Kamis, 12 Juli 2012

Generasi yang Terhilang


Kamis, 12 Juli 2012
Bacaan Alkitab: Hakim-Hakim 2:10-12
Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel.” (Hak 2:10)


Generasi yang Terhilang


Jika kita menghitung-hitung, maka di tahun 2012 ini negara kita, Republik Indonesia, akan berusia 67 tahun. Suatu usia yang cukup muda bagi suatu bangsa atau negara, tetapi boleh dikatakan sebagai usia yang cukup tua menurut ukuran manusia. Saya yakin bahwa di antara kita yang membaca renungan hari ini hampir tidak ada yang menjadi saksi pada saat peristiwa kemerdekaan kita di tahun 1945. Mungkin kedua orang tua kita atau kakek nenek kita pernah menjadi saksi atau bahkan ikut dalam pertempuran melawan penjajah demi merebut kemerdekaan atau mempertahankan kemerdekaan negara kita di awal-awal masa kemerdekaan kita. Oleh karena itu, kita pun hanya mendengar cerita tentang pertempuran kemerdekaan dari mereka atau dari sumber lain seperti televisi dan internet. Sayangnya, saat ini banyak anak muda yang sudah acuh tak acuh tentang kemerdekaan. Sikap patriotisme dan tidak mementingkan diri sendiri yang dimiliki oleh para pahlawan kita cenderung memudar dan menghilang. Jika saya boleh katakan, bangsa Indonesia bahkan terancam perpecahan, jika suatu saat nanti muncul ketidakpuasan dari daerah-daerah, terlebih apabila nantinya presiden yang terpilih pada tahun 2014 tidak dapat menyatukan seluruh daerah Indonesia. Jika nanti Indonesia benar-benar pecah, apa yang dirasakan para pendahulu kita? Mereka memperjuangkan segalanya bahkan nyawa mereka demi kemerdekaan Indonesia, dan suatu saat nanti mereka akan melihat bahwa generasi setelah mereka justru menghancurkan Indonesia.

Hal yang sama dapat kita lihat pada bacaan Alkitab kita hari ini. Bangsa Israel keluar dari Mesir dengan cara yang ajaib, dan di bawah pimpinan Tuhan melalui Musa dan Harun, mereka dituntun menuju tanah Kanaan melewati padang pasir. Akan tetapi mereka memberontak kepada Tuhan sehingga Tuhan menghukum bangsa Israel berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun lamanya, hingga generasi orang Israel yang keluar dari Mesir tidak ada yang masuk ke Tanah Perjanjian kecuali Yosua dan Kaleb (Ul 26:65). Bahkan Musa dan Harun pun tidak diijinkan Tuhan untuk masuk ke tanah Kanaan. Setelah generasi Musa, muncullah generasi baru orang Israel di bawah pimpinan Yosua yang membawa bangsa Israel mengalahkan bangsa-bangsa di Kanaan dan menduduki tanah Kanaan tersebut. Pada zaman Yosua, bangsa Israel hidup sesuai dengan perintah Tuhan. Akan tetapi, Alkitab mengatakan bahwa setelah angkatan/generasi Yosua meninggal dunia, bangkitlah angkatan/generasi yang baru yang tidak mengenal Tuhan ataupun perbuatan dan mujizat yang dilakukan Tuhan bagi orang Israel (ay. 10). Alkitab mengatakan bahwa mereka meninggalkan Tuhan dan justru mengikuti allah bangsa-bangsa lain (ay. 12). Hal ini adalah hal yang jahat di hadapan Tuhan (ay. 11), padahal Tuhan sudah memberikan Hukum Taurat kepada bangsa Israel, dan hukum pertama dari kesepuluh hukum adalah: “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (Kel 20:3).

Saya kadang-kadang heran, bagaimana mungkin hanya dalam satu generasi saja, bangsa Israel sudah berubah setia kepada Tuhan? Bukankah Musa sendiri yang mengatakan bangsa Israel untuk tetap mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anak mereka, sehingga generasi selanjutnya menjadi generasi yang tetap berpegang pada Firman Tuhan (Ul 6:7, 11:19, 31:11-13)? Bahkan Yosua pun sempat mengumpulkan segenap umat Israel dan meminta mereka untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan (Yos 24:1-33)?

Memang itulah manusia. Jika bangsa Israel yang mengalami sendiri mujizat Tuhan saja tidak mampu membuat generasi selanjutnya tetap beribadah kepada Tuhan, bagaimana dengan kita? Ingatkah kita ketika orang tua kita selalu mengingatkan kita untuk senantiasa beribadah ke gereja, senantiasa berdoa dan membaca Firman Tuhan? Apakah kita masih melakukan apa yang orang tua kita ajarkan kepada kita, atau justru kita sudah melupakan segala pesan-pesan dan nasehat mereka ketika kita sudah beranjak dewasa? Atau bagi kita yang menjadi orang tua, apakah kita sudah mendidik anak-anak kita di dalam Firman Tuhan, meletakkan dasar iman yang kuat dalam kehidupan mereka sejak dini? Atau kita justru membiarkan mereka melakukan apa yang mereka suka, membiarkan mereka menikah dengan orang yang tidak seiman, membiarkan mereka meninggalkan Yesus demi jodoh, karir, ataupun harta? Biarlah masing-masing kita menyelidiki hidup kita sendiri, sudahkah kita bertindak dengan benar? Sudahkah kita menjaga agar tidak ada generasi kita dan generasi setelah kita yang terhilang?


Bacaan Alkitab: Hakim-Hakim 2:10-12
2:10 Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel.
2:11 Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal.
2:12 Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.