Rabu, 23 Mei 2012

Hidup Bergaul dengan Allah


Minggu, 20 Mei 2012
Bacaan Alkitab: Kejadian 6:9-12
Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.” (Kej 6:9)


Hidup Bergaul dengan Allah


Dalam Alkitab, hanya ada dua orang yang dikatakan hidup bergaul dengan Allah, yaitu Henokh (Kej 5:21-24), dan Nuh, yang kita baca dalam bacaan Firman Tuhan pada hari ini. Tentunya ada alasan mengapa kedua orang tersebut sampai dikatakan hidup bergaul dengan Allah. Menurut saya, bergaul dengan Allah merupakan tingkatan yang tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia. Mengapa saya berpendapat demikian? Karena Henokh sebagai orang yang bergaul dengan Allah, memiliki keistimewaan yaitu diangkat oleh Allah tanpa melalui proses kematian, karena hidupnya berkenan kepada Allah (Ibr 11:5).

Lalu, apa sih definisi bergaul dengan Allah? Apakah ketika kita mau hidup bergaul dengan Allah maka kita harus meninggalkan segala kehidupan duniawi kita? Melepas pekerjaan kita dan menjadi hamba Tuhan secara full time? Ataukah kita harus menjual seluruh harta kita kemudian pergi ke biara dan mencari Tuhan di sana? Ataukah kita harus menganut hidup selibat (tidak menikah) agar kita menjadi semakin dekat dengan Tuhan? Saya sendiri memiliki pendapat, bahwa bergaul dengan Allah itu berarti dalam segala hal dan dalam segala keadaan, kita perlu memiliki hubungan yang intim dan erat dengan Tuhan. Adalah sangat baik jika kita menjadi hamba Tuhan full timer, tetapi bergaul dengan Tuhan juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bergaul dengan Tuhan berarti membawa hadirat Allah ke dalam kehidupan kita sehari-hari, baik itu di rumah, di kantor, dan dimana saja.

Alkitab menyatakan bahwa Nuh adalah seorang yang benar dan  tidak bercela di antara orang-orang sezamannya (ay. 9). Itulah definisi dari hidup bergaul dengan Allah secara sederhana. Nuh bukan orang yang kemudian hidup menyendiri. Nuh memiliki keluarga, isteri dan tiga orang anak (ay. 10). Demikian juga Henokh, yang memiliki anak yang bernama Metusalah (Kej 5:21). Walaupun demikian, karena bergaul dengan Allah, maka Nuh memiliki kehidupan yang berbeda dengan orang-orang lain yang berada di sekitarnya (ay. 9), yang telah begitu rusak dan penuh dengan kekerasan (ay. 11). Bahkan dikatakan pada masa tersebut bumi sudah sangat rusak, karena semua manusia (kecuali Nuh dan keluarganya) menjalankan hidup yang rusak dan semaunya sendiri (ay. 12). Mereka tidak takut lagi kepada Tuhan. Alkitab Perjanjian Baru menjelaskan secara lebih rinci tentang apa yang terjadi di zaman Nuh tersebut yaitu manusia makan dan minum, kawin dan mengawinkan, karena mereka sudah tidak peduli lagi dengan Tuhan (Mat 24:37-38).

Jika kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, kehidupan manusia di masa kini sudah hampir mendekati kehidupan manusia pada zaman Nuh. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk hidup dengan sungguh-sungguh dan hidup bergaul dengan Tuhan. Perhatikanlah pergaulan kita. Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan baik (1 Kor 15:33). Oleh karena itu, kita pun perlu bergaul dengan pihak yang benar, dan siapa lagi pihak yang benar selain Tuhan kita? Dampak dari orang yang bergaul dengan Tuhan adalah diselamatkan dari segala marabahaya. Sama seperti Henokh diangkat Tuhan sebelum mengalami banjir besar pada zaman Nuh, serta Nuh yang diselamatkan Tuhan dari banjir besar tersebut. Selain itu, dengan hidup bergaul dengan Allah, bukan hanya Nuh saja yang diselamatkan, tetapi juga isteri, ketiga anaknya dan ketiga menantunya. Hidup bergaul dengan Allah juga membuat Allah tidak merahasiakan apapun kepada Nuh, tetapi menyampaikan segala rencanaNya sehingga Nuh pun mengerti dan mampu menyiapkan bahtera. Pertanyaan bagi kita saat ini, sudahkah kita hidup bergaul dengan Allah?


Bacaan Alkitab: Kejadian 6:9-12
6:9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
6:10 Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet.
6:11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
6:12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.