Jumat, 18 Januari 2013
Bacaan Alkitab: Amsal 31:10-13
“Isteri yang cakap siapakah akan
mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.” (Ams 31:10)
Isteri yang Cakap
Lebih Berharga dari Permata
Suatu hari, saya memperhatikan isteri saya
ketika mencuci pakaian. Biasanya ketika saya mencuci, saya akan menggunakan
pewangi dan pelembut pakaian sekali bilas (yang sekaligus menghilangkan busa
deterjen) dengan cara memasukkan pakaian yang telah dicuci ke dalam ember atau
bak, menuang air dan pelembut pakaian tersebut kemudian merendamnya beberapa
saat, baru kemudian diperas dan dijemur. Selama ini saya pikir metode itu sudah
benar karena sudah sesuai dengan petunjuk pada kemasan pelembut pakaian
tersebut. Akan tetapi isteri saya punya cara
lain yang lebih hemat, dengan tingkat kewangian pakaian yang hampir sama.
Bedanya jika sekali mencuci saya bisa menghabiskan satu sachet pelembut pakaian
tersebut, isteri saya bisa menggunakan satu sachet tersebut untuk dua hingga
empat kali mencuci.
Saya tidak membanggakan isteri saya, tetapi saya
ingin menunjukkan bahwa wanita pada hakekatnya diciptakan berbeda dengan pria.
Wanita diposisikan Tuhan sebagai penolong pria yang saling melengkapi (Kej
2:18). Sebagai penolong, wanita sebenarnya lebih tangguh dari pria, karena
tidak mungkin si penolong lebih lemah daripada yang ditolong bukan? Wanita
memang berbeda dari pria, tetapi dalam perbedaan itulah wanita dan pria saling
melengkapi. Bahkan kitab Amsal yang penuh dengan hikmat dan kebijaksanaan justru
menempatkan Amsal tentang wanita (tentang isteri yang cakap) di bagian
akhirnya. Hal inilah yang akan kita coba renungkan pada kesempatan hari ini.
Amsal 31 bagian kedua dimulai dengan suatu
pertanyaan: “Isteri yang cakap siapakah yang akan mendapatkannya?” (ay. 10a). Perhatikan
kata “cakap” dalam ayat ini. Apa itu isteri yang cakap? Sesungguhnya penulis
Amsal ini mencoba menjelaskan definisi cakap di ayat-ayat selanjutnya. Karena
terlalu panjang, saya hanya mencoba melihat definisi cakap ini dari tiga ayat
selanjutnya.
Pertama, ia memiliki sifat yang dapat
dipercaya (ay. 11a). Inti dari suatu pernikahan adalah perjanjian dan
kepercayaan. Bagaimana suatu rumah
tangga dapat dibangun dengan baik jika tidak ada kepercayaan di antara suami
dan isteri? Kepercayaan itu perlu ada dan harus dibangun setiap hari, dan
jangan sampai disalahgunakan juga, karena hal tersebut dapat menghancurkan
rumah tangga.
Kedua, ia membuat suaminya tidak kekurangan
keuntungan (ay. 11b). Dalam bahasa sederhananya, seorang isteri yang cakap
harus bisa hemat. Hemat di sini tidak selalu sama dengan pelit. Tetapi seorang
isteri yang baik harus juga mampu mengelola keuangan keluarga, sehingga
pengeluaran tidak melebihi pendapatan.
Ketiga, ia berbuat baik dan tidak berbuat
jahat (ay. 12). Ini berbicara tentang ketulusan hati. Seorang isteri yang cakap
tidak akan pernah merencanakan hal yang jahat kepada suami (keluarganya) serta
kepada orang lain sekalipun. Ia memiliki karakter yang sempurna dengan hati
yang sempurna pula. Inilah yang seharusnya dilihat pertama kali oleh seorang
pria, bukan kecantikannya, bukan fisiknya, tetapi lebih kepada hatinya.
Keempat, ia senang bekerja dengan tangannya
(ay. 13). Wanita pada zaman tersebut bukanlah wanita karir yang harus bekerja
di kantor, tetapi wanita tersebut harus dapat bekerja dari rumah, melakukan apa
saja yang dapat dilakukannya. Isteri yang cakap haruslah orang yang ringan
tangan, dalam artian harus mau melakukan apa saja yang dapat dilakukan olehnya,
bahkan untuk bekerja menghasilkan sesuatu.
Empat hal di atas merupakan ciri isteri yang
cakap. Bagi para pria yang sudah menikah, apapun keadaan isteri kita, entah
sudah cakap atau belum, kita pun harus tetap mengasihinya (Ef 5:25, Kol 3:19).
Bagi para pria yang belum menikah, saatnya melihat apakah calon isteri kita sudah
memiliki syarat sebagai isteri yang cakap, minimal memiliki potensi sebagai
isteri yang cakap sebagai pendamping hidup kita? Bagi para wanita, entah sudah
menikah atau belum pun, saat ini adalah saat kita instropeksi diri kita, apakah
kita sudah memiliki karakter sebagai isteri yang cakap? Jika belum, tidak ada
salahnya kita mencoba melakukan apa yang terbaik yang dapat kita lakukan, toh
ini pun sesuai dengan Firman Tuhan dan tidak ada ruginya bagi kita bukan? Bagi
pria, carilah isteri yang cakap, bagi wanita, jadilah isteri yang cakap, karena
isteri yang cakap jauh lebih berharga daripada permata (ay. 10b).
Bacaan Alkitab: Amsal 31:10-13
31:10 Isteri yang cakap siapakah akan
mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.
31:11 Hati suaminya percaya kepadanya,
suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.
31:12 Ia berbuat baik kepada suaminya dan
tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
31:13 Ia mencari bulu domba dan rami, dan
senang bekerja dengan tangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.