Kamis, 17 Januari 2013

Isteri yang Cakap Lebih Berharga dari Permata



Jumat, 18 Januari 2013
Bacaan Alkitab: Amsal 31:10-13
Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.” (Ams 31:10)


Isteri yang Cakap Lebih Berharga dari Permata


Suatu hari, saya memperhatikan isteri saya ketika mencuci pakaian. Biasanya ketika saya mencuci, saya akan menggunakan pewangi dan pelembut pakaian sekali bilas (yang sekaligus menghilangkan busa deterjen) dengan cara memasukkan pakaian yang telah dicuci ke dalam ember atau bak, menuang air dan pelembut pakaian tersebut kemudian merendamnya beberapa saat, baru kemudian diperas dan dijemur. Selama ini saya pikir metode itu sudah benar karena sudah sesuai dengan petunjuk pada kemasan pelembut pakaian tersebut. Akan  tetapi isteri saya punya cara lain yang lebih hemat, dengan tingkat kewangian pakaian yang hampir sama. Bedanya jika sekali mencuci saya bisa menghabiskan satu sachet pelembut pakaian tersebut, isteri saya bisa menggunakan satu sachet tersebut untuk dua hingga empat kali mencuci.

Saya tidak membanggakan isteri saya, tetapi saya ingin menunjukkan bahwa wanita pada hakekatnya diciptakan berbeda dengan pria. Wanita diposisikan Tuhan sebagai penolong pria yang saling melengkapi (Kej 2:18). Sebagai penolong, wanita sebenarnya lebih tangguh dari pria, karena tidak mungkin si penolong lebih lemah daripada yang ditolong bukan? Wanita memang berbeda dari pria, tetapi dalam perbedaan itulah wanita dan pria saling melengkapi. Bahkan kitab Amsal yang penuh dengan hikmat dan kebijaksanaan justru menempatkan Amsal tentang wanita (tentang isteri yang cakap) di bagian akhirnya. Hal inilah yang akan kita coba renungkan pada kesempatan hari ini.

Amsal 31 bagian kedua dimulai dengan suatu pertanyaan: “Isteri yang cakap siapakah yang akan mendapatkannya?” (ay. 10a). Perhatikan kata “cakap” dalam ayat ini. Apa itu isteri yang cakap? Sesungguhnya penulis Amsal ini mencoba menjelaskan definisi cakap di ayat-ayat selanjutnya. Karena terlalu panjang, saya hanya mencoba melihat definisi cakap ini dari tiga ayat selanjutnya.

Pertama, ia memiliki sifat yang dapat dipercaya (ay. 11a). Inti dari suatu pernikahan adalah perjanjian dan kepercayaan. Bagaimana  suatu rumah tangga dapat dibangun dengan baik jika tidak ada kepercayaan di antara suami dan isteri? Kepercayaan itu perlu ada dan harus dibangun setiap hari, dan jangan sampai disalahgunakan juga, karena hal tersebut dapat menghancurkan rumah tangga.

Kedua, ia membuat suaminya tidak kekurangan keuntungan (ay. 11b). Dalam bahasa sederhananya, seorang isteri yang cakap harus bisa hemat. Hemat di sini tidak selalu sama dengan pelit. Tetapi seorang isteri yang baik harus juga mampu mengelola keuangan keluarga, sehingga pengeluaran tidak melebihi pendapatan.

Ketiga, ia berbuat baik dan tidak berbuat jahat (ay. 12). Ini berbicara tentang ketulusan hati. Seorang isteri yang cakap tidak akan pernah merencanakan hal yang jahat kepada suami (keluarganya) serta kepada orang lain sekalipun. Ia memiliki karakter yang sempurna dengan hati yang sempurna pula. Inilah yang seharusnya dilihat pertama kali oleh seorang pria, bukan kecantikannya, bukan fisiknya, tetapi lebih kepada hatinya.

Keempat, ia senang bekerja dengan tangannya (ay. 13). Wanita pada zaman tersebut bukanlah wanita karir yang harus bekerja di kantor, tetapi wanita tersebut harus dapat bekerja dari rumah, melakukan apa saja yang dapat dilakukannya. Isteri yang cakap haruslah orang yang ringan tangan, dalam artian harus mau melakukan apa saja yang dapat dilakukan olehnya, bahkan untuk bekerja menghasilkan sesuatu.

Empat hal di atas merupakan ciri isteri yang cakap. Bagi para pria yang sudah menikah, apapun keadaan isteri kita, entah sudah cakap atau belum, kita pun harus tetap mengasihinya (Ef 5:25, Kol 3:19). Bagi para pria yang belum menikah, saatnya melihat apakah calon isteri kita sudah memiliki syarat sebagai isteri yang cakap, minimal memiliki potensi sebagai isteri yang cakap sebagai pendamping hidup kita? Bagi para wanita, entah sudah menikah atau belum pun, saat ini adalah saat kita instropeksi diri kita, apakah kita sudah memiliki karakter sebagai isteri yang cakap? Jika belum, tidak ada salahnya kita mencoba melakukan apa yang terbaik yang dapat kita lakukan, toh ini pun sesuai dengan Firman Tuhan dan tidak ada ruginya bagi kita bukan? Bagi pria, carilah isteri yang cakap, bagi wanita, jadilah isteri yang cakap, karena isteri yang cakap jauh lebih berharga daripada permata (ay. 10b).


Bacaan Alkitab: Amsal 31:10-13
31:10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.
31:11 Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.
31:12 Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
31:13 Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.