Selasa, 3 Juli 2012
Bacaan Alkitab: Roma 5:3-5
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah
juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu
menimbulkan ketekunan.” (Rm 5:3)
Bersyukur atas Masalah
Saya memiliki
salah seorang pimpinan di instansi saya yang cukup unik. Secara struktur
jabatan, posisinya sebenarnya setingkat kepala seksi atau supervisor. Pimpinan atau bos saya itu sebenarnya adalah orang yang
sangat baik dan perhatian. Ia adalah orang kaya, karena orang tuanya pernah
menjabat sebagai pejabat negara, dan suaminya adalah direktur di salah satu
perusahaan nasional. Secara penghasilan, seharusnya ia (pimpinan saya adalah
seorang wanita) cukup berada di rumah dan mengurus keluarga (karena saya yakin
penghasilan suaminya sudah pasti cukup bahkan berlebih), akan tetapi ia tidak
mau tinggal diam dan tetap bekerja di instansi saya.
Karena dibesarkan
dari keluarga yang kaya, tentu ia terbiasa makan makanan yang bergizi, yang
sehat, dan yang berkualitas. Pernah suatu ketika, ia ikut dalam tim audit di
tempat yang berdekatan dengan plaza atau mal. Biasanya kami makan di foodcourt atau restoran yang terdapat di
mal tersebut. Akan tetapi karena suatu saat kami bosan, kami mencoba makan di
kantin karyawan. Bagi saya dan kebanyakan teman, saya merasa makanan yang
dijual di sana sudah cukup bersih dan higienis. Akan tetapi ketika bos saya itu
makan, tiba-tiba ia terkena diare dan harus beristirahat sekitar 1 minggu di
rumah.
Apa yang
membedakan bos saya dengan saya dan teman-teman yang lain? Mengapa bos saya itu
sampai sakit ketika makan makanan yang sama dengan kami padahal kami tetap
sehat-sehat saja? Walaupun ada banyak faktor, tetapi saya berpendapat bahwa
salah satu penyebabnya adalah karena kami terbiasa makan makanan yang “tidak
sehat”, sementara bos saya selalu makan makanan yang sehat, sehingga ketika
suatu saat ketika kami sama-sama memakan makanan yang “kurang sehat”, hal
tersebut tidak terlalu berpengaruh pada diri kami sedangkan hal tersebut sangat
berpengaruh bagi bos saya.
Demikian juga
dengan kehidupan orang Kristen. Masih cukup
banyak orang Kristen yang berpendapat bahwa ketika mereka percaya kepada
Yesus dan menjadi orang Kristen, maka mereka akan terbebas dari
masalah-masalah. Tetapi apakah benar begitu? Memang harus dibedakan mana
masalah yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian kita, mana masalah yang
terjadi karena “diijinkan Tuhan”. Firman Tuhan hari ini berkata bahwa kita
harus bermegah dalam kesengsaraan (masalah) yang kita hadapi (ay. 3a). Akan
tetapi tentu hal ini berbicara tentang masalah yang terjadi karena kita
mengiring Tuhan. Ayat tersebut tidak berbicara tentang masalah yang terjadi karena
dosa kita, misal kita mencuri kemudian ditangkap dan hal tersebut dianggap
sebagai suatu kesengsaraan. Itu adalah masalah akibat dosa kita sendiri. Akan
tetapi kesengsaraan yang dimaksud adalah kesengsaraan akibat kita mengiring Tuhan,
seperti harus rela tidak cepat naik pangkat akibat kita adalah orang Kristen.
Tapi tahukah kita
bahwa ketika kita mengalami sengsara dalam kehidupan kita, hal itu justru akan membuat
hidup kita menjadi lebih baik? Karena kesengsaraan kita akan menimbulkan
ketekunan (ay. 3b), ketekunan kita menimbulkan tahan uji dan selanjutnya
menimbulkan pengharapan (ay. 4). Hidup orang Kristen bukan hidup tanpa masalah
karena jika kita tidak pernah menghadapi masalah, maka kehidupan kita akan
menjadi kehidupan yang datar-datar saja dan tidak akan pernah naik tingkat.
Justru masalah dalam kehidupan kita akan membuat kita semakin menyadari bahwa
kita harus bergantung kepada Tuhan. Ketika kita berharap hanya kepada Tuhan,
maka pengharapan kita tidak akan mengecewakan, karena Allah akan memampukan
kita dan memberi kekuatan serta Roh Kudus untuk memampukan kita menjalani
kehidupan kita (ay. 5).
Coba kita ingat,
berapa banyak kita berdoa ketika kita menghadapi masalah? Bukankah kita
seringkali berdoa hingga berkali-kali bahkan hingga berpuasa? Bandingkan dengan
kondisi kita ketika semua baik-baik saja tanpa masalah? Barangkali kita juga
lupa berdoa sebelum makan, pada saat bangun tidur dan sebelum tidur bukan? Kita
lupa akan Tuhan ketika hidup kita baik-baik saja. Sehingga kita harus memiliki
pandangan bahwa ketika Tuhan mengijinkan masalah ada dalam hidup kita, berarti ada
maksud Tuhan bagi kita. Mungkin Tuhan sedang ingin kita kembali dekat kepadaNya
atau Tuhan sedang ingin agar kita naik tingkat. Sudahkah kita bersyukur atas
masalah yang terjadi dalam kehidupan kita?
Bacaan Alkitab: Roma 5:3-5
5:3 Dan bukan
hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita
tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
5:4 dan ketekunan
menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan
pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam
hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.