Jumat, 27 Juli 2012

Puasa di Hadapan Tuhan


Kamis, 26 Juli 2012
Bacaan Alkitab: Yoel 2:15-17
Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya.” (Yl 2:15)


Puasa di Hadapan Tuhan


Saat ini, saudara kita yang beragama lain sedang melaksanakan ibadah puasa. Bagi mereka, berpuasa di bulan ini akan mendatangkan berkah atau pahala yang berlipat ganda. Menurut mereka, di bulan ini juga Tuhan sedang membukakan pintu surga selebar-lebarnya, sehingga ketika mereka melakukan kebaikan, maka kebaikan itu akan berlipat ganda, ketika mereka melakukan ibadah, maka nilai ibadah mereka akan berlipat ganda, dan ketika mereka meminta ampun, maka mereka akan diampuni berlipat ganda. Saya tidak bermaksud membahas tentang ajaran agama mereka, akan tetapi saya ingin menulis tentang bagaimana puasa yang seharusnya kita lakukan menurut apa yang Alkitab katakan.

Salah satu ayat yang menyebutkan tentang puasa adalah bacaan Alkitab kita hari ini. Dalam ajaran Kristiani, puasa Kristen berbeda dengan puasa lain. Orang Kristen tidak harus berpuasa pada hari-hari tertentu (Misal puasa Senin-Kamis), atau pada bulan-bulan tertentu. Orang Kristen juga tidak terikat akan waktu, bisa saja puasa setengah hari, satu hari, satu hari satu malam, tiga hari tiga malam, atau apapun waktunya. Orang Kristen bisa berpuasa kapan saja, dimana saja, dan berapa lama waktunya. Dalam ajaran Alkitab, sebenarnya tidak ada ayat khusus yang mengatur tentang bagaimana teknis berpuasa, walaupun ada prinsip-prinsip puasa yang salah satunya kita pelajari pada hari ini.

Pertama, puasa itu adalah puasa yang kudus (ay. 15). Apa artinya kudus? Secara sederhana kudus berarti dipisahkan. Orang yang menguduskan diri adalah orang yang memisahkan diri (sementara) agar dapat berkenan di hadapan Tuhan. Demikian juga ketika kita memutuskan untuk berpuasa. Kita harus memiliki motivasi yang benar, bukan karena keinginan daging kita, bukan karena kita ingin dipuji Tuhan (Mat 6:16-18). Kita berpuasa karena kita ingin lebih lagi memiliki waktu dengan Tuhan, yaitu ketika kita mengurangi waktu makan kita dan menggunakannya untuk bersekutu dengan Tuhan. Itulah mengapa dalam Alkitab, kata puasa pasti berhubungan erat dengan doa (Mat 17:21, Kis 14:23), karena dalam ajaran Kristen, puasa tanpa doa itu sama saja dengan puasa untuk diet menurunkan berat badan.

Kedua, puasa bisa dilakukan oleh siapa saja, baik orang dewasa, orang yang sudah tua, bahkan anak-anak (ay. 16). Ini artinya siapa saja yang sudah mengerti kebenaran Firman Tuhan, boleh berpuasa. Puasa dalam ajaran Kristiani tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, dan apapun. Bahkan secara ekstrim, ayat 16 juga mengatakan bahwa pengantin baru saja juga boleh berpuasa di hadapan Tuhan. Semua orang percaya punya hak dan juga kewajiban untuk berpuasa, sepanjang orang tersebut sudah mengerti esensi puasa yang benar di hadapan Tuhan.

Ketiga, puasa (salah satunya) bertujuan untuk bertobat dan meminta belas kasihan Tuhan (ay. 17). Dalam Alkitab, puasa lebih cenderung terkait dengan pertobatan. Orang yang bertobat umumnya merendahkan diri dengan berpuasa. Ayat 17 juga menyebutkan bahwa penting bagi para imam dan pelayan-pelayan Tuhan menangis antara balai depan (tempat jemaat Tuhan) dan mezbah (lambang kehadiran Tuhan). Artinya adalah imam dan pelayan Tuhan juga harus menjadikan puasa (sebagai lambang merendahkan diri dan meminta pertolongan Tuhan), untuk mendoakan jemaat Tuhan di hadapan Tuhan. Dalam kata lain, para pelayan Tuhan sebenarnya berdiri di antara Tuhan dan jemaat, sehingga mereka pun harus memiliki kerinduan agar Tuhan tidak hanya melawat mereka, tetapi juga melawat jemaat yang mereka layani. Dalam konteks ketika kitab Yoel ditulis, Tuhan ingin agar para hamba-hamba Tuhan juga berdoa bagi keselamatan bangsa Israel, serta berdoa dan berpuasa agar Tuhan tetap menyertai bangsa Israel dan tidak meninggalkan mereka, dan salah satu cara untuk meminta hal tersebut adalah dengan doa dan puasa, karena doa ditambah puasa adalah tingkatan tertinggi dari doa manusia kepada Tuhan.

Jika demikian, apakah kita sudah memiliki dasar yang benar untuk melakukan doa dan puasa di hadapan Tuhan? Mungkin dahulu kita belum mengerti bagaimana cara berpuasa yang benar, atau belum mengerti mengapa kita harus berpuasa. Akan tetapi mari kita mulai saat ini melakukan puasa yang benar, dan menjadikan puasa sebagai gaya hidup kita, bukan karena ikut-ikutan, bukan karena di agama lain juga diwajibkan berpuasa, tetapi karena kita ingin lebih lagi memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan. Sudahkah kita berpuasa hari ini?


Bacaan Alkitab: Yoel 2:15-17
2:15 Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya;
2:16 kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya;
2:17 baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.