Kamis, 12 Juli 2012

Memuji Tuhan dari Hati


Selasa, 10 Juli 2012
Bacaan Alkitab: Mazmur 57:8-11
Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa.” (Mzm 57:10)


Memuji Tuhan dari Hati


Pernahkah kita menonton acara Indonesian Idol 2012? Jika ya maka kita akan melihat satu hal yang berbeda dengan Indonesian Idol tahun sebelumnya. Saya melihat bahwa sebagian kontestan Indonesian Idol 2012 (terutama kedua finalis) memiliki cara bernyanyi yang luar biasa. Mereka tidak hanya bertalenta dan punya skill bernyanyi yang tinggi, akan tetapi mereka juga bernyanyi dari hati. Dan menurut saya itulah yang membedakan antara pemenang Indonesian Idol 2012 dengan runner-up Indonesian Idol 2012.

Bernyanyi dari hati itu tidak mudah. Seseorang bisa saja memiliki suara yang luar biasa merdu, tetapi ketika ia hanya bernyanyi dari mulutnya dan tidak menghayati dari hati, maka suara yang keluar hanyalah suara saja, tanpa penghayatan. Demikian juga ketika saya mengamati para pelayan-pelayan Tuhan di bidang musik (pemimpin pujian, singer, paduan suara, choir, dan juga para pemusik), bahwa saya akan mudah melihat mana-mana saja orang-orang yang sebetulnya tidak menyanyi dari hati atau bermain musik dari hati. Ini tidak bicara soal skill semata, karena orang yang suaranya biasa-biasa saja namun memang terbiasa menyanyi memuji Tuhan, pasti akan terlihat ketika ia melayani. Itulah mengapa penting bagi gereja untuk melakukan pemantauan terhadap kualitas rohani para pelayan-pelayan Tuhan, terutama pelayan di bidang musik.

Bacaan Alkitab kita hari ini berbicara tentang pemazmur yang mau menyanyi dan bermazmur bagi Tuhan (ay. 8b). Sebetulnya semua orang bisa saja bernyanyi bagi Tuhan, toh sekarang banyak lagu-lagu pujian dan penyembahan dari yang sederhana hingga yang sulit. Akan tetapi, sebelum pemazmur ini menyanyi, ia terlebih dulu berkata bahwa hatinya telah siap untuk menyanyi (ay. 8a). Pemazmur tidak berkata, “Mulutku siap, ya Allah, mulutku siap”, tetapi “Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap”. Ini menunjukkan bahwa hati adalah menjadi fokus kita sebelum memuji Tuhan. Untuk apa kita bernyanyi bahwa Tuhan itu baik akan tetapi dalam hati kita justru kita ragu akan Tuhan? Apa yang keluar dari mulut kita berasal dari hati (Luk 6:45), sehingga hati kitalah yang harus kita lihat sebelum kita bernyanyi bagi Tuhan.

Hati ini berkaitan erat dengan jiwa juga. Manusia terdiri dari tiga dimensi yaitu tubuh, jiwa, dan roh (1 Tes 5:23). Ketika hati kita telah beres, maka jiwa kita pun juga akan beres, dan kita dapat melayani Tuhan dengan luar biasa (ay. 9). Bahkan kita dapat memuji Tuhan dan bersyukur hingga didengar oleh banyak orang dan bahkan banyak suku-suku bangsa (ay. 10). Itulah mengapa kita perlu meletakkan dasar yang benar terlebih dahulu sebelum kita memuji Tuhan, sehingga pujian kita, mazmur kita, dan penyembahan kita berkenan kepada Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain yang mendengarkannya.

Mari kita instropeksi diri kita. Walaupun kita belum melayani, tetapi apakah kita sudah membereskan hati kita sebelum datang ke gereja? Bukankah di gereja kita juga bernyanyi dan bermazmur bagi Tuhan? Tuhan berkata agar kita membereskan hati kita sebelum kita menghadap Tuhan (Mat 5:23-24). Jika kita mau jujur, pasti ada perbedaan ketika kita menyanyi dengan hati yang terpusat kepada Tuhan, karena kita merasakan kasih Tuhan dalam hidup kita (ay. 11), dengan ketika kita menyanyi tetapi fokus kita tidak kepada Tuhan. Nyanyian kita akan lebih bermakna ketika kita hati kita telah siap dan jiwa kita juga telah siap. Jadi, mari kita siapkan hati kita terlebih dahulu, agar apa yang keluar dari mulut kita, adalah pujian yang manis didengar oleh Tuhan dan juga oleh orang lain (Mzm 104:33-34).


Bacaan Alkitab: Mazmur 57:8-11
57:8 Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur.
57:9 Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!
57:10 Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa;
57:11 sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.