Minggu, 15 Juli 2012
Bacaan Alkitab: Bilangan 11:31-35
“Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa,
karena di sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus.” (Bil 11:34)
Jangan Rakus
Beberapa saat
yang lalu, ketika saya sedang berada dalam perjalanan di kereta api, saya tanpa
sengaja mendengar dua orang sedang berbincang-bincang. Pada waktu itu kondisi
kereta cukup sepi karena sudah hampir semua penumpang telah turun, sementara
saya dan beberapa orang lainnya adalah penumpang tujuan stasiun terakhir. Saya
kurang begitu jelas mendengar awal pembicaraan tersebut, tetapi intinya ada dua
orang yang sedang berdiskusi tentang proses pengadaan di kantor/instansinya.
Orang pertama bercerita bahwa ia melakukan pengadaan dengan biasa, yaitu
meminta calon rekanan untuk mengajukan penawaran, dan orang tersebut sebagai
pejabat/anggota panitia pengadaan memilih rekanan yang mengajukan penawaran
harga terendah (temtunya dengan standar kualitas barang yang telah ditetapkan
sebelumnya). Akan tetapi orang kedua justru mengatakan bahwa orang pertama itu
bodoh. Orang kedua menyarankan agar orang pertama itu mengontak rekanan untuk
me-mark up harga sehingga orang
pertama juga dapat menerima keuntungan, tetapi
tidak merugikan instansi karena memang instansi membayar harga sesuai
kuitansi, hanya saja orang pertama sebagai orang yang mengurus pengadaan tersebut
juga memperoleh imbal jasa atas jerih payahnya.
Mendengar hal
tersebut, saya sedikit tertegun. Apakah seperti itu watak orang Indonesia saat
ini? Memang betul bahwa kita membutuhkan uang. Tetapi apakah perlu hingga
sampai mencari uang dengan cara-cara yang menurut saya sangat “licik” seperti
itu?
Bacaan Alkitab
kita hari ini berbicara tentang bangsa Israel yang sedang dalam pengembaraan di
padang gurun menuju tanah Kanaan. Kita semua tahu bahwa Tuhan sudah memberikan
manna kepada bangsa Israel sebagai makanan mereka. Selama di padang gurun
mereka tidak pernah kelaparan. Namun demikian, banyak orang Israel
bersungut-sungut karena merekan menginginkan makan daging. Hal ini pun terjadi
tidak hanya sekali tetapi terjadi beberapa kali. Suatu ketika, Tuhan meniup
angin yang membawa burung puyuh ke perkemahan bangsa Israel (ay. 31). Apa yang
terjadi, bangsa Israel bersukacita. Mereka mengumpulkan burung puyuh tersebut
selama dua hari satu malam (ay. 32a). Begitu banyaknya burung puyuh yang
diberikan Tuhan sehingga Alkitab mengatakan bahwa mereka sedikitnya memperoleh
sepuluh homer daging burung puyuh setiap orangnya (ay. 32b). Kamus Alkitab di
bagian belakang Alkitab terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia kita menyebutkan
bahwa satu homer adalah setara kurang lebih 360 liter. Jadi jika dikira-kira
satu orang mendapatkan burung puyuh sebanyak 3.600 liter (Saya kurang tahu
berapa kuantitas burung puyuh tersebut jika dihitung beratnya dalam kilogram).
Mereka kemudian menyebarkannya lebar-lebar di sekeliling tempat perkemahan (ay.
32c).
Apa yang terjadi
selanjutnya? Alkitab mengatakan bahwa bangsa tersebut makan dengan sangat
rakus, sehingga Tuhan murka dan memukul bangsa tersebut dengan tulah yang
sangat besar, sehingga orang-orang rakus tersebut mati, bahkan sebelum mereka
mengunyah burung puyuh tersebut (ay. 33). Saya tidak tahu pasti berapa banyak
orang yang mati, tetapi karena Alkitab menggunakan frasa “tulah yang sangat
besar” dan bangsa Israel sampai menamai tempat tersebut dengan nama khusus Kibrot-Taawa
(ay. 34), yang artinya adalah “tempat penguburan di Taawa (nama salah satu
suku)”, dan bangsa Israel kemudian langsung meninggalkan tempat itu berangkat
ke tempat lain (ay. 35), maka sangat mungkin bahwa orang yang mati akibat
kerakusan mereka itu cukup banyak atau bahkan sangat banyak.
Andaikata bangsa
Israel dapat menahan diri, mereka bisa saja menangkap lalu beternak burung
puyuh. Akan tetapi karena mereka tidak dapat menahan diri, maka mereka mati
dalam kerakusan mereka sendiri. Ini juga menjadi perhatian bagi kita agar dapat
menahan diri. Jika kita dapat mengendalikan diri kita, maka kita akan mampu
terhindar dari godaan korupsi, selingkuh, ataupun dosa-dosa yang lain. Salah
satu buah roh adalah penguasaan diri (Gal 5:23). Sudahkah kita mengendalikan
diri dan tidak rakus?
Bacaan Alkitab: Bilangan 11:31-35
11:31 Lalu
bertiuplah angin yang dari TUHAN asalnya; dibawanyalah burung-burung puyuh dari
sebelah laut, dan dihamburkannya ke atas tempat perkemahan dan di
sekelilingnya, kira-kira sehari perjalanan jauhnya ke segala penjuru, dan
kira-kira dua hasta tingginya dari atas muka bumi.
11:32 Lalu
sepanjang hari dan sepanjang malam itu dan sepanjang hari esoknya bangkitlah
bangsa itu mengumpulkan burung-burung puyuh itu -- setiap orang
sedikit-dikitnya mengumpulkan sepuluh homer --, kemudian mereka menyebarkannya
lebar-lebar sekeliling tempat perkemahan.
11:33 Selagi
daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN
terhadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat
besar.
11:34 Sebab itu
dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan orang-orang
yang bernafsu rakus.
11:35 Dari
Kibrot-Taawa berangkatlah bangsa itu ke Hazerot dan mereka tinggal di situ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.