Selasa, 10 Juli 2012
Bacaan Alkitab: Mazmur 57:8-11
“Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara
bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa.” (Mzm 57:10)
Memuji Tuhan dari Hati
Pernahkah kita
menonton acara Indonesian Idol 2012? Jika ya maka kita akan melihat satu hal
yang berbeda dengan Indonesian Idol tahun sebelumnya. Saya melihat bahwa
sebagian kontestan Indonesian Idol 2012 (terutama kedua finalis) memiliki cara
bernyanyi yang luar biasa. Mereka tidak hanya bertalenta dan punya skill bernyanyi yang tinggi, akan tetapi
mereka juga bernyanyi dari hati. Dan menurut saya itulah yang membedakan antara
pemenang Indonesian Idol 2012 dengan runner-up
Indonesian Idol 2012.
Bernyanyi dari
hati itu tidak mudah. Seseorang bisa saja memiliki suara yang luar biasa merdu,
tetapi ketika ia hanya bernyanyi dari mulutnya dan tidak menghayati dari hati,
maka suara yang keluar hanyalah suara saja, tanpa penghayatan. Demikian juga
ketika saya mengamati para pelayan-pelayan Tuhan di bidang musik (pemimpin pujian,
singer, paduan suara, choir, dan juga para pemusik), bahwa saya
akan mudah melihat mana-mana saja orang-orang yang sebetulnya tidak menyanyi
dari hati atau bermain musik dari hati. Ini tidak bicara soal skill semata, karena orang yang suaranya
biasa-biasa saja namun memang terbiasa menyanyi memuji Tuhan, pasti akan
terlihat ketika ia melayani. Itulah mengapa penting bagi gereja untuk melakukan
pemantauan terhadap kualitas rohani para pelayan-pelayan Tuhan, terutama
pelayan di bidang musik.
Bacaan Alkitab
kita hari ini berbicara tentang pemazmur yang mau menyanyi dan bermazmur bagi
Tuhan (ay. 8b). Sebetulnya semua orang bisa saja bernyanyi bagi Tuhan, toh
sekarang banyak lagu-lagu pujian dan penyembahan dari yang sederhana hingga
yang sulit. Akan tetapi, sebelum pemazmur ini menyanyi, ia terlebih dulu
berkata bahwa hatinya telah siap untuk menyanyi (ay. 8a). Pemazmur tidak
berkata, “Mulutku siap, ya Allah, mulutku siap”, tetapi “Hatiku siap, ya Allah,
hatiku siap”. Ini menunjukkan bahwa hati adalah menjadi fokus kita sebelum
memuji Tuhan. Untuk apa kita bernyanyi bahwa Tuhan itu baik akan tetapi dalam
hati kita justru kita ragu akan Tuhan? Apa yang keluar dari mulut kita berasal
dari hati (Luk 6:45), sehingga hati kitalah yang harus kita lihat sebelum kita
bernyanyi bagi Tuhan.
Hati ini
berkaitan erat dengan jiwa juga. Manusia terdiri dari tiga dimensi yaitu tubuh,
jiwa, dan roh (1 Tes 5:23). Ketika hati kita telah beres, maka jiwa kita pun
juga akan beres, dan kita dapat melayani Tuhan dengan luar biasa (ay. 9).
Bahkan kita dapat memuji Tuhan dan bersyukur hingga didengar oleh banyak orang
dan bahkan banyak suku-suku bangsa (ay. 10). Itulah mengapa kita perlu
meletakkan dasar yang benar terlebih dahulu sebelum kita memuji Tuhan, sehingga
pujian kita, mazmur kita, dan penyembahan kita berkenan kepada Tuhan dan
menjadi berkat bagi orang lain yang mendengarkannya.
Mari kita
instropeksi diri kita. Walaupun kita belum melayani, tetapi apakah kita sudah
membereskan hati kita sebelum datang ke gereja? Bukankah di gereja kita juga
bernyanyi dan bermazmur bagi Tuhan? Tuhan berkata agar kita membereskan hati
kita sebelum kita menghadap Tuhan (Mat 5:23-24). Jika kita mau jujur, pasti ada
perbedaan ketika kita menyanyi dengan hati yang terpusat kepada Tuhan, karena
kita merasakan kasih Tuhan dalam hidup kita (ay. 11), dengan ketika kita
menyanyi tetapi fokus kita tidak kepada Tuhan. Nyanyian kita akan lebih
bermakna ketika kita hati kita telah siap dan jiwa kita juga telah siap. Jadi,
mari kita siapkan hati kita terlebih dahulu, agar apa yang keluar dari mulut
kita, adalah pujian yang manis didengar oleh Tuhan dan juga oleh orang lain
(Mzm 104:33-34).
Bacaan Alkitab: Mazmur 57:8-11
57:8 Hatiku siap,
ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur.
57:9 Bangunlah,
hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!
57:10 Aku mau
bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur
bagi-Mu di antara suku-suku bangsa;
57:11 sebab kasih
setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.