Senin, 02 Juli 2012

Berani Melangkah dalam Iman


Minggu, 1 Juli 2012
Bacaan Alkitab: Yeremia 32:6-9
Kemudian, sesuai dengan firman TUHAN, datanglah Hanameel, anak pamanku, kepadaku di pelataran penjagaan, dan mengusulkan kepadaku: Belilah ladangku yang di Anatot di daerah Benyamin itu, sebab engkaulah yang mempunyai hak milik dan hak tebus; belilah itu! Maka tahulah aku, bahwa itu adalah firman TUHAN.” (Yer 32:8)


Berani Melangkah dalam Iman


Yeremia adalah salah satu nabi di kerajaan Yehuda yang hidup menjelang dan setelah zaman pembuangan ke Babel. Selama hidupnya, Yeremia menyampaikan Firman Tuhan yang “keras” dan “berat” kepada bangsa Yehuda, yaitu bahwa Tuhan akan menghukum dan membuang bangsa Yehuda karena dosa-dosa yang mereka perbuat. Walaupun demikian, Tuhan menjanjikan akan memulihkan bangsa Yehuda dan mengembalikan mereka kembali ke tanah mereka. Jika kita bayangkan berada di posisi orang yang berada pada masa itu, apa yang akan kita lakukan ketika kita tahu bahwa bangsa dan negara kita akan hancur dan kita akan dibuang ke negara lain, tetapi setelah sekian tahun kita akan kembali ke tanah air kita?

Mungkin ada di antara kita yang bersikap pasrah, “Ah, terserah deh mau dibuang atau tidak yang penting kita tetap pasrah saja, toh yang semua pasti dalam rencana Tuhan”. Memang tidak salah bersikap seperti itu, tetapi jika kita perhatikan, Tuhan tidak mau anak-anakNya hanya berada dalam posisi pasif dan pasrah seperti itu. Tuhan sendiri menyampaikan FirmanNya kepada nabi Yeremia, untuk bertindak dan melangkah dalam iman (ay. 6). Tuhan menyuruh nabi Yeremia untuk membeli ladang saudaranya, karena Yeremialah yang memiliki hak tebus untuk membelinya (ay. 7). Saya rasa bukan kebetulan Hanameel datang kepada Yeremia dan meminta Yeremia untuk membelinya, melainkan Tuhan sendiri yang menggerakkannya untuk datang kepada Yeremia.

Alkitab sendiri mengatakan bahwa apa yang Tuhan firmankan ternyata benar-benar terjadi. Hanameel, anak paman Yeremia, datang kepada Yeremia dan memintanya untuk membeli ladangnya (ay. 8). Saya rasa Hanameel juga berpikir logis, bahwa kerajaan Yehuda tidak mungkin akan bisa menang melawan kerajaan Babel dan daripada rugi tidak mendapatkan apa-apa, lebih baik tanah tersebut dijual. Saya rasa Hanameel juga mencoba mencari untung dalam kondisi tersebut, dan saya rasa juga tidak ada orang Yehuda yang mau membeli tanah dalam keadaan sedang diserang oleh kerajaan Babel. Akan tetapi karena Yeremia mendapatkan perintah dari Tuhan, maka Yeremia pun membeli tanah tersebut seharga 17 syikal perak (ay. 9). Jika dalam kamus Alkitab 1 syikal adalah sama dengan 11,4 gram, maka 17 syikal perak setara dengan 193,8 gram perak. Kita pun tidak tahu berapa luas ladang yang dibeli Yeremia, tetapi saya rasa ladang tersebut cukup luas karena jika tidak harganya tidak akan mencapai sekian gram perak.

Yeremia sebagai hamba Tuhan dan penyambung lidah Tuhan, tentu harus konsisten dengan Firman Tuhan yang disampaikannya. Ketika ia menyampaikan suara Tuhan bahwa suatu saat nanti bangsa Yehuda akan kembali dari pembuangan, ia juga harus berani melangkah. Uang sebesar 17 syikal perak tentu saja sangat berharga bagi Yeremia di masa-masa sulit kerajaan Yehuda. Akan tetapi karena Tuhan yang menyuruh Yeremia, maka Yeremia taat dan tetap melakukan bagiannya, yaitu membeli tanah tersebut. Alkitab memang tidak menceritakan apakah Yeremia masih dapat menikmati tanah yang dibelinya tersebut, akan tetapi kita melihat bagaimana Yeremia tetap taat dan berani melangkah dalam iman untuk membeli tanah tersebut. Dengan membeli tanah tersebut, berarti Yeremia juga percaya bahwa Tuhan akan mengembalikan bangsa Yehuda kembali ke tanah airnya suatu saat nanti.

Bagaimana dengan kita? Mungkin ada di antara kita dimana Tuhan sedang berbicara kepada kita untuk berani melangkah dalam iman. Mungkin Tuhan berbicara agar kita membeli tanah di tempat yang sebetulnya tidak kita suka, atau meminta kita untuk melakukan hal yang sepertinya bertentangan dengan rasio dan pemikiran kita. Akan tetapi, jika kita yakin bahwa itu adalah suara Tuhan, mengapa kita tidak berani melakukannya? Siapa tahu tanah yang kita beli suatu saat akan menjadi tanah tempat gereja akan berdiri? Iman pun tidak cukup hanya dengan perkataan, tetapi juga dengan tindakan nyata (Yak 2:26). Sudahkah kita berani melangkah dalam iman?


Bacaan Alkitab: Yeremia 32:6-9
32:6 Berkatalah Yeremia: "Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:
32:7 Sesungguhnya, Hanameel, anak Salum, pamanmu, akan datang kepadamu dengan usul: Belilah ladangku yang di Anatot itu, sebab engkaulah yang mempunyai hak tebus untuk membelinya.
32:8 Kemudian, sesuai dengan firman TUHAN, datanglah Hanameel, anak pamanku, kepadaku di pelataran penjagaan, dan mengusulkan kepadaku: Belilah ladangku yang di Anatot di daerah Benyamin itu, sebab engkaulah yang mempunyai hak milik dan hak tebus; belilah itu! Maka tahulah aku, bahwa itu adalah firman TUHAN.
32:9 Jadi aku membeli ladang yang di Anatot itu dari Hanameel, anak pamanku, dan menimbang uang baginya: tujuh belas syikal perak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.