Jumat, 27 Juli 2012
Bacaan Alkitab: 1 Raja-raja
21:25-29
“Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti
Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, karena
ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya.” (1 Raj 21:25)
Kontradiksi Kisah Ahab
Dalam Alkitab,
raja Ahab digambarkan sebagai salah satu raja bangsa Israel yang paling jahat,
bahkan mungkin yang terjahat di antara raja-raja bangsa Israel yang pernah hidup.
Alkitab kita mengatakan dengan terus terang bahwa “Sesungguhnya tidak pernah
ada orang seperti Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di
mata Tuhan” (ay. 25a). Jika kita mau merenung sedikit, mengapa Ahab bisa
seperti itu, jawaban utamanya adalah karena Ahab melakukan kesalahan fatal
dengan menikahi Izebel (ay. 25b). Siapa Izebel itu? Izebel adalah anak Etbaal,
raja orang Sidon yang menyembah Baal (1 Raj 16:31). Karena cintanya kepada
Izebel, Ahab sampai mengikuti berhala-berhala dan meninggalkan Tuhan (ay. 26).
Ahab tidak sadar dan tidak belajar dari sejarah bahwa salah satu penyebab raja
Salomo jatuh adalah karena isteri-isteri dari bangsa-bangsa asing yang
mencondongkan hatinya dari Tuhan (1 Raj 11:4).
Jika kita membaca
bagaimana tindakan Ahab yang semena-mena dan benar-benar tidak ingat kepada
Tuhan, rasa-rasanya kita cenderung untuk berdoa seperti ini, “Sudahlah Tuhan,
hukum saja raja Ahab itu, sampai kapan Tuhan masih mau memberi kesempatan?
Kelakuannya sudah sangat jauh dari Tuhan, mbok
ya langsung dibunuh saja biar tidak memberi dampak negatif kepada bangsa
Israel yang lain”. Bukankah kita juga sering berdoa seperti itu? Mungkin juga
Elia yang hidup pada waktu raja Ahab hidup juga sudah gemes dan minta Tuhan
membunuh saja raja Ahab itu. Akan tetapi, ketika Elia menyampaikan Firman
kepada raja Ahab yang berisi nubuatan tentang kematian Ahab dan keluarganya (1
Raj 21:21-24), raja Ahab kemudian tiba-tiba berbalik dan menyesali
perbuatannya. Ia mengoyakkan pakaian, mengenakan kain kabung dan berpuasa (ay.
27). Saya rasa orang yang sudah melihat kejahatan raja Ahab bisa saja berkata,
“Ah paling raja Ahab cuma pura-pura saja bertobat, besok juga sudah kembali
jahat lagi”, atau kata-kata negatif lainnya.
Akan tetapi Tuhan
adalah Tuhan yang mengerti apa isi hati kita, bahkan isi hati raja Ahab yang
dikatakan sebagai salah satu orang terjahat dalam Alkitab. Oleh karena itu, Tuhan
kemudian berfirman kepada Elia, hambaNya, agar Elia melihat bagaimana Tuhan
begitu mengasihi orang-orang yang sungguh-sungguh bertobat kepadaNya. Bahkan
karena Ahab melakukan pertobatan tersebut, yang mungkin hanya satu-satunya
perbuatan baik yang dilakukan Ahab dibandingkan dengan segala
perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukannya, Tuhan memberikan kesempatan lagi
kepada Ahab, dengan cara tidak mendatangkan malapetaka dalam masa
pemerintahannya (ay. 28-29). Padahal, malapetaka itu telah dirancangkan Allah
sebelumnya, akan tetapi karena sepersekian persen pertobatan Ahab, maka Allah
pun mengubah rencananya tersebut.
Hal tersebut
bukan menunjukkan bahwa Allah itu adalah Allah yang plin plan. Akan tetapi kita
melihat bagaimana Allah tetap menghargai pertobatan seseorang, sebanyak apapun
dosa yang orang itu pernah lakukan. Kita dapat melihat kemurahan Allah ini
sepanjang Alkitab baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Sepanjang
Tuhan masih belum datang kembali untuk kedua kalinya, dan sepanjang Tuhan masih
memberikan kita kesempatan untuk hidup, itu tandanya Tuhan masih membuka
tanganNya lebar-lebar bagi orang-orang yang mau bertobat dan kembali ke jalan
yang benar. Mungkin saat ini tangan Tuhan sedang terbuka bagi kita yang saat
ini sedang membaca tulisan ini. Ketika kita mendengar suara Tuhan yang lembut
memanggil kita untuk kembali kepadaNya, janganlah kita mengeraskan hati kita
(Ibr 3:15). Selagi masih ada kesempatan, mari kita pergunakan untuk bertobat
dan kembali kepadaNya. Jangan sampai kita terlambat dan menyesal, karena jika
kita sudah mati, sudah tidak ada lagi kesempatan bagi kita untuk bertobat. Sekaranglah
saatnya, gunakan waktu yang ada dengan bijaksana untuk menjawab panggilanNya.
Bacaan Alkitab: 1 Raja-raja
21:25-29
21:25
Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak diri dengan
melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, karena ia telah dibujuk oleh Izebel,
isterinya.
21:26 Bahkan ia
telah berlaku sangat keji dengan mengikuti berhala-berhala, tepat seperti yang
dilakukan oleh orang Amori yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel.
21:27 Segera
sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan
kain kabung pada tubuhnya dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain
kabung, dan berjalan dengan langkah lamban.
21:28 Lalu
datanglah firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu:
21:29
"Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena
ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan
malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan
malapetaka atas keluarganya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.