umat Tuhan, kita sudah menyogok Tuhan dengan persembahan kita, perpuluhan kita, dan lain sebagainya. Kita memberikan persembahan karena kita ingin Tuhan memberkati kita. Padahal andaikata kita tidak memberikan persembahan, apakah Tuhan akan berkekurangan? Tentu saja tidak, tetapi Tuhan sangat mengasihi kita sehingga ia membagikan prinsip Tuhan yaitu prinsip tabur tuai, sehingga ketika kita menabur di dalam Tuhan, maka kita akan menuai juga di dalam Tuhan. Ini adalah anugerah Tuhan yang diberikan khusus kepada kita, orang-orang percaya di dalam Tuhan dan tidak dimengerti oleh orang lain di luar Tuhan.

Jika demikian, apakah yang kita harus katakan? Bukankah dengan demikian maka kita harus menyadari bahwa kita bukan apa-apa dibandingkan dengan Tuhan kita? Masihkah kita memegahkan diri kita ketika Tuhan memberikan berkat kepada kita, atau ketika kita diberi kesempatan untuk melayani Tuhan? Alkitab memberikan kesimpulan yang luar biasa dalam ayat 36, yaitu “Segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya”. Ini adalah prinsip yang harus kita miliki dalam hidup kita. Tuhanlah yang nomor satu, segala hal yang kita alami, baik atau buruk, kita harus gunakan untuk memuliakan nama Tuhan. Sudahkah kita melakukannya?


Bacaan Alkitab: Roma 11:33-36
11:33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
11:34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
11:35 Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?
11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.