Senin, 30 Juli 2012

Tuhan, Ahli Strategi Paling Hebat


Sabtu, 28 Juli 2012
Bacaan Alkitab: 2 Samuel 5:17-25
Dan Daud berbuat demikian, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia memukul kalah orang Filistin, mulai dari Geba sampai dekat Gezer.” (2 Sam 5:25)


Tuhan, Ahli Strategi Paling Hebat


Beberapa waktu yang lalu, saya pernah menonton acara di televisi tentang para ahli strategi pada saat perang dunia ke-2, antara pihak Jerman dan pihak sekutu. Dalam tayangan tersebut diceritakan bagaimana para jenderal-jenderal terbaik dari kedua belah pihak melakukan manuver-manuver perang yang luar biasa, sehingga dengan pasukan yang sedikit mereka bahkan dapat mengalahkan pasukan musuh yang berlipat-lipat banyaknya. Ketika saya terkagum-kagum melihat kehebatan para jenderal tersebut, saya diingatkan Tuhan bahwa ada lagi Ahli Strategi yang paling hebat, Dia adalah Jenderal di atas segala Jenderal, yaitu Tuhan kita sendiri.

Apa buktinya? Hari ini kita akan membaca bagian Alkitab yang menceritakan tentang bagaimana Tuhan berperan sebagai ahli strategi yang luar biasa bagi Daud. Saat itu, Daud baru saja diurapi  menjadi raja Israel. Mendengar hal itu, bangsa Filistin tidak suka dengan hal tersebut sehingga memutuskan untuk maju menangkap Daud. Alkitab menggunakan kata-kata “majulah semua orang Filistin” untuk menggambarkan bahwa pada saat itu orang Filistin mengerahkan seluruh tentara dan pasukannya untuk mengepungdan menangkap Daud (ay. 17a). Apa yang Daud lakukan? Daud yang baru diangkat menjadi raja Israel, dengan segala kekuasaan dan kewenangan yang dimilikinya, bisa saja terpancing untuk mengerahkan seluruh rakyat Israel untuk melawan mereka (Secara perhitungan matematis, jumlah rakyat Israel jauh lebih besar daripada jumlah rakyat Filistin). Akan tetapi Alkitab mengatakan bahwa Daud pergi ke kubu pertahanan. Ia mengambil posisi bertahan di kubu pertahanan di Yerusalem (ay. 17b).

Jika mengacu pada strategi perang, hal ini merupakan hal yang bisa dibilang salah. Yerusalem memang berada di bukit, dengan lembah pada sisi-sisinya, sehingga orang yang bertahan di Yerusalem dapat bertahan dengan baik. Akan tetapi orang Filistin mengerahkan seluruh pasukannya dan memencar di lembah Refaim (ay. 18), mencoba untuk mengepung Daud dan mencegah Daud mengumpulkan bala bantuan dari suku-suku Israel lainnya. Saat itu, Daud dalam keadaan terkepung. Ia baru saja diangkat menjadi raja. Ia bisa saja meminta nasehat kepada para penasehat-penasehat yang dimilikinya. Akan tetapi Daud lebih memilih untuk bertanya kepada Penasehat di atas segala Penasehat, yaitu Tuhan yang hidup (ay. 19). Pertanyaan Daud sederhana saja, “Apakah aku harus maju melawan orang Filistin? Apakah Tuhan akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganku?” (ay. 19a). Pertanyaan yang sederhana bukan? Dalam bahasa sehari-hari mungkin pertanyaan Daud berbunyi seperti ini: “Tuhan, aku maju apa enggak nih? Kalau maju, aku akan menang apa enggak nih?”.

Saat itu, walaupun sangat mungkin pasukan Daud tidak sebanding dengan pasukan orang Filistin, Tuhan meminta Daud untuk maju karena Tuhan akan menyerahkan orang Filistin ke dalam tangan Tuhan (ay. 19b). Daud sih taat-taat saja, karena Tuhan sudah memerintahkannya untuk maju, maka Daud maju dan menyerang mereka di daerah yang nanti dinamakan Baal-Perasim, yang dapat berarti “Tuhan telah menerobos musuhku di depanku seperti air menerobos” (ay. 20). Tuhan memberikan kemenangan bagi Daud pada saat itu, dengan strategi yang mungkin tidak pernah diduga oleh orang Filistin sebelumnya (ay. 21).

Akan tetapi orang Filistin tidak mau kalah, mereka kembali berencana untuk menyerang. Mereka maju sekali lagi dan bersiap-siap di lembah Refaim (ay. 22). Orang Filistin tentu sudah mengantisipasi apabila Daud menyerang seperti dulu lagi. Tentunya orang yang sudah pernah menang perang dengan strategi yang luar biasa jitu, biasanya akan melakukan strategi yang sama pada kesempatan kedua. Bisa saja karena terlena akan kemenangan pertamanya, Daud kemudian langsung maju menyerang orang Filistin tanpa bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu. Akan tetapi Daud ternyata kembali bertanya kepada Tuhan, apakah ia harus maju menyerang secara frontal atau tidak. Tapi kali ini ternyata Tuhan ingin Daud menggunakan strategi yang berbeda, yaitu membuat gerakan lingkaran dan menyerang dari belakang, dari arah pohon-pohon kertau (ay. 23), dan bagaimana cara Daud mengetahui bahwa sudah saatnya menyerang? Tuhan akan memberikan isyarat berupa bunyi langkah di puncak pohon-pohon kertau tersebut, dan pada saat itulah Daud menyerang dengan cepat untuk menyerang orang Filistin (ay. 24).

Daud pun berbuat demikian sesuai dengan apa yang difirmankan Tuhan kepadanya. Dan apa hasilnya? Dalam dua kondisi yang hampir sama, dengan kekuatan yang hampir sama, dengan waktu yang berselisih tidak terlalu jauh, Tuhan memberikan taktik yang berbeda kepada Daud sehingga Daud dapat menang (ay. 25), padahal posisinya adalah posisi bertahan. Daud bahkan dapat memukul mundur orang Filistin dari Geba (yang merupakan daerah orang Israel) hingga ke dekat Gezer (yang merupakan batas timur daerah orang Filistin). Daud mampu menghalau bangsa Filistin yang selama ini menjajah bangsa Israel, dan memukul mundur hingga ke perbatasan yang seharusnya.

Jika kita melihat, hal ini dapat terjadi karena Daud mengandalkan Tuhan dan bertanya kepada Tuhan sebelum melakukan segala sesuatu. Padahal mungkin sebagai raja, ia memiliki banyak penasehat dan juga banyak panglima perang. Jangan lupa juga bahwa Daud sendiri juga sudah memiliki banyak pengalaman berperang yang tidak kalah hebatnya. Akan tetapi Daud tunduk kepada strategi dari Tuhan, karena ia tahu, bahwa strategi dari Tuhan tidak ada bandingannya, bahkan dibandingkan dengan segala pengalaman Daud sebagai pemimpin pasukan Israel. Hal tersebut juga berlaku bagi kita, sudahkah kita memposisikan Tuhan sebagaimana seharusnya? Ketika kita dalam pergumulan atau permasalahan, sudahkah kita bertanya kepada Tuhan bagaimana jalan keluarnya? Atau kita justru mengandalkan segala pengalaman kita, segala ilmu dan kepintaran kita untuk mencari jalan keluar versi kita sendiri? Memang kadang-kadang ilmu dan segala kepintaran serta pengalaman kita dapat membuat kita mampu menganalisa masalah yang kita hadapi. Tetapi jangan lupa bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang sungguh luar biasa, Ia adalah ahli strategi paling hebat dalam kehidupan kita. Sudah saatnya kita harus senantiasa bertanya kepadaNya tentang apa yang harus lakukan, jika kita ingin kehidupan kita berkemenangan. Firman Tuhan berkata, “Akuilah Dia [Tuhan] dalam segala lakumu, maka Ia [Tuhan] akan meluruskan jalanmu” (Ams 3:6). Sudahkah kita melakukannya?


Bacaan Alkitab: 2 Samuel 5:17-25
5:17 Ketika didengar orang Filistin, bahwa Daud telah diurapi menjadi raja atas Israel, maka majulah semua orang Filistin untuk menangkap Daud. Tetapi Daud mendengar hal itu, lalu ia pergi ke kubu pertahanan.
5:18 Ketika orang Filistin itu datang dan memencar di lembah Refaim,
5:19 bertanyalah Daud kepada TUHAN: "Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?" TUHAN menjawab Daud: "Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu."
5:20 Lalu datanglah Daud di Baal-Perasim dan memukul mereka kalah di sana. Berkatalah ia: "TUHAN telah menerobos musuhku di depanku seperti air menerobos." Sebab itu orang menamakan tempat itu Baal-Perasim.
5:21 Orang Filistin itu meninggalkan berhalanya di sana, lalu Daud dan orang-orangnya mengangkatnya.
5:22 Ketika orang Filistin maju sekali lagi dan memencar di lembah Refaim,
5:23 maka bertanyalah Daud kepada TUHAN, dan Ia menjawab: "Janganlah maju, tetapi buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau.
5:24 Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau bertindak cepat, sebab pada waktu itu TUHAN telah keluar berperang di depanmu untuk memukul kalah tentara orang Filistin."
5:25 Dan Daud berbuat demikian, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia memukul kalah orang Filistin, mulai dari Geba sampai dekat Gezer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.