Sabtu, 28 Juli 2012
Bacaan Alkitab: 2 Samuel 5:17-25
“Dan Daud berbuat demikian, seperti yang
diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia memukul kalah orang Filistin, mulai dari
Geba sampai dekat Gezer.” (2 Sam 5:25)
Tuhan, Ahli Strategi Paling Hebat
Beberapa waktu
yang lalu, saya pernah menonton acara di televisi tentang para ahli strategi
pada saat perang dunia ke-2, antara pihak Jerman dan pihak sekutu. Dalam
tayangan tersebut diceritakan bagaimana para jenderal-jenderal terbaik dari
kedua belah pihak melakukan manuver-manuver perang yang luar biasa, sehingga
dengan pasukan yang sedikit mereka bahkan dapat mengalahkan pasukan musuh yang
berlipat-lipat banyaknya. Ketika saya terkagum-kagum melihat kehebatan para
jenderal tersebut, saya diingatkan Tuhan bahwa ada lagi Ahli Strategi yang
paling hebat, Dia adalah Jenderal di atas segala Jenderal, yaitu Tuhan kita
sendiri.
Apa buktinya?
Hari ini kita akan membaca bagian Alkitab yang menceritakan tentang bagaimana
Tuhan berperan sebagai ahli strategi yang luar biasa bagi Daud. Saat itu, Daud
baru saja diurapi menjadi raja Israel.
Mendengar hal itu, bangsa Filistin tidak suka dengan hal tersebut sehingga
memutuskan untuk maju menangkap Daud. Alkitab menggunakan kata-kata “majulah
semua orang Filistin” untuk menggambarkan bahwa pada saat itu orang Filistin
mengerahkan seluruh tentara dan pasukannya untuk mengepungdan menangkap Daud
(ay. 17a). Apa yang Daud lakukan? Daud yang baru diangkat menjadi raja Israel,
dengan segala kekuasaan dan kewenangan yang dimilikinya, bisa saja terpancing
untuk mengerahkan seluruh rakyat Israel untuk melawan mereka (Secara
perhitungan matematis, jumlah rakyat Israel jauh lebih besar daripada jumlah
rakyat Filistin). Akan tetapi Alkitab mengatakan bahwa Daud pergi ke kubu
pertahanan. Ia mengambil posisi bertahan di kubu pertahanan di Yerusalem (ay.
17b).
Jika mengacu pada
strategi perang, hal ini merupakan hal yang bisa dibilang salah. Yerusalem
memang berada di bukit, dengan lembah pada sisi-sisinya, sehingga orang yang
bertahan di Yerusalem dapat bertahan dengan baik. Akan tetapi orang Filistin
mengerahkan seluruh pasukannya dan memencar di lembah Refaim (ay. 18), mencoba
untuk mengepung Daud dan mencegah Daud mengumpulkan bala bantuan dari suku-suku
Israel lainnya. Saat itu, Daud dalam keadaan terkepung. Ia baru saja diangkat
menjadi raja. Ia bisa saja meminta nasehat kepada para penasehat-penasehat yang
dimilikinya. Akan tetapi Daud lebih memilih untuk bertanya kepada Penasehat di
atas segala Penasehat, yaitu Tuhan yang hidup (ay. 19). Pertanyaan Daud
sederhana saja, “Apakah aku harus maju melawan orang Filistin? Apakah Tuhan
akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganku?” (ay. 19a). Pertanyaan
yang sederhana bukan? Dalam bahasa sehari-hari mungkin pertanyaan Daud berbunyi
seperti ini: “Tuhan, aku maju apa enggak nih? Kalau maju, aku akan menang apa
enggak nih?”.
Saat itu,
walaupun sangat mungkin pasukan Daud tidak sebanding dengan pasukan orang
Filistin, Tuhan meminta Daud untuk maju karena Tuhan akan menyerahkan orang
Filistin ke dalam tangan Tuhan (ay. 19b). Daud sih taat-taat saja, karena Tuhan
sudah memerintahkannya untuk maju, maka Daud maju dan menyerang mereka di
daerah yang nanti dinamakan Baal-Perasim, yang dapat berarti “Tuhan telah
menerobos musuhku di depanku seperti air menerobos” (ay. 20). Tuhan memberikan
kemenangan bagi Daud pada saat itu, dengan strategi yang mungkin tidak pernah
diduga oleh orang Filistin sebelumnya (ay. 21).
Akan tetapi orang
Filistin tidak mau kalah, mereka kembali berencana untuk menyerang. Mereka maju
sekali lagi dan bersiap-siap di lembah Refaim (ay. 22). Orang Filistin tentu
sudah mengantisipasi apabila Daud menyerang seperti dulu lagi. Tentunya orang
yang sudah pernah menang perang dengan strategi yang luar biasa jitu, biasanya
akan melakukan strategi yang sama pada kesempatan kedua. Bisa saja karena
terlena akan kemenangan pertamanya, Daud kemudian langsung maju menyerang orang
Filistin tanpa bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu. Akan tetapi Daud ternyata
kembali bertanya kepada Tuhan, apakah ia harus maju menyerang secara frontal
atau tidak. Tapi kali ini ternyata Tuhan ingin Daud menggunakan strategi yang
berbeda, yaitu membuat gerakan lingkaran dan menyerang dari belakang, dari arah
pohon-pohon kertau (ay. 23), dan bagaimana cara Daud mengetahui bahwa sudah
saatnya menyerang? Tuhan akan memberikan isyarat berupa bunyi langkah di puncak
pohon-pohon kertau tersebut, dan pada saat itulah Daud menyerang dengan cepat
untuk menyerang orang Filistin (ay. 24).
Daud pun berbuat
demikian sesuai dengan apa yang difirmankan Tuhan kepadanya. Dan apa hasilnya?
Dalam dua kondisi yang hampir sama, dengan kekuatan yang hampir sama, dengan
waktu yang berselisih tidak terlalu jauh, Tuhan memberikan taktik yang berbeda
kepada Daud sehingga Daud dapat menang (ay. 25), padahal posisinya adalah
posisi bertahan. Daud bahkan dapat memukul mundur orang Filistin dari Geba
(yang merupakan daerah orang Israel) hingga ke dekat Gezer (yang merupakan
batas timur daerah orang Filistin). Daud mampu menghalau bangsa Filistin yang
selama ini menjajah bangsa Israel, dan memukul mundur hingga ke perbatasan yang
seharusnya.
Jika kita
melihat, hal ini dapat terjadi karena Daud mengandalkan Tuhan dan bertanya
kepada Tuhan sebelum melakukan segala sesuatu. Padahal mungkin sebagai raja, ia
memiliki banyak penasehat dan juga banyak panglima perang. Jangan lupa juga
bahwa Daud sendiri juga sudah memiliki banyak pengalaman berperang yang tidak
kalah hebatnya. Akan tetapi Daud tunduk kepada strategi dari Tuhan, karena ia
tahu, bahwa strategi dari Tuhan tidak ada bandingannya, bahkan dibandingkan
dengan segala pengalaman Daud sebagai pemimpin pasukan Israel. Hal tersebut
juga berlaku bagi kita, sudahkah kita memposisikan Tuhan sebagaimana
seharusnya? Ketika kita dalam pergumulan atau permasalahan, sudahkah kita
bertanya kepada Tuhan bagaimana jalan keluarnya? Atau kita justru mengandalkan
segala pengalaman kita, segala ilmu dan kepintaran kita untuk mencari jalan
keluar versi kita sendiri? Memang kadang-kadang ilmu dan segala kepintaran
serta pengalaman kita dapat membuat kita mampu menganalisa masalah yang kita
hadapi. Tetapi jangan lupa bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang sungguh luar
biasa, Ia adalah ahli strategi paling hebat dalam kehidupan kita. Sudah saatnya
kita harus senantiasa bertanya kepadaNya tentang apa yang harus lakukan, jika
kita ingin kehidupan kita berkemenangan. Firman Tuhan berkata, “Akuilah Dia [Tuhan] dalam segala lakumu, maka Ia [Tuhan] akan meluruskan
jalanmu” (Ams 3:6). Sudahkah kita melakukannya?
Bacaan Alkitab: 2 Samuel 5:17-25
5:17 Ketika
didengar orang Filistin, bahwa Daud telah diurapi menjadi raja atas Israel,
maka majulah semua orang Filistin untuk menangkap Daud. Tetapi Daud mendengar
hal itu, lalu ia pergi ke kubu pertahanan.
5:18 Ketika orang
Filistin itu datang dan memencar di lembah Refaim,
5:19 bertanyalah
Daud kepada TUHAN: "Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan
Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?" TUHAN menjawab Daud:
"Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam
tanganmu."
5:20 Lalu
datanglah Daud di Baal-Perasim dan memukul mereka kalah di sana. Berkatalah ia:
"TUHAN telah menerobos musuhku di depanku seperti air menerobos."
Sebab itu orang menamakan tempat itu Baal-Perasim.
5:21 Orang
Filistin itu meninggalkan berhalanya di sana, lalu Daud dan orang-orangnya
mengangkatnya.
5:22 Ketika orang
Filistin maju sekali lagi dan memencar di lembah Refaim,
5:23 maka
bertanyalah Daud kepada TUHAN, dan Ia menjawab: "Janganlah maju, tetapi
buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang mereka, sehingga engkau dapat
menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau.
5:24 Dan bila
engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka
haruslah engkau bertindak cepat, sebab pada waktu itu TUHAN telah keluar
berperang di depanmu untuk memukul kalah tentara orang Filistin."
5:25 Dan Daud
berbuat demikian, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia memukul
kalah orang Filistin, mulai dari Geba sampai dekat Gezer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.