Sabtu, 30 Juni 2012
Bacaan Alkitab: Titus 1:5-9
“Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang
penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum,
bukan pemarah, tidak serakah.” (Tit 1:7)
Standar Pelayan Tuhan
Saat ini kita
melihat bagaimana gereja Tuhan berkembang sangat pesat. Terutama di kota-kota
besar seperti Jakarta, banyak gereja-gereja baru didirikan. Walaupun mungkin
tidak dapat membangun gedung gereja karena masalah perizinan, tetapi banyak
gereja memanfaatkan tempat-tempat seperti ruko, hotel, apartemen, bahkan mal
dan plaza yang tersebar di seantero kota. Namun demikian, saya melihat bahwa
ada kecenderungan gereja Tuhan yang secara kuantitas semakin bertambah banyak, tetapi
tidak diimbangi peningkatan kuantitas hamba Tuhan dan pelayan Tuhan. Apa dasar
saya mengatakan hal tersebut?
Jika kita sebagai
orang percaya mau jujur, saat ini karena jam ibadah semakin bertambah banyak,
belum lagi terhitung kegiatan ibadah-ibadah tengah minggu seperti ibadah kaum
muda, ibadah remaja, ibadah sekolah minggu, ibadah wanita, komisi sel, ibadah
keluarga, dan sebagainya, banyak jemaat-jemaat yang sebetulnya belum siap
menjadi pelayan Tuhan terkesan “dipaksakan” untuk menjadi pelayan Tuhan.
Mungkin ada yang berpendapat bahwa “ya, itu kan kesempatan bagi jemaat untuk
mengambil bagian dalam pelayanan, toh dari ibadah-ibadah tersebut mereka
mendapatkan kesempatan untuk melayani Tuhan”. Memang tidak salah menggunakan jadwal
ibadah-ibadah tengah minggu untuk melatih seseorang menjadi pelayan Tuhan,
tetapi saya lebih menyoroti kepada bagaimana gereja tetap menjaga kualitas
pelayan-pelayan Tuhan di tengah-tengah kebutuhan pelayan yang begitu tinggi
akibat banyaknya jadwal ibadah yang diadakan.
Paulus dalam
suratnya kepada Titus, salah satu anak rohaninya, menyampaikan pesan pentingnya
kepada Titus terkait dengan bagaimana ia harus mengatur pelayan-pelayan Tuhan
di jemaat yang menjadi tanggung jawabnya (ay. 5). Jika kita melihat, bahwa
Paulus menyebutkan dua jabatan pelayan Tuhan, yaitu penatua (ay. 5b) dan
pengatur rumah Allah (ay. 7a). Saat ini saya tidak membahas perbedaan di antara
kedua jabatan pelayan Tuhan tersebut, tetapi melihat kepada syarat-syarat
pelayan Tuhan secara umum, yang digambarkan dalam ayat 6 sampai 9 di bawah ini.
Pertama, pelayan Tuhan
haruslah memiliki kehidupan keluarga yang tak bercacat (ay. 6a). Alkitab dengan
jelas menggambarkan hal ini: mempunyai hanya satu isteri dan mampu mendidik
anak-anaknya dalam iman yang benar kepada Tuhan. Jujur saja, orang di luar
gereja akan melihat apakah orang Kristen itu adalah orang yang baik dari
keluarganya. Jika orang Kristen, apalagi pelayan Tuhan saja sudah memiliki
isteri lebih dari satu (atau beristeri satu tetapi banyak selingkuhannya), dan
anak-anaknya juga tidak hidup benar, pasti hal itu akan menjadi sorotan bagi
orang-orang di luar jemaat.
Kedua, pelayan
Tuhan memiliki hidup yang tertib (ay. 6b). Hidup tertib di sini menggambarkan
kualitas hidup yang tidak ugal-ugalan, tidak ngawur atau semrawut, tetapi juga
memiliki kebiasaan baik yang rutin ia lakukan. Contohnya, rumahnya selalu rapi,
tidak pernah terlambat bekerja (jika ia masih belum menjadi pelayan Tuhan
secara full timer), dan lain
sebagainya. Hidup tertib merupakan salah satu hal yang dapat dengan mudah
dilihat oleh orang lain di luar jemaat Tuhan.
Ketiga, pelayan
Tuhan memiliki hidup yang berdasarkan pada buah-buah Roh (ay. 7-8). Alkitab
menggambarkan hal ini dengan sifat-sifat praktis seperti: tidak angkuh, bukan
pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, suka memberi tumpangan,
suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri. Pelayan
Tuhan harus memiliki hidup yang dikuasai Roh Kudus, dan juga harus hidup
memancarkan Roh Kudus itu sendiri dalam setiap aspek kehidupannya, bahkan dalam
hal-hal yang sederhana sekalipun.
Keempat, pelayan
Tuhan harus memiliki dasar ajaran Kristen yang sehat dan sanggup mengajarkannya
kembali kepada orang lain (ay. 9). Hal ini penting karena jika pelayan Tuhan
saja tidak tahu ajaran yang benar dan alkitabiah, bagaimana jemaat juga dapat
dibangun? Jangan-jangan jemaat Tuhan justru semakin terjerumus oleh ajaran yang
sesat dari pelayan Tuhan. Itulah mengapa pelayan Tuhan pun perlu terus-menerus
dimonitor sehingga dalam pelayanannya ia tetap memegang teguh ajaran yang
benar.
Tidak mudah untuk
menjadi pelayan Tuhan, perlu adanya komitmen terus menerus dari orang tersebut
untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya, dan di satu sisi juga meningkatkan
imannya. Satu pertanyaan dari saya, jika suatu gereja memiliki pelayan-pelayan
Tuhan yang tidak kompeten dan tidak memiliki karunia Tuhan, apakah pelayan
Tuhan tersebut akan dapat membangun jemaan Tuhan? Kita harus menjaga kualitas
pelayan Tuhan, tidak asal-asalan memberi jatah pelayanan kepada seseorang yang “tidak
berkualitas” hanya karena orang tersebut adalah anak gembala sidang, atau karena
orang tersebut sudah banyak menyumbang dana kepada gereja, atau supaya orang
tersebut tidak pindah ke gereja lain. Ingat, suatu saat nanti kita akan diminta
pertanggungjawaban dari Tuhan terhadap keputusan-keputusan yang diambil dalam
hidup kita. Sudahkah kita melakukan yang benar dan terbaik bagi Tuhan dan
jemaatNya?
Bacaan Alkitab: Titus 1:5-9
1:5 Aku telah
meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang
masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota,
seperti yang telah kupesankan kepadamu,
1:6 yakni
orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang
anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh
atau hidup tidak tertib.
1:7 Sebab sebagai
pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh,
bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah,
1:8 melainkan
suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat
menguasai diri
1:9 dan berpegang
kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia
sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan
penentang-penentangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.