Selasa, 31 Juli 2012

Mengikut Tuhan itu Berani Meninggalkan, Bukan Berani Menerima


Selasa, 31 Juli 2012
Bacaan Alkitab: Lukas 18:28-30
Petrus berkata: "Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau."” (Luk 18:28)


Mengikut Tuhan itu Berani Meninggalkan, Bukan Berani Menerima


Saat ini banyak orang Kristen berpikiran sempit, mereka merasa bahwa ketika mereka percaya kepada Tuhan dan melayani Tuhan, maka Tuhan akan memberkati mereka dengan limpah. Memang itu tidak salah, Tuhan pasti akan memberkati anak-anakNya, apalagi mereka yang telah susah payah melayani Tuhan. Akan tetapi sangat picik apabila kita melayani hanya untuk mendapatkan berkat jasmani dari Tuhan. Dahulu saya pernah melayani di sebuah gereja sebagai pemusik, dan setiap kali saya melayani, saya mendapatkan amplop berisi sejumlah uang. Jumlah uang itu tidak besar memang, akan tetapi saya justru merasa kurang sreg dengan hal tersebut, karena saya merasa bahwa pelayanan yang saya lakukan bukan untuk mencari uang. Namun memang sudah kebijakan gereja tersebut untuk memberikan uang, sehingga kadang-kadang amplop tersebut saya tinggal begitu saja (tidak saya ambil), atau saya langsung masukkan kembali ke kotak persembahan.

Saya tidak anti uang. Saya butuh uang juga, sama seperti kita semua. Akan tetapi sejak awal, saya menyadari bahwa mengiring Tuhan atau melayani Tuhan. Kecuali bagi hamba Tuhan yang full time melayani Tuhan yang berhak mendapatkan uang dari pelayanannya secara langsung, saya berpendapat bahwa jika saya melayani, saya tidak memiliki hak apapun untuk menerima uang serupiahpun.

Apa yang saya baca dalam bacaan Alkitab kita hari ini, yaitu Petrus, salah seorang murid Yesus yang pertama, yang berasal dari latar belakang seorang nelayan, berkata kepada Tuhan Yesus bahwa Petrus (dan murid-murid yang lain) telah meninggalkan segala kepunyaannya dan mengikut Tuhan (ay. 28). Memang kedua belas murid-murid Tuhan Yesus telah meninggalkan segala pekerjaan mereka, dari menjadi nelayan, pemungut cukai, dan lain-lain hanya untuk mengiring Tuhan. Mereka tidak hanya meninggalkan pekerjaan mereka, tetapi juga keluarga mereka dan segala apa yang mereka miliki. Mereka mempertaruhkan masa depan mereka dengan mengikut Tuhan.

Tuhan Yesus sadar apa yang ada di pikiran murid-muridNya, oleh karena itu Tuhan Yesus menjanjikan kepada murid-muridNya, bahwa ketika mereka meninggalkan segala sesuatu karena Kerajaan Allah, mereka akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini dan menerima hidup yang kekal pada zaman yang akan datang (ay. 29-30). Apa maksudnya ini? Apakah Tuhan Yesus menjanjikan bahwa kita akan menerima berkat jasmani juga pada hidup kita ketika kita meninggalkan sesuatu karena kita mengikut Tuhan? Ya, memang benar, akan tetapi yang lebih penting adalah bahwa orang yang mau mengikut Tuhan harus memiliki pola pikir meninggalkan apa yang dimilikinya terlebih dahulu demi Kerajaan Allah. Orang yang mengiring Tuhan tidak bisa memiliki pola pikir ingin mendapatkan berkat terlebih dahulu.

Ini yang salah dalam pemikiran orang-orang Kristen saat ini. Mereka mengharapkan sesuatu yang instan. Ketika mereka memberi persembahan sekian, maka mereka mengharapkan akan menerima berlipat ganda. Iman kekristenan dianggap sebagai bisnis, dimana ketika mereka memberi sesuatu, mereka mengharapkan imbalan yang lebih besar. Mereka menganggap iman kekristenan sebagai ladang investasi secara jasmani, bukan secara rohani. Padahal ketika Tuhan Yesus berbicara tentang harta dan berkat jasmani, Tuhan Yesus selalu mengaitkannya dengan Kerajaan Surga (Mat 6:20, Mat 6:33). Kekayaan bisa menjadi bumerang bagi kita jika kita menganggap bahwa Kerajaan Surga atau Kerajaan Allah itu sama dengan bisnis di dunia ini.

Tuhan ingin kita diberkati, Tuhan juga ingin kita menjadi berkat bagi orang lain. Tetapi Tuhan juga ingin agar kita tidak berfokus kepada berkat itu sendiri. Tuhan ingin kita mengiring Tuhan dengan motivasi yang benar. Sepanjang sejarah gereja, hamba-hamba Tuhan yang benar adalah hamba-hamba Tuhan yang lebih fokus kepada memberi dan memberi bagi Tuhan, tanpa melakukan hitung-hitungan dengan Tuhan. Ketika kita tidak hitung-hitungan (secara materi) dengan Tuhan, maka Tuhan pun tidak akan hitung-hitungan juga dengan kita. Sudahkah kita memiliki hati yang siap memberi dan meninggalkan segala sesuatu untuk Tuhan?


Bacaan Alkitab: Lukas 18:28-30
18:28 Petrus berkata: "Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau."
18:29 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya,
18:30 akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.