Jumat, 11 Januari 2013
Bacaan Alkitab: Daniel 3:13-18
“Jika Allah kami yang kami puja sanggup
melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala
itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah
tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak
akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” (Dan 3:17-18)
Andaikan Tuhan
Tidak Menolong Pun, Kami Akan Tetap Percaya kepada Tuhan
Bayangkan jika kita dihadapkan pada situasi
seperti apa yang dialami Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka bertiga
dihadapkan pada raja Nebukadnezar karena mereka tidak mau menyembah patung yang
didirikan raja Nebukadnezar. Dalam marah dan geramnya, Nebukadnezar
memerintahkan ketiga orang tersebut untuk menghadap dirinya (ay. 13). Perlu
diketahui bahwa pada saat itu posisi Sadrakh, Mesakh, dan Abednego sudah
tinggi, yaitu sebagai penguasa pemerintahan wilayah Babel (Dan 2:49). Akan tetapi
mereka tetap takut kepada Allah dan tidak mau menyembah patung tersebut.
Nebukadnear bertanya kepada mereka bertiga,
mengapa mereka tidak mau sujud menyembah kepada patung emas yang didirikan raja
Nebukadnezar (ay. 14). Dalam pembicaraan itu pun raja Nebukadnezar menawarkan
kesempatan sekali lagi bagi Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Dalam bahasa
sehari-hari mungkin raja berkata, “Ayolah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, kalian
cukup sujud saja kok, tidak perlu macam-macam, yang penting orang banyak bisa melihat
kalian tunduk terhadap perintahku. Setelah itu kamu pasti akan kuberi harta dan
posisi yang bagus bagimu” (ay. 15a). Raja Nebukadnezar pun mungkin sudah
membujuk ketiga orang tersebut agar mau menyembah patung itu, dan ketika mereka
tetap bersikukuh tidak mau menyembah, maka raja pun mengancam akan menghukum
mereka dengan mencampakkan ke perapian yang menyala-nyala (ay. 15b).
Nebukadnezar merupakan raja Babel, dimana
pada saat itu bangsa Babel menyembah banyak dewa, terlebih karena bangsa Babel
saat itu merupakan bangsa yang besar, yang telah mengalahkan banyak
bangsa-bangsa lain, sehingga bangsa Babel mungkin saja mengenal banyak
dewa-dewa, baik dari kebudayaan asli mereka sendiri, maupun dari bangsa-bangsa
yang mereka jajah. Itulah mengapa Nebukadnezar sampai berkata, “Dewa manakah
yang dapat melepaskan umatNya dari perapian yang menyala-nyala tersebut?” (ay.
15c).
Itu adalah pikiran logis seorang manusia,
apalagi seorang raja yang berkuasa. Akan tetapi Sadrakh, Mesakh dan Abednego
punya pandangan yang berbeda. Mereka bertiga tahu bahwa mereka tidak akan
mungkin menang berdebat kepada raja (ay. 16). Akan tetapi di balik itu semua
mereka bertiga pun tahu bahwa Allah mereka yang mereka sembah adalah Allah yang
berbeda dengan dewa-dewa lain. Mereka tahu bahwa Allah mereka adalah Allah yang
berkuasa, yang tidak ada bandingannya dengan allah manapun di dunia ini.
Perhatikan jawaban Sadrakh, Mesakh dan Abednego: “Jika Allah kami yang kami
puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang
menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja” (ay. 17). Mereka percaya
Allah sanggup melepaskan mereka dari perapian yang menyala itu, tetapi semuanya
kembali lagi kepada kehendak Allah. Jika Allah mau, maka apa yang diinginkan
Allah pasti terlaksana. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil (Yer 32:17 &
27).
Namun perhatikan kembali ayat selanjutnya: “Tetapi
seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan
memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan
itu” (ay. 17). Ini adalah sikap yang luar biasa dari Sadrakh, Mesakh, dan
Abednego. Mereka tidak memaksakan kehendak mereka akan tetapi berserah kepada
kehendak Allah. Jika Allah mau melepaskan, mereka pasti akan selamat. Jika
tidak pun, mereka akan tetap beribadah kepada Allah dan menjaga kekudusan
mereka dengan tidak menyembah patung yang ada. Inilah tingkatan doa atau
permintaan yang tertinggi, yaitu membiarkan kehendak Allah yang terjadi dan
tidak memaksakan kehendak kita. Pada intinya, apa yang dilakukan Sadrakh,
Mesakh, dan Abednego hampir mirip dengan doa Yesus di taman Getsemani (Mat
26:39).
Jika kita mau jujur, berapa kali kita berdoa
dengan memaksakan kehendak kita? Berapa kali kita memaksa: “Tuhan, jawab doa
kami”. Bagaimana jika ternyata Tuhan tidak menjawab doa kita? Ingat bahwa
Sadrakh, Mesakh dan Abednego pastilah ingin agar Allah mereka melepaskan mereka.
Mereka adalah orang-orang yang luar biasa, yang sangat taat kepada Tuhan
walaupun risikonya adalah kehilangan nyawa mereka. Apakah ketika mereka tidak
ditolong Tuhan maka Tuhan itu tidak berkuasa? Tidak, Tuhan tetap adalah Tuhan
yang berkuasa apapun nanti jawaban Tuhan atas permintaan mereka. Sadrakh,
Mesakh, dan Abednego tahu akan hal itu, dan mereka percaya sepenuhnya kedalam
tangan Tuhan, sekalipun doa mereka tidak dijawab Tuhan pun. Sudahkah kita juga
memiliki pola pikir seperti ini? Biarlah kehendakMu yang jadi Tuhan, dan jangan
kehendak kami.
Bacaan Alkitab: Daniel 3:13-18
3:13 Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan
dalam marahnya dan geramnya untuk membawa Sadrakh, Mesakh dan Abednego
menghadap. Setelah orang-orang itu dibawa menghadap raja,
3:14 berkatalah Nebukadnezar kepada mereka:
"Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja
dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?
3:15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu
mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan
berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu!
Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke
dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu
dari dalam tanganku?"
3:16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego
menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada
tuanku dalam hal ini.
3:17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup
melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala
itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
3:18 tetapi seandainya tidak, hendaklah
tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak
akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.