Senin, 30 Juli 2012

Kontradiksi Kisah Ahab


Jumat, 27 Juli 2012
Bacaan Alkitab: 1 Raja-raja 21:25-29
Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya.” (1 Raj 21:25)


Kontradiksi Kisah Ahab


Dalam Alkitab, raja Ahab digambarkan sebagai salah satu raja bangsa Israel yang paling jahat, bahkan mungkin yang terjahat di antara raja-raja bangsa Israel yang pernah hidup. Alkitab kita mengatakan dengan terus terang bahwa “Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan” (ay. 25a). Jika kita mau merenung sedikit, mengapa Ahab bisa seperti itu, jawaban utamanya adalah karena Ahab melakukan kesalahan fatal dengan menikahi Izebel (ay. 25b). Siapa Izebel itu? Izebel adalah anak Etbaal, raja orang Sidon yang menyembah Baal (1 Raj 16:31). Karena cintanya kepada Izebel, Ahab sampai mengikuti berhala-berhala dan meninggalkan Tuhan (ay. 26). Ahab tidak sadar dan tidak belajar dari sejarah bahwa salah satu penyebab raja Salomo jatuh adalah karena isteri-isteri dari bangsa-bangsa asing yang mencondongkan hatinya dari Tuhan (1 Raj 11:4).

Jika kita membaca bagaimana tindakan Ahab yang semena-mena dan benar-benar tidak ingat kepada Tuhan, rasa-rasanya kita cenderung untuk berdoa seperti ini, “Sudahlah Tuhan, hukum saja raja Ahab itu, sampai kapan Tuhan masih mau memberi kesempatan? Kelakuannya sudah sangat jauh dari Tuhan, mbok ya langsung dibunuh saja biar tidak memberi dampak negatif kepada bangsa Israel yang lain”. Bukankah kita juga sering berdoa seperti itu? Mungkin juga Elia yang hidup pada waktu raja Ahab hidup juga sudah gemes dan minta Tuhan membunuh saja raja Ahab itu. Akan tetapi, ketika Elia menyampaikan Firman kepada raja Ahab yang berisi nubuatan tentang kematian Ahab dan keluarganya (1 Raj 21:21-24), raja Ahab kemudian tiba-tiba berbalik dan menyesali perbuatannya. Ia mengoyakkan pakaian, mengenakan kain kabung dan berpuasa (ay. 27). Saya rasa orang yang sudah melihat kejahatan raja Ahab bisa saja berkata, “Ah paling raja Ahab cuma pura-pura saja bertobat, besok juga sudah kembali jahat lagi”, atau kata-kata negatif lainnya.

Akan tetapi Tuhan adalah Tuhan yang mengerti apa isi hati kita, bahkan isi hati raja Ahab yang dikatakan sebagai salah satu orang terjahat dalam Alkitab. Oleh karena itu, Tuhan kemudian berfirman kepada Elia, hambaNya, agar Elia melihat bagaimana Tuhan begitu mengasihi orang-orang yang sungguh-sungguh bertobat kepadaNya. Bahkan karena Ahab melakukan pertobatan tersebut, yang mungkin hanya satu-satunya perbuatan baik yang dilakukan Ahab dibandingkan dengan segala perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukannya, Tuhan memberikan kesempatan lagi kepada Ahab, dengan cara tidak mendatangkan malapetaka dalam masa pemerintahannya (ay. 28-29). Padahal, malapetaka itu telah dirancangkan Allah sebelumnya, akan tetapi karena sepersekian persen pertobatan Ahab, maka Allah pun mengubah rencananya tersebut.

Hal tersebut bukan menunjukkan bahwa Allah itu adalah Allah yang plin plan. Akan tetapi kita melihat bagaimana Allah tetap menghargai pertobatan seseorang, sebanyak apapun dosa yang orang itu pernah lakukan. Kita dapat melihat kemurahan Allah ini sepanjang Alkitab baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Sepanjang Tuhan masih belum datang kembali untuk kedua kalinya, dan sepanjang Tuhan masih memberikan kita kesempatan untuk hidup, itu tandanya Tuhan masih membuka tanganNya lebar-lebar bagi orang-orang yang mau bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Mungkin saat ini tangan Tuhan sedang terbuka bagi kita yang saat ini sedang membaca tulisan ini. Ketika kita mendengar suara Tuhan yang lembut memanggil kita untuk kembali kepadaNya, janganlah kita mengeraskan hati kita (Ibr 3:15). Selagi masih ada kesempatan, mari kita pergunakan untuk bertobat dan kembali kepadaNya. Jangan sampai kita terlambat dan menyesal, karena jika kita sudah mati, sudah tidak ada lagi kesempatan bagi kita untuk bertobat. Sekaranglah saatnya, gunakan waktu yang ada dengan bijaksana untuk menjawab panggilanNya.


Bacaan Alkitab: 1 Raja-raja 21:25-29
21:25 Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya.
21:26 Bahkan ia telah berlaku sangat keji dengan mengikuti berhala-berhala, tepat seperti yang dilakukan oleh orang Amori yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel.
21:27 Segera sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah lamban.
21:28 Lalu datanglah firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu:
21:29 "Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.