Kamis, 26 Juli 2012
Bacaan Alkitab: Yoel 2:15-17
“Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa
yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya.” (Yl 2:15)
Puasa di Hadapan Tuhan
Saat ini, saudara
kita yang beragama lain sedang melaksanakan ibadah puasa. Bagi mereka, berpuasa
di bulan ini akan mendatangkan berkah atau pahala yang berlipat ganda. Menurut
mereka, di bulan ini juga Tuhan sedang membukakan pintu surga selebar-lebarnya,
sehingga ketika mereka melakukan kebaikan, maka kebaikan itu akan berlipat
ganda, ketika mereka melakukan ibadah, maka nilai ibadah mereka akan berlipat
ganda, dan ketika mereka meminta ampun, maka mereka akan diampuni berlipat
ganda. Saya tidak bermaksud membahas tentang ajaran agama mereka, akan tetapi
saya ingin menulis tentang bagaimana puasa yang seharusnya kita lakukan menurut
apa yang Alkitab katakan.
Salah satu ayat
yang menyebutkan tentang puasa adalah bacaan Alkitab kita hari ini. Dalam
ajaran Kristiani, puasa Kristen berbeda dengan puasa lain. Orang Kristen tidak
harus berpuasa pada hari-hari tertentu (Misal puasa Senin-Kamis), atau pada
bulan-bulan tertentu. Orang Kristen juga tidak terikat akan waktu, bisa saja
puasa setengah hari, satu hari, satu hari satu malam, tiga hari tiga malam,
atau apapun waktunya. Orang Kristen bisa berpuasa kapan saja, dimana saja, dan berapa
lama waktunya. Dalam ajaran Alkitab, sebenarnya tidak ada ayat khusus yang
mengatur tentang bagaimana teknis berpuasa, walaupun ada prinsip-prinsip puasa
yang salah satunya kita pelajari pada hari ini.
Pertama, puasa
itu adalah puasa yang kudus (ay. 15). Apa artinya kudus? Secara sederhana kudus
berarti dipisahkan. Orang yang menguduskan diri adalah orang yang memisahkan
diri (sementara) agar dapat berkenan di hadapan Tuhan. Demikian juga ketika
kita memutuskan untuk berpuasa. Kita harus memiliki motivasi yang benar, bukan
karena keinginan daging kita, bukan karena kita ingin dipuji Tuhan (Mat
6:16-18). Kita berpuasa karena kita ingin lebih lagi memiliki waktu dengan
Tuhan, yaitu ketika kita mengurangi waktu makan kita dan menggunakannya untuk
bersekutu dengan Tuhan. Itulah mengapa dalam Alkitab, kata puasa pasti
berhubungan erat dengan doa (Mat 17:21, Kis 14:23), karena dalam ajaran
Kristen, puasa tanpa doa itu sama saja dengan puasa untuk diet menurunkan berat
badan.
Kedua, puasa bisa
dilakukan oleh siapa saja, baik orang dewasa, orang yang sudah tua, bahkan
anak-anak (ay. 16). Ini artinya siapa saja yang sudah mengerti kebenaran Firman
Tuhan, boleh berpuasa. Puasa dalam ajaran Kristiani tidak dibatasi oleh usia,
jenis kelamin, dan apapun. Bahkan secara ekstrim, ayat 16 juga mengatakan bahwa
pengantin baru saja juga boleh berpuasa di hadapan Tuhan. Semua orang percaya
punya hak dan juga kewajiban untuk berpuasa, sepanjang orang tersebut sudah
mengerti esensi puasa yang benar di hadapan Tuhan.
Ketiga, puasa
(salah satunya) bertujuan untuk bertobat dan meminta belas kasihan Tuhan (ay.
17). Dalam Alkitab, puasa lebih cenderung terkait dengan pertobatan. Orang yang
bertobat umumnya merendahkan diri dengan berpuasa. Ayat 17 juga menyebutkan bahwa
penting bagi para imam dan pelayan-pelayan Tuhan menangis antara balai depan
(tempat jemaat Tuhan) dan mezbah (lambang kehadiran Tuhan). Artinya adalah imam
dan pelayan Tuhan juga harus menjadikan puasa (sebagai lambang merendahkan diri
dan meminta pertolongan Tuhan), untuk mendoakan jemaat Tuhan di hadapan Tuhan.
Dalam kata lain, para pelayan Tuhan sebenarnya berdiri di antara Tuhan dan
jemaat, sehingga mereka pun harus memiliki kerinduan agar Tuhan tidak hanya
melawat mereka, tetapi juga melawat jemaat yang mereka layani. Dalam konteks
ketika kitab Yoel ditulis, Tuhan ingin agar para hamba-hamba Tuhan juga berdoa
bagi keselamatan bangsa Israel, serta berdoa dan berpuasa agar Tuhan tetap
menyertai bangsa Israel dan tidak meninggalkan mereka, dan salah satu cara
untuk meminta hal tersebut adalah dengan doa dan puasa, karena doa ditambah
puasa adalah tingkatan tertinggi dari doa manusia kepada Tuhan.
Jika demikian,
apakah kita sudah memiliki dasar yang benar untuk melakukan doa dan puasa di
hadapan Tuhan? Mungkin dahulu kita belum mengerti bagaimana cara berpuasa yang
benar, atau belum mengerti mengapa kita harus berpuasa. Akan tetapi mari kita
mulai saat ini melakukan puasa yang benar, dan menjadikan puasa sebagai gaya
hidup kita, bukan karena ikut-ikutan, bukan karena di agama lain juga
diwajibkan berpuasa, tetapi karena kita ingin lebih lagi memiliki hubungan yang
erat dengan Tuhan. Sudahkah kita berpuasa hari ini?
Bacaan Alkitab: Yoel 2:15-17
2:15 Tiuplah
sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya;
2:16 kumpulkanlah
bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah
anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar
dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya;
2:17 baiklah para
imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan
berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu
sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa
orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.